Misteri Menantu Pengganti

Hampir seharian penuh Kiara  belum sadarkan diri.  Agam dengan setia tetap berada di sampingnya ditemani oleh Mama Sandra.  Agam tidak pernah lepas memegang tangan Kiara yang masih belum sadar.  sekali-kali Agam menempatkan tangan Kiara ke jantungnya dengan harapan Kiara bisa merasakan kalau dirinya selalu menemaninya.

 Mama Sandra merasa prihatin dengan putranya yang begitu menyayangi Kiara. Mama Sandra kemudian mendekati Agam dan memintanya untuk segera makan. Agam sejak menunggu Kiara belum kemasukan makanan apapun sehingga dirinya nampak begitu tidak terurus.

“Sayang…, Makanlah! Kamu harus ada kekuatan sehingga kamu bisa menjaga nak Kiara dengan baik,” bujuk mama Sandra kepada putranya.

Agam memang keras kepala, meskipun dibujuk oleh mamanya ternyata tidak berpengaruh sama sekali hingga akhirnya papanya turun tangan. Papanya yang mengurus semua kasusnya langsung datang kembali ke ruang perawatan Kiara begitu mendengar keluhan istrinya.

“Agam, ingat nak! Kalau kamu bertingkah seperti ini, Kiara begitu sadar akan  memarahi kamu! Karena kamu telah menyiksa telah menyiksa dirimu sendiri!” ucap papa Bagas.

“Iya pa. Aku akan makan kalau Kiara sudah sadar!” ucap Agam yang kembali mencium pipi Kiara. Dan gayungpun bersambut seolah-olah Kiara tahu akan isi hati Agam. Kiara pelan-pelan membuka namanya dan manggil-manggil nama Agam.

“Kakak…, kak Agam tolong Kiara?” ucapnya lirih hingga akhirnya Agam membisikan sesuatu ke telinganya.

“Sayang, Aku sudah ada di sini! Kamu tidak usah kuatir,  semua musuh sudah ditangani oleh Polisi,” ucapnya berbohong padahal Gary berhasil melarikan diri.

“Ma.., tolong panggilkan dokter!” teriak Papa Bagas kepada istrinya begitu tahu kalau menantunya telah sadar. Mama Sandra bergegas  menekan tombol panggilan darurat yang ada di ruangan. Dan tidak lama kemudian dokter beserta perawat datang di ruangan tersebut. Dokter pun memeriksa keadaan Kiara dibantu boleh perawat jaga.

“Alhamdulillah, Nyonya Kiara telah melewati masa kritisnya. Nyonya Kiara akan baik-baik saja!” ucap dokter tersebut menyakinkan Agam beserta orangtuanya. Kemudian dokter dan perawat izin meninggalkan ruangan tersebut.

Agam nampak gembira mendengar penjelasan yang diterimanya dari dokter tersebut. Agam tak henti-hentinya mengucap rasa syukur dan menciumi  pipi Kiara dengan lembut. Tiba-tiba mereka semua dikejutkan oleh suara perut Kiara yang keroncongan hingga Kiara nampak tersipu malu dibuatnya.

“Sayang kamu lapar ya?” tanya Agam kepada Kiara yang karena malu memegang perutnya dengan tangannya.

“Iya Kiara lapar karena sejak kemarin Kiara tidak makan!” ucap Kiara yang masih malu-malu di hadapan papa Bagas dan mama Sandra.

“Ini sayang mama bawakan makanan, sini aku suapin ya?” ucap mama Sandra yang langsung mendekati menantunya.

Agam membiarkan mama Sandra menyuapi menantunya. Agam tersenyum senang melihat pemandangan yang ada di depannya. Papa Bagas juga nampak senang melihatnya namun tiba-tiba papa Bagas langsung menyeret putranya untuk duduk di sofa dekat dengan dirinya.

“Ayo kamu harus makan juga, tadi janji katanya mau makan bersama Kiara!” ucap papanya kepada Agam namun Agam hanya nyengir saja sehingga membuat papa Bagas gemas.

“Ma itu kamu suapin juga putramu yang manja ini!” perintah papa Bagas kepada istrinya. Dan benar saja mama Sandra langsung menyuapi putranya bergantian dengan Kiara. Papa Bagas dengan diam-diam mengabadikan pemandangan tersebut kemudian mengunggahnya di grup keluarganya, hingga beberapa anggota keluarga comment membuli Agam.

“Ih..,  masa iya calon bapak masih suka disuapin? Tidak malu nich sama calon anak?” ucap salah satu saudara sepupu Aga yang tinggal di Amerika.

“Bodo…, yang terpenting nikmat!” balas Agam yang sudah mulai rileks dan tidak tegang lagi.

“Ha…, ha…, kayaknya manusia planet kita sudah mulai jinak nich ya?” ucap Dewi sepupu Agam yang memang suka jahilin Agam.

“Tentu dong…, karena manusia planet sudah ketemu pawangnya!” ucapnya balik hingga akhirnya semua keluarga mengeluarkan stiker tertawa membaca keributan mereka di medsos.

Begitulah keakraban keluarga Agam yang sangat welcome dengan keberadaan Kiara. Bahkan beberapa kerabat mereka minta dikenalkan dengan Kiara.

 Setelah selesai makan,  Kiara hendak bangun dari tidurnya untuk ke kamar mandi.

“ Sayang…,  kamu hendak kemana?” tanya Agam yang mengkhawatirkan istrinya, namun digoda oleh mama Sandra.

“Aku hendak ke kamar mandi kak!” jawab Kiara lirih.

“Papa…, Anak kita sudah mulai berubah. Semoga mereka berdua langgeng seperti kita ya pa?” bisik mama Sandra yang merasa senang dengan sikap Agam kepada Kiara.

“Tentu dong ma! Agam juga berharap Kiara jodoh pertama dan terakhir untuk Agam,”  balas Agam dengan sangat senang ditambah lagi Kiara nampak begitu manja kepadanya. Agam dengan cekatan menggendong Kiara menuju kamar mandi.  sementara itu papa dan Mamanya melihat kedekatan mereka Langsung izin untuk mencari makanan ringan  untuk camilan nanti malam.

“Agam, mama dan papa keluar dulu. Pintunya kamu tutup saja!” teriak mamanya dari luar kamar mandi.

“Iya ma! Segera baik ya?” teriak Agam dari dalam kamar mandi. Dan tidak lama kemudian sudah tidak terdengar lagi suara mama dan papanya.

Sementara itu Kiara nampak meringis menahan hajatnya, namun Agam tidak tanggap juga karena baginya Kiara sudah menjadi bagian dari hidupnya jadi tetap menunggunya.

“Kak…, aku mohon kakak keluar dulu ya? Aku hendak buang air besar,” bisik Kiara malu.

“Tidak apa sayang,  aku akan menunggumu disini!  aku takut kalau kamu pingsan!” ucap Agam yang mengkhawatirkan Kiara karena baru saja tersadar dari komanya.

“Aku sudah tidak apa-apa lagi.  Aku sudah kuat dan pulih seperti sedia kala!” ucap Kiara yang malu karena ternyata suaminya posesif banget. Dengan pelan, Kiara mendorong tubuh suaminya agar keluar dari kamar mandi.

“Ok…, aku akan keluar.  tapi nanti kalau kamu butuh apa-apa segera panggil aku ya?” ucap Agam yang enggan meninggalkan Kiara sendirian. Namun Agam pun keluar dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum nyengir merasakan perubahan pada dirinya.

“Agam…, Agam sejak kapan dirimu posesif dan bucin seperti ini terhadap wanita!” gumamnya lirih sambil tersenyum kembali. Namun tidak lama kemudian ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan perawatan Kiara. Dengan cekatan Agam membuka pintunya dan munculah Varel dengan cengar-cengir.

“Bro…, bagaimana keadaan kakak ipar?” tanyanya lirih.

“Alhamdulilah sudah mulai membaik,” balas Agam yang mempersilahkan Varel duduk di sofa.

Baguslah, dengan begitu kamu kelihatan baik juga! Aku senang akhirnya semuanya baik-baik saja! Lo…, mana kakak ipar kok gak ada?” tanya Varel yang begitu sadar kalau Kiara tidak ada di ranjangnya.

“Kakak ipar masih di kamar mandi!” jawab Agam singkat. Agam yang merasa terganggu dengan kedatangan Varel mencari jalan untuk menyuruhnya pergi. Agam meminta Varel untuk mengambilkan bajunya di rumah karena sejak kemarin Agam tidak ganti baju. Namun rencana Agam gagal total karena ternyata Varel sudah membawakan semua keperluannya. Varel memang sahabat dan asisten yang terbaik untuk Agam.

Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Mari kita simak kisah selanjutnya ya, yang semakin seru!