Dealova William gadis cantik mahasiswi seni rupa yang akan mengadakan pameran lukisan. Dia bersikeras akan ikut memamerkan lukisan almarhum Nenek Buyut nya. Namun Sang Mama melarangnya dan terjadilah saling rebut lukisan itu.. lukisan itu pun terjatuh dan menimpa tubuh Dealova menyebabkan dia tidak sadarkan diri..
Akan tetapi di saat Dealova membuka kedua matanya dia melihat tempat dan orang orang yang sangat asing baginya.. Dia pun juga sangat asing dengan tubuhnya sendiri.. jiwa Dealova terperangkap masuk ke dalam tubuh kurus petani perempuan yang punya tiga orang anak dan suami yang kasar.
Bagaimana kisah Dealova apakah dia bisa bertahan dari kehidupan mewah nya menjadi petani miskin yang tertindas? Apa Dealova bisa mengubah takdir perempuan miskin itu? Dan apa ada hubungannya dengan lukisan Nenek Buyut dengan fenomena kejadian yang dialami Dealova ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19.
“Mama ada tikus besar dikejar guk guk itu.. harus segera kita panen Ma, agar tidak habis dimakan tikus tikus ketela dan jagung jagung nya..” ucap Kakak Antony agak keras.
“Iya.. aku buat sarapan dulu.. “ ucap Dealova agak keras pula karena sudah berada di dapur
“Aku turun ya Ma, aku panen dulu sementara Mama buat sarapan..” ucap Kakak Antony yang ingin segera memanen jagung, singkong dan sorghum agar tidak kedahuluan diserang hama tikus.
“Iya hati hati ya Kak.. kalau ada apa apa kamu teriak yang kencang..” ucap Dealova agak keras lagi dari dalam dapur.
“Iya Ma.” Ucap Kakak Antony lalu keluar dari dalam rumah dengan hati hati menuruni anak tangga.. dia ke kolong bawah rumah panggung mengambil angkong alias gerobak dorong yang akan digunakan tempat mengangkut hasil panen.
Sedangkan Dealova di dapur akan cepat cepat membuat air minum dan membuat sarapan untuk dia dan ketiga anak kecil itu..
“Masih ada sisa nasi semalam aku buat nasi goreng saja yang cepat.. “ gumam Dealova saat melihat di ketel tempat menanak nasi masih ada sisa nasi yang cukup untuk mereka berempat.
“Alat alat masak dan bumbu bumbu malah lebih lengkap di sini dari pada di rumah laki laki Lucknut itu..” gumam Dealova lagi sambil mengambil bumbu bumbu yang ada di rak. Meskipun cabe yang ada sudah agak mengering..
“Tidak usah pakai cabe saja, Jendro dan Anjel juga biar tidak kepedesan. Yang penting ada rasa asin asin dan dicampur telur pasti enak..” gumam Dealova sambil mengulek bawang putih, bawang merah dan garam.
Setelah selesai membuat bumbu. Dealova jongkok di depan tungku kayu bakar yang terbuat dari batu..
“Apa tidak bahaya ya.. memasak pakai kayu bakar di rumah yang terbuat dari kayu...” gumam Dealova di dalam hati sambil berusaha untuk menyalakan api di kayu bakar di dalam tungku batu itu..
Akan tetapi sudah berkali kali mencoba menyala api namun terus saja gagal hanya menyala sebentar saja dan selanjutnya api mati lagi malah yang ada asap mengepul begitu banyak di dalam dapur itu..
“Uuuuhuuukkkk... uhhhuukkkk... uuuuhhhuuukkkk.”
Dealova terbatuk batuk, kedua mata nya pun juga terasa pedih karena asap dari kayu bakar yang gagal menyala..
“Uuhhhuuuukkk uhuuuukkk uuuhuuuuuuukkk....” Suara batuk Dealova pun semakin keras.
Anjel di dalam kamar pun terbangun karena mendengar suara batuk dari Sang Mama tercinta.
“Mama sakit!” gumam Anjel saat membuka kedua mata nya, dia begitu khawatir dengan keadaan Sang Mama.
“Mammmaaaaa... apa Mama sakit?” teriak Anjel dengan lantang sambil bangkit dari tidur nya.. karena dia masih mendengar suara batuk Sang Mama..
“Uuuhuuukkk ... uuuhuuuukkkk... uhuuukkk..”
Sedang Jendro terbangun karena suara teriakan Anjel..
“Njel.. sik... sik.. sik...” Suara Jendro yang sudah membuka kedua mata nya..
“Ayo bangun Mama sakit.. kalau mama mati kita tidak punya orang tua lagi..” ucap Anjel sambil terus melangkah keluar dari kamar untuk mencari Mama nya. Jendro pun juga ikut bangun dan mengikuti langkah kaki Anjel..
Sesaat kemudian..
“Uhuuukkk uuuhukkkk uhhuuuukkk.” Suara batuk Dealova dan Dealova tampak masih jongkok di depan tungku batu yang lumayan besar..
“Mama sakit? Nanti kita ke puskesmas lagi Ma..” ucap Anjel saat sudah sampai dapur..
“Tidak sakit, hanya batuk karena asap.. ini aku tidak bisa menyalakan api. Tolong Njel..” ucap Dealova selanjutnya.. sebab kemarin yang menyalakan api juga Anjel.
“Haduh.. Mama... Mama... kenapa menyalakan api saja Mama juga lupa..” ucap Anjel lalu dia jongkok untuk menyalakan api di tungku..
“He... he... he... he...” Dealova tertawa kecil dan Anjel pun sudah sukses menyalakan api di tungku.. selanjutnya mereka pun segera memasak nasi goreng untuk sarapan
Sementara itu di bawah rumah panggung.. Kakak Antony berjalan sambil mendorong angkong yang sudah berisi penuh jagung hasil panen..
Angkong terus dia dorong menuju ke rumah dan jagung jagung itu dia taruh di bawah kolong rumah..
“Harum sekali bau masakan Mama.. aku jadi lapar Ma..” teriak Kakak Antony dari kolong rumah..
“Naiklah Kak, sudah matang makan lah dulu.. habis itu mandi lah dan siap siap ke sekolah biar panen aku lanjutkan..” teriak Dealova juga dari dapur..
“Mam... mam.. mam.. nak.. nak... “ celoteh Jendro yang sudah membawa piring kaleng kosong.. dan dia sodor kan ke Mama nya yang sedang mengaduk aduk nasi goreng yang sudah matang..
Mereka pun menikmati sarapan yang bagi kebanyakan orang, menu sarapan sangat sederhana, tetapi bagi tiga anak itu sarapan mewah karena sarapan nasi diberi bumbu digoreng dan ada telur nya pula.
“Ma, nanti buat lagi ya.. enak banget ini Ma.” Suara imut Anjel yang telah menghabiskan satu piring nasi goreng.
“Iya.. ayo sekarang kita turun memanen biar dapat uang lagi.. kita nanti buat nasi goreng ayam atau udang..” ucap Dealova sambil membereskan peralatan makan nya..
“Ma aku sudah manen banyak, tapi yang aku angkut baru satu gerobak dorong.. Mama tinggal angkut saja yang sudah aku petik.” Ucap Kakak Antony yang akan segera pergi mandi..
“Iya iya.. “ ucap Dealova, dan segera dia turun dari rumah panggung itu.. Anjel dan Jendro pun ikut Sang Mama.. Mereka berdua tidak lagi takut pada guk guk, karena guk guk sudah tidak terlihat mungkin sedang di pintu pagar depan sambil makan tikus tikus hasil buruan.
Dealova yang dulu sering melihat tukang taman di rumah mewah nya yang kadang mendorong angkong untuk angkut angkut pupuk, kini dia pun mendorong angkong itu untuk membawa hasil panen..
“Ma... Ma... Ma... kut.. kut... ik.. ik... ik...” celoteh Jendro sambil tangan mungil nya menggapai gapai angkong yang didorong oleh Dealova..
“Mama Jendro mau naik itu..” Suara imut Anjel yang melangkah di belakang Dealova..
“Ini bukan kereta bayi Jendro..” ucap Dealova akan tetapi mau tak mau dia pun mengangkat tubuh mungil Jendro dan dia taruh di atas angkong lalu dia dorong..
“He... he... he... he....” Mereka bertiga tertawa sambil melangkah dan tubuh mungil Jendro ada di atas angkong, mulut mungil Jendro pun terus tertawa terkekeh kekeh bahagia.
“He... he.. He... he...”
Setelah sampai di kebun jagung tampak dipinggir kebun sudah ada jagung terkumpul menggunung yang dipanen oleh Antony..
“Sudah banyak juga Antony manen nya. Apa karena aku yang terlalu lama menyalakan api di tungku tadi..” gumam Dealova sambil menurunkan tubuh mungil Jendro. Selanjutnya dia dan Anjel menaruh jagung jagung yang sudah dipetik oleh Antony di taruh ke atas angkong.. dan selanjutnya dia dorong ke menuju ke kolong rumah..
Mereka pun bolak balik mengangkut jagung yang sudah dipanen. Antony yang sudah memakai seragam sekolah karena masih pagi juga ikut lagi mengangkut jagung dengan angkong satunya..
“Langsung taruh di atas bak mobil Kak!” Perintah Dealova pada Kakak Antony.. jagung jagung itu pun langsung mereka taruh di atas bak mobil.
Be berapa waktu kemudian...
“Ma, matahari sudah terang, aku mau berangkat ke sekolah katanya Mama mau antar aku pakai sepeda..”
“Iya tenang saja .. kamu taruh jagung jagung itu terus di atas bak mobil..” ucap Dealova lalu dia menaiki anak tangga.. Anjel dan Jendro pun terlihat melempar lempar jagung di taruh di dalam bak mobil, hingga tidak ada yang tersisa..
Sesaat kemudian, Dealova yang sudah kembali turun dari rumah, lalu dia membuka pintu mobil...
Dan selanjutnya Dealova masuk ke dalam mobil, duduk di jok depan dan menyalakan mesin mobil..
Ketiga anak itu tampak kaget bukan kepalang saat melihat Sang Mama mereka bisa menyala kan mesin mobil.. ketiga pun berlari mendekati pintu mobil..
“Wooooowwwww Mama sangat hebat!” teriak Kakak Antony kedua mata nya melebar dengan sorot mata berbinar binar dan mulut tersenyum penuh kekaguman, sedang kan Anjel dan Jendro melonjak lonjak dan tepuk tangan kegirangan..
“Hooreeee Mama keren!”
“Ooolllleee..... ngeng.. ngeng... bil.. bil...”
Mesin mobil masih menyala, Dealova yang masih duduk di jok kemudi menoleh ke arah tiga anak kecil itu...
“Harusnya kalian sudah terbiasa naik mobil bagus, karena Nenek kalian yang sesungguhnya orang kaya di desa ini... kurang ajar benar Nenek Lampir itu telah membuat hidup kalian sengsara..” gumam Dealova di dalam hati.
yahhhh miga aja agak jera lah si yudas nya
dannn kenapa sih rajin sekali mendalak me delik kiiii hadehhh opo g wedi lak motone glinding opo yoooo🤔
Wkwkwk makanan dipesta habis ya stef kasian😁
ayoo kk thor lakukan sesuatu gitu
suruh si guguk gigit kek atau kasih gandol di celana akhirnya celananya ketarik dan buahahaaaaaaa.... 🤔🤔🤔🤔
tp ngaruh g tuhhhh nnti
liat aja apa yg di lakuiin sm otornya kira2 🤔
yaaa mgkin ada jalan rahisa khusus badan m3lebar kali
hahahaaaa
Ayo pak pol.Tangkap mereka.Jaring mereka pake jaring ikan saja biar ndak lari & berulah mereka 🤭