NovelToon NovelToon
Cinta Sang Penguasa

Cinta Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:524.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: TereLiye21

Warning 21+
Dosa tanggung sendiri jika melanggar😚😚

Jonathan, seorang penguasa pemilik Asian Grup, berusaha mencari cinta pertamanya yang bernama Keynara Anastasia, untuk membalas dendam atas pembullyan yang terjadi saat masa sekolah..

Setelah beberapa tahun mencari, keduanya di pertemukan di sebuah acara pernikahan. Jonathan tidak ingin kehilangan lagi, sehingga jeratan pernikahan langsung di lilitkan kuat pada leher Nara..

Setelah pernikahan terjadi, Jonathan baru menyadari jika Nara tidak seperti dulu. Dia bukan lagi Nara yang jahat dan penuh ambisi dan berubah menjadi Nara yang polos bahkan cenderung bodoh..

Namun di balik sikap polosnya, Nara menyembunyikan sisi gelap yang mungkin akan bisa bangkit kapan saja. Sisi yang tidak di ketahui oleh siapapun tidak terkecuali Ayahnya sendiri...

Cerita ini mengandung unsur dewasa💦 Kekerasan 💢dan bahasa yang sedikit fulgar...
Harap bijak dalam membaca...

Ini karya pertamaku...
Silahkan klik ♥️, like dan share sebanyak-banyaknya..

~Tere Liye

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TereLiye21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 21

Setibanya di kamar, ciuman keduanya semakin memanas. Joy segera menutup pintu dan menguncinya tanpa melepaskan l*matannya. Tubuh Nara di turunkan lalu keduanya saling menatap lembut.

"Baik tidurlah.." Pinta Joy menggoda. Dengan cepat Nara mengalungkan tangannya lagi lalu mengiring kepala Joy untuk mencium lehernya yang terbuka." Kamu ingin sayang?" Tanya Joy di sela cumbuannya.

"Ini sangat hangat. Cepat Joy, aku tidak tahan." Dalam hati Joy tersenyum, dia berhasil membuat Nara meminta padanya untuk menyentuhnya.

"Aku takut kamu lelah."

"Joy..." Joy terkekeh mendengar umpatan Nara yang menjadi hiburan tersendiri untuknya. Tanpa pikir panjang, Joy menaikkan gaun Nara dan mulai bermain di dua gundukan milik Nara.

"Sudah terlalu basah Joy."

"Oke Baby." Joy kembali mengangkat tubuh Nara dan membaringkannya di atas tempat tidur dengan tetap saling *******. Saat Joy akan bangun untuk melepaskan celana panjangnya, tangan Nara menahannya seolah dia tidak ingin Joy melepaskan ciuman panasnya. Joy yang peka, langsung melepaskan celananya dan memiringkan tubuh Nara lalu memasukkan miliknya sehingga bibir Nara terbuka.

Joy semakin memperdalam ciumannya dengan tangan yang mulai aktif bermain di kedua gundukan.

Tubuh Nara mengelinjang, menikmati kehangatan dan sentuhan Joy yang bercampur menjadi satu.

"Tetap diam sayang. Rileks, oke." Joy menggerakkan pinggulnya pelan namun sudah mampu mengobrak-abrik dinding rahim Nara.

Sementara Nara sendiri hanya mampu melenguh merasakan kenikmatan dan sensasi yang di timbulkan oleh sentuhan Joy sekarang. Hingga pelepasan terjadi, tubuh Nara tidak menegang seperti biasanya.

"Terimakasih sayang." Ucap Joy mengecupi wajah Nara dan menyeka keringat yang ada di sekitar wajahnya. Joy pikir Nara memejamkan mata karena kelelahan, namun saat terdengar dengkuran halus keluar dari bibir Nara, Joy menyadari jika Nara tengah tertidur." Astaga, dia kelelahan." Ketika Joy akan menelusupkan tangannya ke bawah leher Nara, bunyi ponselnya menghentikannya.

Joy duduk perlahan, lalu memakai celana panjangnya dan mengambil ponsel yang ada di dalam saku celana panjangnya.

"Halo.

"Mereka sudah menyelidikinya dan itu memang orang suruhan dia Tuan.

Joy tersenyum kecut mendengar kenyataan itu dari Andra.

"Jadi, apa kita datangi saja Tuan?

"Biarkan saja.

"Tuan yakin?

"Aku ingin tahu apa maksud tujuannya. Terus pantau tanpa sepengetahuannya.

"Baik Tuan.

Joy mengakhiri panggilan dan meletakkan ponselnya di atas meja.

Dia terlalu bodoh untuk bisa mengetahui siapa lawannya..

____________________________________________

Baru saja Prapto akan mengagahi Lisa, ketukan pintu menghentikannya. Prapto mengenakan lagi baju lengkapnya dan berjalan ke arah pintu sementara Lisa merasa bersyukur bisa terbebas dari pergumulan yang membuatnya merasa jijik dan muak.

Tanpa melihat siapa yang datang, Prapto membuka pintu tersebut dan melebarkan matanya ketika melihat seseorang yang berada di balik pintu merupakan istrinya sendiri.

"Ma.. Ma?" Ucap Pak Prapto terbata. Dia merasa menyesal kenapa tidak menginap di apartemen pribadinya saja." Kenapa tidak memberi kabar?" Keringat dingin membanjiri wajah Prapto dengan raut wajah gelisah.

"Ponselmu mati Pa, aku sudah menghubungimu tadi tapi tidak bisa." Istri Prapto akan masuk namun di halangi.

Lisa sendiri langsung menjinjing tasnya, dia merasa beruntung karena istri Prapto datang sehingga dia tidak harus menemani Prapto malam ini. Tanpa rasa bersalah, Lisa berjalan santai ke arah Prapto dan istrinya.

"Pulang dulu Om." Pamit Lisa tersenyum dan akan melangkah tapi tangan istri Prapto menahannya lembut.

"Siapa kamu?"

"Tanya pada suamimu, siapa aku." Lisa melanjutkan langkahnya dan segera masuk lift.

"Siapa dia Pa?" Prapto memutar otaknya cepat untuk memberikan alasan yang tepat.

"Sekertaris Ma. Itu, dia tadi perutnya sakit saat ada pertemuan clien di lobby, jadi aku menawarkan tempat agar dia bisa buang air besar di sini."

"Di lobby kan ada toilet?"

"Tadi kebetulan penuh."

"Tapi dia memanggilmu Om."

"Dia hanya bercanda hehe. Sudahlah Ma, masuk yuk. Jangan berfikir macam-macam, Lisa umurnya sama dengan anak kita jadi dia sudah ku anggap sebagai anak sendiri." Istri Prapto berpura-pura menerima alasan tersebut. Padahal sebenarnya dia sudah mengetahui perselingkuhan Prapto yang sering di dengarnya. Dia ingin menutup mata dan telinga dan lebih memilih menerima. Itu semua di lakukan hanya untuk anak-anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa.

Aku hanya takut karma itu menghantam anakmu sendiri Pa. Aku harap kamu bisa segera sadar dan berubah..

__________________________________________

Keesokan harinya....

Nara menyipitkan matanya, melihat jam yang tergantung di atas pintu menunjukkan pukul delapan. Dia sedikit terkejut saat menyadari Bik Yanti tengah duduk di samping tempat tidurnya sebelah kiri.

Bik Yanti? Nara mengalihkan pandangannya ke samping kanannya dan tidak menemukan Joy di sana.

"Pagi Non." Sapa Bik Yanti ramah.

"Pagi Bik."

"Tuan sudah pergi pagi-pagi tadi Non, jadi Tuan menyuruh saya menyiapkan sarapan untuk Non Nara." Nara melirik ke arah Bik Yanti yang mulai mengangkat nampannya.

"Tidak Bik. Bawa lagi." Pinta Nara kesal sebab Joy tidak berpamitan dengannya padahal mungkin, meski Joy berpamitan, Nara pasti tidak mengizinkannya.

"Jangan begitu Non. Ini masih panas Non."

"Aku tidak lapar Bik." Jawab Nara tegas." Aku mau istirahat saja." Nara menarik selimutnya rapat dan memunggungi Bik Yanti.

"Ya sudah, permisi Non." Dengan wajah kecewa Bik Yanti kembali membawa makanannya keluar kamar.

"Tega sekali hiks.." Nara duduk lalu berjalan tanpa mengunakan alas kaki. Dia mengambil handuk kimono dan memakainya sembarangan.

Tiba-tiba saja Nara teringat ponsel barunya, tangannya meraih tas kecil lalu mengambil ponselnya. Bibirnya tersenyum dan jarinya menyentuh menu Tik Tik.

Sesaat, matanya mulai berkaca-kaca melihat video awal yang begitu membuatnya terpesona.

"Tampan sekali." Jari kecilnya terus menggeser ke atas dan semakin takjub saat melihat video yang penuh dengan performa Cha Eun Wo dan kesehariannya.

Nara melupakan rasa kesalnya dan berbaring di atas sofa seraya fokus menatap layar ponselnya.

_____________________________________________

Sementara Joy sendiri, dia langsung berpamitan pergi saat tanda tangan sudah di bubuhkan pada surat perjanjian. Clien yang di temui hari ini begitu penting sehingga dia harus terpaksa meninggalkan Nara, sebentar.

"Bukankah sebaiknya kita sarapan bersama dulu Pak." Tutur Dani ramah. Joy mengenal Dani begitu baik, umurnya bahkan dua tahun lebih muda darinya namun semua proyek yang di kelolanya pasti berhasil menembus pemasaran internasional.

"Maaf, bukannya saya tidak mau. Tapi istri saya sedang menunggu." Andra tersenyum mendengar itu. Dia sangat bahagia melihat perubahan besar pada diri Tuannya.

"Sayang sekali saya tidak bisa hadir kemarin. Saya ingin melihat siapa wanita beruntung itu."

Tidak akan ku biarkan istriku bertemu denganmu..

Paras Dani begitu tampan, dia memiliki postur tubuh tinggi setara dengan Joy. Sehingga Joy merasa cemburu hanya dengan membayangkan jika Nara bertemu dengan Dani.

"Hanya wanita sederhana.."

"Tapi mampu menundukkan anda." Dani mengenal Joy sangat baik. Dia tahu bagaimana buruknya Joy namun dia tidak ingin perduli itu sebab Joy termasuk seseorang yang di kaguminya.

"Cinta pertama saya.."

Berarti Nona Nara? Cinta pertama Tuan?

"Indah sekali." Joy berdiri di ikuti oleh Dani.

"Jika ada tambahan, bisa bicara pada Andra."

"Tidak. Ini sudah cukup."

"Baik. Saya permisi.."

Keduanya saling berjabatan dan berpelukan sejenak sebelum Joy melangkah pergi dari lobby hotel bersama Andra.

"Semoga dia belum bangun." Gumam Joy mempercepat langkahnya tanpa melihat jalan, sehingga dia menabrak Lisa yang kebetulan ada janji dengan seseorang yang menginap di salah satu kamar hotel itu.

"Joy.." Lisa langsung memeluk tubuh yang sudah lama di rindukannya.

"Sialan!!" Umpat Joy mendorong kasar tubuh Lisa.

"Jahat sekali, aku kau campakkan sekarang." Protes Lisa mengeluh. Joy tidak menjawab dan terus melangkah pergi namun Lisa mengikutinya." Satu kali Joy, please..." Imbuh Lisa memohon. Dia sangat merindukan Joy dan tubuhnya. Kepuasan yang di berikan Joy, tidak pernah dia dapatkan dari lelaki manapun.

"Kau butuh uang berapa!!" Teriak Joy kesal.

"Aku tidak butuh uang, aku butuh kamu!!"

"Aku hanya membutuhkan istriku!!!" Joy membuka pintu mobil lalu masuk. Lisa tidak dapat berbuat apa-apa dan hanya bisa memandangi mobil Joy yang melaju pergi."

"Aku tidak mengerti kenapa aku bisa segila ini memikirkanmu." Eluh Lisa berbalik badan dan masuk. Aku berharap, Prapto bisa segera menghabisi istri Joy..

____________________________________________

Joy yang baru saja datang, langsung di hampiri oleh Bik Yanti.

"Nona Nara tidak mau makan Tuan." Joy tidak menjawab dan sudah menduga hal itu. Dia mempercepat langkahnya menaiki tangga sebab membayangkan Nara tengah menangis akibat ulahnya.

"Maaf sayang." Gumamnya pelan. Joy berdiri mematung sejenak di depan kamar lalu menurunkan gagang pintu pelan tanpa bersuara.

Awalnya Joy tersenyum melihat Nara tengah tiduran di sofa dengan melihat ponsel barunya. Namun semakin dekat, Joy sadar jika saat ini Nara tengah memperhatikan video Cha Eun Wo yang tengah berbicara dalam bahasa Korea.

Rasa cemburu langsung membakar otaknya sehingga Joy mengambil ponsel seharga 500 juta dan membantingnya di lantai hingga hancur berkeping-keping.

Nara menoleh cepat seraya melebarkan matanya ke arah Joy, bukan karena kaget tapi Nara merasa marah sebab Joy sudah menganggunya.

"Cha Eun Wo ku..." Teriak Nara membuat Joy semakin geram.

"Sudah ku bilang untuk tidak melihatnya!!" Ucap Joy kasar dan itu semakin memicu kemarahan Nara yang memang sudah kesal padanya.

"Dia membuatku senang." Bantah Nara tidak ingin kalah.

"Lihat aku! Apa aku tidak lebih tampan darinya?" Nara menatap tajam Joy dan mengalihkan pandangannya lalu berjalan menjauh.

Dia membuatku kesal dan Cha Eun Wo mengobatinya!! Runtuk Nara dalam hati seraya menanggalkan handuk kimononya begitu saja. Joy panik dan langsung menutup korden dengan cepat.

Nara memakai sebuah dress santai dan berniat keluar dari kamar, dia tidak ingin melihat Joy karena merasa kesal dengan dua kejadian pagi ini.

"Kemana?" Nara terus melangkah pergi namun ternyata pintu kamar sudah di kunci Joy." Kamu tidak mendengarku?" Tanya Joy lagi.

Nara tidak bergeming dan berjalan menuju sofa lalu duduk. Joy mengikutinya, dia berdiri di hadapan Nara yang sejak tadi tidak melihat ke arahnya.

"Aku cemburu sayang, maaf." Joy merendahkan suaranya dan menekan rasa cemburunya dalam-dalam.

"Biarkan aku melihat Cha Eun Wo ketika kamu bersama Lisa." Joy melebarkan matanya mendengar itu.

"Lisa? Kenapa dia lagi?"

"Sudahlah, kamu menyebalkan!!" Nara memiringkan tubuhnya dan memunggungi Joy.

"Bukankah semalam sudah ku katakan sayang, aku benar-benar sudah berhenti."

"Buktinya kamu masih menemuinya." Nara tidak sadar jika dia hanya sedang menebak. Rasa cemburu yang membakarnya membuat otaknya semakin melemah apalagi mengingat jika pagi ini dia belum sarapan dan minum obat.

"Aku bertemu clien tadi. Aku terpaksa meninggalkanmu karena kamu masih tidur pulas." Alasan Joy bukan itu, dia memang tidak menginginkan Nara ikut karena merasa cemburu buta pada Dani.

"Aku tidak tahu, kamu membuatku pusing." Joy duduk di hadapan Nara dan melongok melihat apa yang ada di dalam Dress Nara.

Oh Baby... Bagaimana mungkin aku membiarkanmu pergi jika kau teledor dalam masalah itu. Joy menelan salivanya kasar, melihat milik Nara berada di antara kedua pahanya yang terbuka. Ingin sekali Joy menyentuh itu dan memasukkan dua jari berototnya agar bisa menikmati d*sahan Nara yang terdengar indah membelai telinganya.

"Aku benar-benar bertemu clien sayang.." Joy menggeser posisi tubuhnya agar lebih dekat dan memijat kepala Nara lembut.

"Tidak tahu." Jawab Nara menikmati pijatan lembut Joy.

"Kenapa tidak makan?"

"Masakan Bik Yanti tidak enak, bukankah aku pernah bilang." Joy tersenyum mendengar suara rengekan dari bibir Nara.

"Bilang saja manja."

"Tidak enak bukan manja."

"Oke maaf. Jangan melihatnya lagi." Jawab Joy pelan.

"Cha Eun..."

"Jangan menyebutnya lagi jika tidak ingin aku membunuhnya." Nara menatap manik Joy yang tepat berada di hadapannya.

"Apa bisa?" Jawaban dari Nara membuat Joy semakin kesal.

"Kamu mau bukti? Akan ku bawakan kepalanya besok pagi di hadapanmu!!"

"Korea itu jauh."

"Itu masalah gampang, aku akan menelfon Andra untuk menyewa pembunuh bayaran dan ku kirimkan pada lelaki sialan itu." Ancaman palsu yang di lontarkan Joy membuat Nara merasa percaya.

"Jangan." Joy bernafas lega saat Nara mengatakan itu sebab dia sudah kehilangan ide lagi.

"Lupakan dia."

"Tapi kamu meninggalkan aku."

"Untuk bertemu clien sayang."

"Pasti Lisa."

"Tidak ada yang sesempit milikmu." Joy langsung meraba milik Nara yang sejak tadi menggoda.

"Sayang.." Nara terpekik kaget dan refleks memegang pergelangan tangan Joy.

Tangan Joy mulai mengusapnya kasar sehingga membuat Nara mendesis nikmat.

"Aku bersumpah hanya ingin memasuki ini, bukan milik wanita lain." Tubuh Nara mengelinjang dengan tatapan sayu sehingga Joy langsung ******* bibirnya kasar.

"Aku.. Hhhhpppmmmttt... Belum sarapan sayang." Meski Nara berprotes namun nyatanya dia menikmatinya.

"Jadi kamu harus bersumpah hanya akan melihatku.." Pinta Joy dengan kedua bibir yang saling menempel.

"Aku pusing.." Eluh Nara dengan bibir setengah terbuka.

"Bersumpah dulu.." Pinta Joy lagi.

"Iya sayang." Joy tersenyum dan meraih ponselnya dengan tangan kirinya sementara tangan kanan masih sibuk mengusap milik Nara.

"Belikan makanan seperti biasa." Pinta Joy langsung menutup panggilan tersebut." Sudah ku pesankan, masih ada waktu sepuluh menit." Joy bukannya berhenti dan malah memasukkan kedua jarinya ke lubang hangat milik Nara." Teriakkan namaku sayang, aku merindukan saat kamu mend*sahkan namaku." Joy mempercepat gerakan tangannya dan tersenyum melihat wajah Nara menatapnya sayu.

"Joy... Hentikan.." Joy malah mempercepat gerakan tangannya.

"Lebih cepat Joy. Maksudku yang seperti itu."

"Lebih cepat Joy."

"Good Baby.." Joy mencabut kedua jarinya lalu berjongkok ke bawah. Dia melebarkan paha Nara dan mulai memainkan lidahnya di sana.

Nara semakin merancau dan tidak bisa menghindar karena tangan Joy menekan punggung belakangnya kuat. Beberapa detik berlalu, Nara mulai menikmatinya.

"Lebih dalam Joy..." Pinta Nara mengusap kasar rambut Joy. Dia merasa jika tidak ada gunanya menolak sebab Joy selalu bisa mendapatkan keinginannya dengan mudah.

Joy menghisap kuat-kuat milik Nara ketika cairan hangat mulai keluar dan menelannya tidak tersisa.

"Bagaimana? Mau hukuman lagi sayang?" Nara tidak menjawab dan hanya tergolek lemah setelah pelepasan.

Jika hukumannya semacam itu, aku ingin terus melakukan kesalahan sayang..

~Tere Liye

1
Liliek Soetjipto
yg hebat pengarangnya..
Lisa Icha
Masih nyimak dulu Thor
Susi saswita kunum
sabar dulu lah tunggu sampai kamar napa kasian tu yg lagi jomlo🤣🤣
itu joy naranya dijaga benar benar jangan disia sia in kasian dia🥰🥰
Susi saswita kunum
berjanjilah nara kalau kau ngak akan kaget nanti 😁
Susi saswita kunum
ahaha...joy niat hati ingin mengerjai malah terbalik dia yg dikerjai ternyata nara bisa cemburu juga...
Zackya Amalia76
Kecewal
keong' racun 88
bagus ceritanya
elita cantik
oke
Resa Dwi
hahhhh....
korban selanjutnya....
Jihan Putri Khaerunnisa
bagus sekali bikin ikutan JD bucin😘😘
Jihan Putri Khaerunnisa
🥰🥰🥰🥰😘😘😘
Jihan Putri Khaerunnisa
ayo semangat💪💪😘😘
Jihan Putri Khaerunnisa
jdjikutan baper nih😍😍
Nengah Oka
kurang garam yg cewek katak ya
Eli agha
bagus novelnya mantap alur cerita jelas , mantap lah
chaaa
bucin akut bang Joy 🤣
chaaa
lucu bgt mereka berdua 🤣
chaaa
yg mau bls dendan siapa, yg frustrasi siapa 🤣 suka karakter ceweknya.kayaknya tangguh dan gak cengeng 👍
Lulu Nasya
Soo sweet
Lulu Nasya
keren bgt ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!