Menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya,membuat seorang gadis bernama Renata harus kehilangan kesuciannya.
Seseorang sudah menjebaknya dan akibat ulah seseorang yang tidak bertanggung jawab,dia harus menjalani hidupnya,hidup yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naya siswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Renata duduk di kursinya,sebagian siswa sudah hadir bersama orang tuanya masing-masing.Renata datang tanpa pendamping,seperti tahun-tahun biasanya jika dia mengambil raport setiap semester.Tidak ada orang tua atau wali yang datang mendampinginya.
" Renata,orang tua kamu tidak datang?" tanya Seorang guru.
" Tidak buk,saya hanya seorang anak yang dibesarkan di panti asuhan.Saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi" jawab Renata sambil tersenyum.
Dari kejauhan Delon,kedua orang tuanya juga beberapa orang penting datang memasuki gedung aula.Hari ini adalah hari kelulusan sekaligus perpisahan.Para tamu penting yang sengaja diundang pun sudah datang.
Acara pun dimulai,sambutan demi sambutan pun berlangsung.Kini tibalah acara ini,pengumuman kelulusan dan juga siapa yang meraih nilai tertinggi.
" Baiklah para hadirin sekalian,kini kita umumkan siapa-siapa saja yang lulus dan mendapatkan nilai tertinggi" kata MC dengan lantang.
Semua terdiam dan aula pun hening seketika.
" Nilai tertinggi diraih oleeeeehhh...." MC menjeda kata-katanya,membuat semua penasaran.
" Nilai tertinggi nomor tiga diraih oleh Dea Kirana.Kepada Dea silahkan naik bersama orang tuanya" kata MC.
Tepuk tangan pun mengiringi langkah Dea beserta kedua orang tuanya.
" Nilai tertinggi nomor dua,diraih oleh Sheira Putri Wirya" seru MC lagi.
Sera beserta kedua orang tuanya naik ke panggung.
" Dan yang terakhir,Nilai tertinggi dan nilai ini juga menjadi juara umum di seluruh SMA sekota ini.Nilai tertinggi tahun ini,diraih oleh....Renataaaa" seru MC.
Tepuk tangan pun terdengar,Renata berjalan sendiri menuju ke atas panggung.
" Orang tuamu tidak datang Nak?" tanya kepala sekolah.
" Saya yatim piatu pak,saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi" jawab Renata seraya tersenyum.
Semua merasa iba mendengar jawaban Renata.Delon ingin maju sebagai wali,tapi hasil belajar dan nilai yang didapat oleh Renata akan hangus.
" Ibu di sini Nak" kata Seseorang dari arah pintu masuk.
Semua yang hadir menoleh kearah suara,Bu Gracia melangkahkan kakinya dengan santai menuju ke panggung.
" Ibu datang?" tanya Renata.
" Tentu saja ibu datang,ini hari terpenting dalam hidup kamu dan ibu tidak mungkin melewatkannya" jawab Bu Gracia.Renata pun memeluk Bu Gracia,sebagian yang hadir ikut terharu dan meneteskan air mata menyaksikan adegan di hadapan mereka.
" Anda siapanya Renata?" tanya Papa Delon yang ada di atas panggung itu.
" Saya Walinya,Tuan" jawab Bu Gracia sopan.
Penyerahan piagam penghargaan dan sedikit bingkisan pun diberikan pada siswa berprestasi yang mengharumkan nama sekolah.Papa Delon sebagai pemilik sekolah menyerahkan langsung hadiah pada ketiga siswa kebanggaan sekolah itu.
" Selamat ya,terima kasih sudah mengharumkan nama sekolah kita" ucap Papa Delon lalu mengulurkan tangannya dan Renata menyambut uluran tangan itu.
Grep...
Tiba-tiba papa Delon memeluk tubuh Renata,dan membisikkan sesuatu yang membuat Renata terkejut," Papa bangga punya menantu hebat seperti kamu" bisiknya.
Renata memandang wajah Papa Delon,Papa Delon pun tersenyum melihat wajah syok Renata.Papa berbalik menghadap ke arah para tamu lalu merangkul bahu Renata.
Delon hanya melayangkan senyumnya pada Renata dari bangkunya.Papa Delon menggandeng tangan Renata turun dari panggung dan menyuruhnya duduk di samping Delon yang kursinya sengaja dikosongkan.
...****************...
Renata mencari Bu Gracia,akhirnya Renata menemukkannya di parkiran.
" Bu" panggil Renata.
Bu Gracia yang hendak masuk ke mobil pun menghentikan langkahnya.
" Hai,jangan lari,bahaya" kata Bu Gracia,Renata langsung berhenti dan memegang perutnya.
" Maafkan Ibu ya nak,ibu lupa kalo ada kamu di sini" ujar Renata.
Bu Gracia menghampiri Renata,takut kalo Renata akan berlari lagi.
" Ibu mau kemana?" tanya Renata.
" Ibu mau pulang nak" jawab Bu Gracia.
" Ibu mau pulang sebelum Renata ngucapin terima kasih" ujar Renata.
Bu Gracia membelai rambut Renata," Sudah mau jadi orang tua,gak boleh cengeng gitu ah" kata Bu Gracia sambil mencolek hidung Renata.
" Terimakasih,ibu sudah mau hadir.Ini untuk ibu" ucap Renata sambil menyerahkan piala,piagam penghargaan juga amplop coklat berisi uang yang dia dapat tadi.
" Kenapa kamu berikan uang ini pada ibu nak?" tanya Bu Gracia,kalo piagam dan piala sudah biasa Ia terima.
" Ibu lebih membutuhkan uang ini Bu,Renata ada Delon yang tiap harinya kasih uang" jawab Renata.
" Terima kasih nak" ucap Bu Gracia.
Bu Gracia memegang kedua bahu Renata," Jaga cucu ibu baik-baik,jika ada waktu ibu akan mengunjungimu.Ibu pulang ya" pamit Bu Gracia.
Bu Gracia masuk ke mobil yang sengaja direntalnya.Renata melambaikan tangannya saat mobil itu mulai bergerak perlahan meninggalkan area parkiran.
" Aku harus buru-buru ke panti.Pasti Bunda sudah menungguku" monolog Renata.
Renata menyetop taksi dan meminta supir taksi itu mengantarkannya ke panti.Dia lupa kalo Delon masih ada di sekolah itu.
" Berhenti di depan Pak" pinta Renata pada supir taksi.
Setelah membayar argo taksi,Renata turun dari taksi dan masuk ke panti.
" Bunda...Bunda" panggil Renata.
" Bunda belum pulang kak" sahut seseorang dari belakang Renata.
" Baiklah,kakak akan menyusul Bunda" ujar Renata.
" Tidak perlu kak,sebentar lagi Bunda pasti pulang" cegah anak itu.
Panti terlihat sepi,tidak banyak aktifitas di dalamnya.Anak yang ada di panti itu hanya sedikit,tidak sebanyak saat Renata masih tinggal disana.Lagipula panti itu sudah tua,raga Bunda juga sudah tidak sanggup lagi untuk mengurus banyak anak.Bunda tidak punya cukup uang untuk membayar para pekerja.Lagipula panti asuhan mereka kalah oleh panti yang baru,panti yang tempat tinggalnya cukup bagus dan layak.
" Renata" panggil Bunda Asih.
" Bunda baru pulang?" tanya Renata.
" Iya,Bunda sekalian mampir ke pasar tadi" jawab Bunda Asih.
" Ayo masuk" ajak Bunda.
Renata mengikuti Bunda kearah dapur lalu duduk di kursi yang ada.
" Bunda sengaja memanggilmu,ada yang ingin Bunda bicarakan" Bunda memulai percakapan.
" Ada hal penting apa Bunda?" tanya Renata.
" Bunda berencana menjual panti ini dan uang hasil penjualannya akan Bunda belikan rumah yang lebih layak.Bunda sudah memutuskan untuk tidak menerima anak-anak lagi.Bunda sudah tua,Bunda sudah tidak kuat lagi" jawab Bunda.
" Lalu anak-anak yang ada bagaimana,Bunda?" tanya Renata.
" Ibu sudah menemukan rumah yang cukup besar dan harganya juga murah.Rumah itu bisa menampung Bunda juga anak-anak" jawab Bunda.
" Lagi pula anak-anak di sini tidak banyak,hanya sisa dua belas orang,dua diantaranya sudah lulus dan memilih untuk bekerja.Tiga orang anak sudah ada yang mau mengadopsi dan kemungkinan besok mereka akan di jemput.Beberapa orang memilih keluar dari sini,sama sepertimu.Jadi yang akan ikut Bunda hanya sekitar tiga atau empat orang saja" jelas Bunda.
" Baiklah Bunda,kalo memang itu sudah menjadi keputusan Bunda" ujar Renata.
Renata mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
" Ini untuk Bunda" kata Renata sambil menyodorkan sebuah amplop.
" Apa ini nak?" tanya Bunda.
" Renata ada sedikit uang,semoga saja ini bisa membantu Bunda" jawab Renata.
" Terima kasih ya nak,nanti Bunda kabari kamu lagi jika Bunda sudah pindah" ucap Bunda dan Renata pun mengangguk.
Renata membantu Bunda untuk menyiapkan menu masakan,Renata juga tidak lupa menceritakan tentang hubungannya dengan Delon dan juga tentang kehamilannya.
👏👏👏👏👏