Warning!!!! 21+
Tiga tahun sudah lamanya Maura (21 Tahun) dan sahabatnya tidak pernah bertemu dikarenakan suatu hal. Disaat pertemuannya dengan Alice setelah sekian lama, Maura dibuat bingung saat seorang anak kecil berusia dua tahun memanggilnya mommy, dan parahnya lagi anak kecil itu adalah adik dari sahabatnya Alice.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Ponsel berbunyi
Sore harinya, Davin bersama Cecilia dan Maura pulang ke rumahnya. Karena hari ini weekend Cecil meminta Maura ikut ke rumah mereka dan menginap disana.
Setelah tiba di rumah Davin, Maura memandikan Cecilia terlebih dahulu.
"Sudah selesai.." ujar Maura memoles bedak di wajah Cecilia.
"Apa Cecil sudah cantik mom," tukas Cecilia.
"Tentu saja..Cecil mommy selalu cantik," balas Maura mencium pipi Cecilia.
"Cecil sama daddy dulu ya, mommy mau masak makan malam untuk kita," ucap Maura membawa Cecilia ke kamar Davin. Maura mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar Davin. Maura melihat Davin yang baru saja siap mandi. Terlihat dari rambut basahnya.
"Om...temani Cecil sebentar ya. Maura mau masak makan malam dulu," ujar Maura.
"Tidak perlu repot-repot Maura, sudah ada pelayan di rumah ini yang akan membuat makanan untuk kita," ucap Davin.
"Tidak apa-apa om, lagi pula Maura senang kok," balas Maura.
"Ya sudah..., Om akan menemani Cecilia disini," ucap Davin.
**************
"Ceklek..." Davin membuka pintu kamar Cecilia. Dengan hati-hati Ia melangkahkan kakinya menuju ranjang dimana Cecilia dan Maura tidur disana. Davin menatap Maura yang sedang tidur nyenyak. Ia duduk di samping Maura. Tangannya bergerak membelai wajah cantik Maura.
"Cantik sekali..." gumam Davin tersenyum.
"Berada di dekatmu selalu membuat ku panas dingin. Kamu sangat berpengaruh sekali dalam diri ku. Aku akan pastikan dirimu hanyalah milik ku. Tidak ada laki-laki lain yang bisa memiliki mu selain diri ku," ucapnya posesif mengklaim Maura miliknya.
Merasa ada yang membelai wajahnya, Maura terbangun dan terkejut melihat Davin duduk disampingnya.
"O...om..kenapa__"
"Ssttt..., jangan bersuara. Cecilia bisa terbangun" bisik Davin menginterupsi perkataan Maura. Davin lalu mengangkat tubuh Maura ala bridal style.
"Om..apa yang om lakukan.." tanya Maura pelan. Davin tidak menjawabnya, Ia membawa Maura menuju kamarnya melalui pintu penghubung kamarnya dengan Cecilia.
"Kenapa om membawaku kesini.." tanya Maura mulai was was. Davin lalu memangku tubuh Maura diatas ranjang besarnya.
"Aku merindukan mu..." ucap Davin menatap Maura dan langsung memeluknya erat.
"O..om..., Aku harus kembali ke kamar Cecilia. Aku takut Dia bangun dan tidak melihat ku disana," pungkas Maura gugup bergerak gelisah. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.
"Tenanglah..Dia tidak akan bangun. Jangan bergerak-gerak seperti itu sayang. Aku bisa saja menerkam mu," ujar Davin membuat Maura terdiam kaku tau maksud Davin.
"Kamu harum banget..." ucap Davin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Maura dan menghirup aroma tubuh Maura. Davin mulai mengecup leher jenjang milik Maura.
Maura merasakan bibir Davin mencium lehernya. Entah kenapa, Ia selalu saja tidak bisa menolak Davin. Tubuhnya selalu menerima setiap rangsangan yang diberikan Davin padanya.
"om..." gumam Maura.
Davin tidak menggubrisnya. Tangannya semakin liar menyelinap ke dalam baju tidur Maura mencari benda kesukaannya itu.
"Aku selalu takjub melihat ukuran milikmu..." bisik Davin ditelinga Maura. Tangannya kembali beraksi di bongkahan besar itu dan memainkan puncaknya hingga akhirnya ponsel Davin berbunyi menghentikan kegiatannya
"****.., siapa yang berani mengganggu ku tengah malam seperti ini" umpat Davin. Tersadar, Maura bangkit dari pangkuan Davin dan berjalan dengan cepat menuju kamar Cecilia.
#Jangan lupa kasih like, rate, hadiah dan vote nya ya. Terima kasih😊☺️
.🤣🤣🤣