Aku Bukan Wanita Lemah

Merasa diganggu Ray, Leo mengajak Rara kembali ke apartemennya.

"Bagaimana bisa kamu dan kak Ray bertemu sayang?" tanya Leo dengan menatap lekat Rara

"Kami bertemu di pantai mas, saat aku kesal dengan mas Ilham aku pergi ke pantai untuk merefresh otakku dan tidak sengaja aku bertemu dengan Ray lalu kami bercerita banyak." jawab Rara

"Janji ya Ra, kamu nggak akan ninggalin aku dan lari bersama kak Ray," sahut Leo yang membuat Rara menatapnya

"Kamu ngomong apa sih mas, aku janji akan selalu di sampingmu sampai maut memisahkan kita mas," ucap Rara

"Janji ya Ra, aku bisa gila jika kamu meninggalkanku Ra," sahut Leo lirih

Nampak rasa takut di mata Leo, karena tidak tega Rara memeluknya.

"Aku janji mas," kata Rara lalu dia melepas pelukannya dan mengangkat kelingkingnya

Leo yang bingung bertanya

"Apa sayang,"

"Janji kelingking mas, ini janjiku padamu. Aku bukan wanita yang tidak tau diri mas, kamu yang selalu ada buat aku tidak mungkin aku mengkhianati mu dengan Ray jadi buang jauh-jauh pikiran itu. Aku mohon jangan punya pikiran seperti itu lagi fokuslah dengan tujuan kita." jelas Rara panjang kali lebar

Leo mengangguk dan tersenyum, dia lega sekarang. Dia ijin lagi untuk bermalam di apartemennya, karena ada Ray di rumah dia malas sekali pulang.

"Boleh tapi nanti malam jangan nyusul aku tidur, pagi-pagi kamu ngagetin aku mas," kata Rara kesal

"Aku kan menemani kamu sayang supaya nggak bobo sendiri. Lagipula aku Lo nggak ngapa-ngapain cuma peluk saja," bela Leo dengan terkekeh

Rara yang kesal mencubit pipi Leo, mereka bercanda bersama. Saat asik bercanda tiba-tiba suara perut Leo mengangetkan Rara

Kruuukkk

Rara menoleh ke arah Leo, sedangkan Leo dengan malu memegang tengkuknya.

"Maaf sayang, aku lapar. Tadi di rumah nggak sempat makan." Leo terkekeh

"Ya sudah tunggu sebentar ya mas, aku masak dulu buat kamu." pinta Rara

"Aku nunggu di sini saja ya, mau ngecek laporan perusahaan." sahut Leo

Rara mengangkat ibu jari dan telunjuk nya sehingga membentuk huruf o yang artinya Ok.

Di dalam kulkas hanya ada ikan dan tempe, dan sedikit sayuran. Rara masak sambel terasi dengan lalapan mentimun serta daun kemangi setelah siap dia memanggil Leo yang sibuk dengan ponselnya.

"Mas makan dulu gih, udah siap masakannya." Rara pun mendekat ke arah Leo

Leo meletakkan ponselnya lalu ke dapur untuk makan.

"Wah kelihatannya enak sayang," kata Leo dengan mata yang melihat makanan yang tersaji di meja

"Iya mas, sini aku ambilkan nasinya." Rara mengambilkan nasi untuk Leo.

Leo makan dengan lahap bahkan dia nambah sampai dua kali.

"Masakan kamu tidak ada duanya sayang, Ilham sungguh bodoh membuang berlian demi batu kali," kata Leo yang membuat Rara tersenyum.

Tapi kalau nggak dibuang Ilham aku juga nggak akan menemukannya," imbuh Leo dengan mulut banyak makanan.

"Udah makan dulu, kalau sudah selesai makannya baru bicara," kata Rara sambil memungut nasi yang berada di bawah mulut Leo

Di sisi lain Ilham dan Vera berdebat soal makanan, Ilham yang baru pulang kerja sangat lapar namun setelah di rumah dia tidak menemukan makanan sama sekali.

"Vera," panggilnya

Vera yang sedang rebahan di kamar keluar dan mendekat ke arah Ilham

"Ada apa sih mas, pulang-pulang teriak-teriak," omel Vera

"Kenapa nggak ada makanan sih Vera, aku lapar," sahut Ilham

"Mas, mas aku kan lagi hamil mana bisa aku memasak, lagian kamu kenapa nggak beli makanan di luar sih mas, aku juga lapar ni," timpal Vera

"Vera, orang hamil tu harus banyak dibuat gerak, biar bayinya sehat. Kalau kamu masak sendiri makanannya juga lebih sehat bagus buat bayi kita," imbuh Ilham

"Aku males mas," kata Vera enteng

Ilham geleng-geleng kepala, kini otaknya traveling dimana biasanya Rara selalu menyediakan makanan buatnya jadi setelah di rumah dia tidak kelaparan. Dia juga memilih masak sendiri katanya lebih sehat.

"Aku merindukan semua itu Ra," batin Ilham

Sedikit demi sedikit rasa sesal menggerogoti hatinya, sekarang barulah nampak perbedaan Vera dan Rara.

Karena kesal dengan Vera Ilham mengambil kontak mobilnya dan pergi

Vera yang tau kalau Ilham keluar meninggalkannya menjadi kesal.

"Awas kamu, karena aku tidak masak kamu membesar-besarkannya pakai acara pergi nggak bilang," umpat Vera

********

Keesokan harinya saat Rara bangun tidur dia merasakan berat di perutnya. Saat dilihatnya lagi-lagi tangan Leo melingkar sempurna di perut Rara.

Dengan pelan dia menyingkirkan tangan Leo supaya tidak membangunkannya.

Setelah lepas dari pelukan Leo, Rara ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu dia menyiapkan sarapan untuk Leo.

Sarapan kali ini, Rara memasak Mie dengan telur dia juga merebus air untuk membuat kopi Leo

Saat asik menunggu air mendidih Leo datang dan memeluknya dari belakang

"Kenapa nggak bangunkan aku sih sayang, kan aku bisa membantumu memasak," bisik Leo

"Cuma masak sederhana mas, kenapa harus membangunkan yang masih tidur ," kata Rara lalu membalikkan badannya

"Maaf semalam aku nyusul lagi, aku sungguh nggak bisa jauh dari kamu sayang," sahut Leo

"Ihh gombal, mang maunya meluk-meluk aku pas lagi tidur kan," timpal Rara yang membuat Leo terkekeh

Puas mengobrol mereka duduk menikmati sarapan mereka setelah itu Leo bersiap ke kantor.

"Mas aku hari ini ijin ya, karena aku mau pulang kangen sama ibu dan ayah kata Rara

"Aku antar ya," sahut Leo

"Nggak usah mas, aku sendiri saja nggak enak sama ibu dan ayah kalau mas Leo yang antar, kan statusku masih istri mas Ilham," timpal Rara dengan menyuguhkan senyum termanisnya untuk Leo

"Baiklah kalau gitu, nanti kalau sudah sampai sana aku kabari ya," pinta Leo

"Siap mas," ucap Rara dengan tersenyum.

Setelah Leo berangkat, Rara memesan taxi online untuk pulang ke rumah orang tuanya.

Satu setengah jam kemudian dia sampai di rumah orang tuanya.

Orang tua Rara kaget karena Rara pulang sendiri tanpa Ilham padahal sebelumnya selalu diantar oleh Ilham.

"Assalamualaikum Bu, ayah." Rara mengucap salam.

"Waalaikum salam nduk," sahut ibu dan ayah

Rara mendekat ke arah orang tuanya yang sedang duduk di teras.

"Kamu kok tumben pulang sendiri nduk, mana Ilham?" tanya ibu

"Mas Ilham kerja Bu, Rara kangen dengan ibu dan ayah sehingga Rara pulang sendiri." Rara berbohong pada orang tuanya

Ibu dan ayah Rara langsung memeluk Rara karena sudah beberapa bulan tidak bertemu dengan anak semata wayangnya tersebut.