NovelToon NovelToon
Korban Perceraian

Korban Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cerai / Keluarga / Ibu Tiri
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Kata orang, roda itu pasti berputar. Mereka yang dulunya di atas, bisa saja jatuh kebawah. Ataupun sebaliknya.
Akan tetapi, tidak dengan hidupku. Aku merasa kehilangan saat orang-orang disekitar ku memilih berpisah.
Mereka bercerai, dengan alasan aku sendiri tidak pernah tahu.
Dan sejak perceraian itu, aku kesepian. Bukan hanya kasih-sayang, aku juga kehilangan segala-galanya.
Yuk, ikuti dan dukung kisah Alif 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekacauan Di Hari Pertama

Tanpa memperdulikan tatapan dari gadis itu, Alif malah kembali mendengarkan arahan dari kepala sekolah di depannya.

Pulang sekolah, setelah melakukan semua kewajibannya, termasuk kewajiban pada Illahi dan kewajiban untuk perutnya, Alif mulai mengambil parang. Hari ini, dia dan pakde berencana membersihkan pohon-pohon yang sudah agak membesar. Dia dan Pakde akan memangkas dahan-dahan yang dirasakan bahaya untuk murid-murid disana.

Di sela-sela istirahatnya, Alif di tanyai tentang bagaimana perasaannya di hari pertama sekolah.

"Tak ada yang istimewa, namun aku berhasil mendapatkan empat orang teman baru. Dan yang pasti, aku mengingat nama mereka semua." ujar Alif.

Zaki memukul pelan punggung Alif, dia bangga karena sekarang Alif sudah berkembang. Tak lagi menjadi sosok pendiam, yang selalu berada di sudut ruangan.

Hari ini, hari peresmian warung baru milik Nanda dan Haris. Mereka berhasil mewujudkan impian setelah rumah milik Neli di jual.

Padahal jika di telaah, uang hasil dari jual rumah Neli tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan uang simpanan mereka selama ini.

Namun, itulah yang dikatakan orang tamak.

Namun, benar yang dikatakan, hari sial tak ada di kelender.

Orang-orang yang datang untuk menikmati makanan serta minuman di warung, dikejutkan dengan kedatangan para preman.

Dengan membawa sebilah parah dan beberapa senjata tajam lainnya, para preman mulai mengancam para pengunjung.

Mereka berteriak meminta hak sebagai penjaga tempat, tak hanya itu, bahkan beberapa properti ikut hancur akibat amukan dari mereka semua.

Haris yang di dorong Nanda terpaksa menghampiri para preman semua.

"M-maaf, memangnya ke-kenapa?" Haris bertanya dengan terbata. Bahkan jika di perhatikan, lututnya jelas-jelas terlihat gemetar.

"Ini kawasan kami, jadi kami minta hak sebagai penjaga tempat ini. Kalo tidak, siap-siap warung ini kami bikin hancur." teriak preman yang di duga sebagai ketuanya.

Bukan, itu bukan ketua. Karena dibelakang preman tadi, ada lagi seorang lagi, yang badannya lebih besar, tak hanya itu, parut besar di wajahnya menambah kesan menyeramkan.

Dengan batang rumput di bibirnya, dia mendekati Haris. sebelum berucap, dia meludah ke arah samping.

"Jika mau selamat, maka bayar!!!" perintahnya menyapu bahu Haris yang tak ada debu sedikitpun.

"B-baik ... Ka-kami, o a-aku akan membayar kalian." sahut Haris menelan ludah kasar.

Haris mundur beberapa langkah ke belakang, dan Misna langsung mengikuti jejak suaminya.

"Kenapa kamu bilang mau membayar hah?" Nanda memukul lengan Haris.

"Jadi harus bagaimana? Mereka itu ada enam orang! Kamu mau aku mati mengenaskan?" beruntun Haris.

"Kamu memang gak berguna!" ketus Nanda.

Haris tak memperdulikan Nanda yang merajuk. Dia mengambil dua lembar uang merah untuk diserahkan pada preman yang masih menunggu di luar.

"Ini kebanyakan." kembali Nanda menarik satu lembar dari tangan Haris.

"Ini, jatah untuk abang-abang sekalian. Ke depannya, aku mohon abang-abang menjaga tempat ini." ujar Haris menyalami ketua preman, dan menyelipkan uang seratus ribu.

Semua preman tertawa terbahak-bahak kala melihat jumlah uang yang diserahkan oleh Haris.

Dan itu, berhasil menyulutkan emosi kepala preman.

Semua pengunjung disana langsung di usir, kembali mereka merusak semua properti.

"Kamu menghina aku?" hardik lelaki itu menarik kerah kemeja Haris.

"Maaf bang, aku gak bir maksud." mohon Haris, sekarang keringat mulai membanjiri dahinya.

"Kalo begitu, bayar kami satu juta perhari. Kalo tidak!!!" ujar lelaki itu melirik Nanda, dan membuat tanda dengan menarik ibu jari di lehernya.

Nanda yang berada di belakang Haris pun, ikut merasa gemetar di lututnya.

Haris buru-buru mengeluarkan uang dari dompetnya dan membayarnya sejumlah sembilan ratus lagi. Akan tetapi mereka meminta satu juta, karena seratus yang tadi dianggap hangus.

Sebelum pergi, sempat-sempatnya salah satu dari mereka menendang kursi yang berakibatkan kursi itu patah.

"Habis lah, habis ..." ujar Haris menjambak rambutnya.

Dia melihat sekeliling, empat karyawan yang semula di rekrutnya entah hilang kemana. Sekarang, hanya tinggal mereka berdua saja.

"Inilah, akibatnya Nanda. Kamu terlalu mempercayai kerabatmu. Lihat," bentak Haris.

Ya, sebelumnya ini merupakan toko milik kerabat Nanda, akan tetapi mereka menjualnya dengan alasan ingin pindah ke luar kota. Dan setelah menjualnya, mereka juga izin pada Nanda untuk merenovasi terlebih dulu. Dan tentu saja, Nanda dan Haris datang untuk melihat saat toko tersebut telah disulap menjadi warung.

Padahal alasan sebenarnya mereka menjualnya adalah, mereka mulai kewalahan dengan para preman yang meraja lela. Makanya, memilih menjual toko itu dengan alasan pindah.

Apalagi, toko itu terletak di tempat yang paling strategis.

Nanda hanya bisa membisu, dia tahu jika ini merupakan kesalahannya.

"Cepat bereskan!" sentak Haris.

"Kamu jangan berani membentakku ya, ingat semua usaha ini memakai uangku. Dan jika di jumlahkan, uangmu hanya secuil. Jadi, gak usah banyak tingkah." cibir Nanda tak kalah galak.

Nanda memilih kembali memasuki kamar yang ada disana, hatinya dongkol dia merasa di tipu oleh kerabatnya.

Tak menunggu waktu lama, Nanda mengambil ponselnya untuk menghubungi kerabatnya. Namun sayang, nomornya sudah di blokir, bukan hanya oleh kerabat saja. Namun, juga dari pihak istri dan anak-anak kerabatnya.

Merasa di tipu, Nanda melempari ponsel ke arah kasur yang berlawanan dengan bayinya yang terlelap.

"Sial ,,," desisnya meninju kasur yang sedang di dudukinya.

Di luar, Haris tak kalah kesal, dia membersihkan semua kekacauan sendirian, dan umpatan menemani rasa kesalnya.

Hari pertama bisa dikatakan gagal, Haris dan Nanda memutuskan untuk menutup kembali warung itu. Karena belum apa-apa aja mereka sudah rugi. Dan menurut kesepakatan mereka berdua, warung itu akan di tutup permanen, dan akan dibuka jika masalah tentang preman diatasi.

Sebenarnya Nanda dan Haris ingin melaporkan kejadian hari ini pada pihak berwajib. Namun, orang di samping warung mereka melarangnya.

Sebab, dari keterangan yang didapat, sudah beberapa orang dari mereka yang telah melaporkan hal itu. Namun, setiap toko yang melapor akan menanggung akibat yang tak terkira. Karena preman itu, mempunyai atasan lagi, yang lebih menyeramkan.

Betapa dongkolnya Nanda, dari semua toko disana, hanya pada mereka lah, preman itu meminta jatah satu juta perhari. Padahal yang lainnya hanya di mintai dua puluh lima ribu perharinya.

1
Wanita Aries
Rasakan nohhh org tamak
Zenun
kaya ada yang ngerjain
Zenun
sukurin
Zenun
fokus ke masa depan dulu lif, cewek mah tar dulu hehe
Zenun
Nanti Alif dicari kalau dia sukses
Teteh Lia
Sepertinya mereka punya rencana atau ada yang mengendalikan.
Teteh Lia
Itulah... kamu jahat sama Alif. sekarang kamu di jahatin orang kan
Teteh Lia
Perpustakaan tempat paling Favorit waktu sekolah dulu
Teteh Lia
Pakde ya, kak... bukan pada.
Giandra
tak bisa berkata apa-apa 🙏🙏
Giandra
semangat Alif belajar yang rajin kejar prestasi sebaik mungkin masa depanmu akan berjalan dengan baik jikalau kau berprestasi tidak perlu mencari kesempatan tetapi kesempatan itu yang akan menghampirimu.
NurAzizah504
cie, alif. udh mulai ngelirik cewek
NurAzizah504
kasiann udh berpisah
NurAzizah504
dua jempol utk pak de
Wanita Aries
Wah alif udh remaja,, semangat kumpulin uang utk kuliah
NurAzizah504
3 A nih ceritanyaa
Muliana: Wah, bisa kebetulan gitu /Chuckle/
total 1 replies
NurAzizah504
terima aja dulu, sambil jualan terus biar ada pemasukan
Muliana: Takut, jika orang lain juga akan membuangku, sama seperti kedua orang tuaku
total 1 replies
NurAzizah504
oalah, berarti alif gatau yaa
Muliana: Iya, andai dia tahu, mungkin udah di amankan
total 1 replies
NurAzizah504
/Sob//Sob//Sob/
Muliana: /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
NurAzizah504
haris, kamu kemana sih pas pembagian hati?
Muliana: Kayaknya dia tidur deh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!