Perjuangan Cinta Sang Ceo

Dua bulan kemudian.

Angga sedang berada dikawasan Gelora Bung Karno. Kebetulan hari ini, akan ada syuting iklan disana. Dona sebagai model iklannya. Awalnya, Angga malah untuk ikut serta melihat prosesi syuting iklan nya. Tapi Niko, assisten nya membujuknya untuk ikut serta melihat prosesi syuting nya. Karena Angga termasuk tipe orang yang teliti. Barang sedikit saja ada kesalahan, maka harus di ulang semuanya.

Angga menuju lokasi syuting dengan mobilnya, dia memilih berangkat sendiri. Mang Darma, sedang bertugas mengantar Bu Renata arisan.

Selama dua bulan ini, hidup Angga sangat tidak baik. Hari-harinya masih saja digunakan untuk mencari Amalia. Awalnya, Angga berfikir, mungkin jika sudah terbiasa tanpa Amalia, dia perlahan bisa melupakan Amalia. Tapi kenyataannya tidak, bayang-bayang Amalia masih saja ada di mata dan hati Angga.

Angga sudah sampai di lokasi syuting. Kebetulan para kru dan model viguran nya sudah hadir. Tinggal menunggu Dona, yang menjadi model utamanya. Angga duduk di tempat yang sudah disediakan oleh para kru. Seorang wanita membawa orange juiece, dan duduk di sebelah Angga.

"Pak Angga, apa kabar?" sapa nya ramah.

"Baik!" jawab Angga singkat, masih fokus dengan majalah yang di pegang nya.

"Saya gak nyangka, bisa bekerjasama lagi dengan perusahaan Bapak," sambung wanita itu.

Wanita itu adalah Bu Shelly, pemilik PH yang bekerjasama dengan perusahaan Angga. Wanita muda, cantik, dan seksi berusaha mendekati Angga. Mereka memang baru pertama kali bertemu, karena sebelumnya Bu Shelly mewakilkan kepada pak Surya. Tapi setelah mengetahui, kalau Angga adalah penguasaha muda yang sukses. Sepertinya, Bu Shelly tertarik pada Angga. Bukan saja tertarik bekerjasama dengan perusahaan Angga, tapi juga tertarik pada Angga.

"Ngomong-ngomong, sembari nunggu modelnya, kita makan siang dulu saja Pak Angga!" tawar Bu Shelly tersenyum.

"Saya tidak lapar, kalau Ibu mau makan Siang, silahkan?" tolak Angga sopan

"Ya sudah, saya juga tidak ingin makan. Saya hanya menawari Pak Angga, saja!" ucapnya sedikit kecewa, karena usahanya mendekati Angga tidak berhasil.

Selang beberapa saat, Dona datang bersama assisten nya. Perut Dona sudah mulai membuncit. Kini usia kandungannya sudah memasuki bulan ke lima. Jadi wajar, kalau sudah kelihatan besar. Saat Dona menikah, dia sudah hamil dua bulan.

"Hay Ngga, Hay Bu Selly.. senang bertemu dengan kalian berdua!" sapanya basa-basi.

"Hay Dona, wah udah kelihatan besar ya perutnya!" ujar Shelly melirik perut Dona, Dona hanya diam.

"Ya sudah, karena semuanya sudah lengkap, kita mulai take awal..." perintah salah satu kru.

Mereka mencari tempat masing-masing. Iklan yang akan dibintangi oleh Dona adalah minuman energi yang cocok untuk ibu hamil. Konsepnya adalah sebuah keluarga yang staminanya tetap terjaga dengan minum minuman produknya Angga ini. Yang paling penting cocok untuk ibu-ibu hamil.

Dari kejauhan Angga melihat Dona, agak gemukan. Mungkin karena dia hamil, nafsu makan nya juga bertambah. Angga pernah punya impian indah bersama Dona. Jika mereka berdua menikah, Angga akan melarang Dona untuk menjadi model lagi. Dia lebih suka Dona menjadi istri dan ibu rumahtangga yang baik. Tapi impiannya kini seakan sirna, habis di makan pengkhianatan Dona. Setelah bisa move on dari Dona, kisah cintanya pun harus berakhir. Sampai sekarang saja, Angga tidak bisa menemukan keberadaan Amalia.

Selama dua bulan ini, usahanya pun tidak menemui hasilnya. Angga sudah berkeliling ibukota untuk mencari Amalia. Amalia hilang bak di telan bumi. Meninggalkan luka yang teramat dalam untuk Angga. Dia berjanji, tidak akan menyerah untuk mencari wanita pujaannya itu. Angga yakin, suatu saat nanti takdir akan mempertemukan mereka.

Proses syuting pun usai, Angga pergi terlebih dulu dibandingkan yang lainnya. Kebetulan hari sudah mulai senja, Angga memilih untuk pulang. Hari ini sangat melelahkan bagi Angga. Bukan lelah badan, melainkan lelah hati dan pikirannya. Dia ingin hidup normal seperti dulu, menghabiskan waktu dengan hal-hal yang menyenangkan untuk dia. Tapi, sayangnya kini tidak bisa lagi ia lakukan. Pengaruh Amelia sedikit banyak merubah hidupnya. Dulu setiap kali ke club', Angga pasti tidur dengan wanita disana. Tapi sekarang tidak, kerap kali dia ingin menyentuh wanita itu, Angga teringat dengan Amalia. Karena itu, semenjak berhubungan intim dengan Amalia, Angga belum pernah berhubungan dengan wanita lain.

Sampai di rumahnya, Angga langsung masuk ke kamar. Orangtuanya sedang menunggu di meja makan. Usai mandi dan berganti pakaian, Angga turun kebawah untuk bergabung dengan papa dan mamanya.

"Anak Mama, gimana pekerjaan di kantor sayang? tanya Bu Renata sembari menyendok kan makanan ke piring Angga.

"Lancar kok Ma, hari ini jadwalnya mengawasi prosesi syuting iklan untuk produk terbaru perusahaan." Angga mulai menyendok kan makanan nya ke mulutnya.

"Oh iya, Papa sampai lupa. Kita mendapat undangan dari perusahaan Dinata Grup, untuk ulang tahun nya yang ke 25. Tadi Papa ketemu Ama Om Rudi, di tempat golf. Dia juga udah kasih undangan nya ke Papa!" ucap Pak Dwipangga menyampaikan undangan dari Pak Rudi.

"Papa aja yang datang, Angga malas!" seru Angga malas.

"Kita akan datang berdua, Beliau sangat mengharapkan kedatangan kamu di acara itu. Ayolah Ngga, apa salahnya kamu juga datang!" bujuk pak Dwi.

"Coba lihat besok deh Pa, bisa nggak nya nanti Angga kabari," jawab Angga yang masih belum mengambil keputusan.

Pagi harinya Angga berangkat ke kantor seperti biasanya. Saat sudah ada di depan lobi kantor, Angel menghampiri Angga. Dengan tidak tahu malunya, Angel menggandeng lengan Angga. Dengan cepat Angga menepisnya dan berkata " jangan sentuh saya" setelah terlepas dari Angel, Angga masuk ke dalam. Menyisakan Angel yang masih kesakitan karena tepisan Angga.

Saat sudah ada di ruangannya, Angga mengecek email masuk dari rekan bisnisnya yang ada di Singapura. Mereka seperti nya tertarik ingin bekerjasama dengan perusahaan Angga. Tapi Angga masih ragu, karena jika dia menerima kerjasama itu. Otomatis dia juga akan menetap Beberapa hari di sana, dan tidak bisa mencari Amalia lagi. Angga tidak mau meninggalkan Indonesia kalau dia belum bisa menemukan Amalia. Angga mengabaikan email itu, dan beralih ke laporan keuangan yang ada di atas meja. Angga tersenyum lega, karena omsite penjualan bulan ini naik secara signifikan.

Dia sangat bangga pada semua team yang sudah membantu meningkatkan omset penjualan bulan ini.

Niko masuk keruangan Angga, ketukan pintunya tidak di respon oleh Angga. "Maaf Pak, ini ada surat undangan dari perusahaan "Dinata Group" untuk malam ini." Niko meletakkan undangan nya di atas meja.

"Iya saya sudah tahu, kemarin Papa saya mendapat undangan langsung dari Pak Rudi," ucap Angga mengamati undangan yang ada di hadapannya.

"Apa Bapak akan datang dengan Pak Dwi, atau dengan Bu Angel?" tanya Niko lagi.

"Saya tidak tahu, akan hadir atau tidak."

To be continued...

Kira-kira Angga datang gak ya, secara Amalia ada di sana Lo.. ihhh jadi penasaran deh...