NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:70.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menggempur Lewa

"P-pangeran Airlangga?! Benarkah ini kamu?", ujar salah seorang perempuan muda yang dikenali oleh Prabu Airlangga sebagai Sekar Melati. Namun, belum sempat Prabu Airlangga menjawab, tubuh Sekar Melati limbung dan hendak jatuh ke tanah. Prabu Airlangga dengan cepat menyambar pinggang ramping perempuan cantik itu hingga tubuhnya tak jadi mencium tanah.

Dengan mata yang seksama, Prabu Airlangga memperhatikan sekujur tubuh Sekar Melati dan melihat sebuah luka robek pada pangkal lengan kirinya yang nampak masih meneteskan darah segar. Melihat itu, Prabu Airlangga cepat menoleh ke arah gadis berbaju putih yang ia kenali sebagai Puspa Mawar, murid Perguruan Bukit Kembang.

"Kita harus secepatnya merawat luka Melati, Puspa Mawar. Jika terlambat akan berakibat buruk", Puspa Mawar langsung mengangguk setuju dengan ucapan Sang Raja Medang.

" Bancak, Doyok!!

Kalian berdua cepat ikuti aku ke perkemahan. Luka kawan lama ku ini harus segera diobati ", setelah berkata demikian, Prabu Airlangga langsung melesat cepat ke arah perkemahan para prajurit Medang di tepian Kali Sembung. Puspa Mawar pun segera mengikuti nya.

" Kang Doyok, kog aku merasa kalau Sinuwun Prabu Airlangga itu menang sendiri ya?

Kita-kita yang capek adu tenaga dalam dengan musuh, lah dia yang dapat perempuan nya. Apa ini yang dinamakan 'ora kenek pulut e tapi mangan nangka ne ( plesetan peribahasa jawa)", ucap Bancak sambil garuk-garuk kepala.

" Sejak kapan ada peribahasa seperti itu Cak? Yang benar itu 'ora mangan nangka ne tapi kenek pulut e'. Jangan kau bolak-balik peribahasa itu, nanti orang bingung memaknai arti nya.

Sudah jangan berpikir yang bukan-bukan. Kita itu abdi dalem Sinuwun Prabu Airlangga, sudah sewajarnya menjadi tameng dan senjata sinuwun. Abdi itu wajib mengabdi pada junjungan nya. Ayo kita susul mereka, nanti kita tidak kebagian siddhu manis di barak prajurit ", setelah berkata demikian, Doyok segera melesat ke arah selatan yang segera diikuti oleh saudaranya.

Sesampainya di tenda besar yang menjadi tempat peristirahatan nya, Prabu Airlangga segera membawa Sekar Melati ke dalam dan merebahkan nya ke tempat peristirahatan nya. Parahita yang melihatnya, lekas mendekati sang raja.

"Siapa dia Gusti Prabu? ", tanya Parahita segera.

" Dia kawan lama ku, yang pernah akrab dengan ku sewaktu aku dalam masa pelarian dulu.

Hita, tolong selamatkan nyawanya. Dia sepertinya luka parah setelah bertarung melawan orang-orang Alas Larangan ", mendengar permintaan dari Sang Raja Medang, Parahita bergegas memeriksa luka-luka di lengan Sekar Melati. Di bawah penerangan cahaya lampu sentir minyak jarak yang tergantung pada tiang tenda, Parahita dapat melihat jelas bahwa luka Sekar Melati jelas-jelas ada racun nya.

"Lukanya berbau busuk dan seperti nya ini sepertinya racun yang ganas. Hemmmm, sepertinya ini adalah racun pelemas otot", gumam Parahita sambil mengorek luka yang diderita oleh Sekar Melati.

" Apa kau bisa mengobati nya, Hita? ", segera Prabu Airlangga buka mulut setelah mendengar gumaman Parahita.

" Bukan hal yang sulit. Hanya saja aku butuh daun sambilata dengan bunga nya. Dan itu cukup sulit untuk mencari nya di malam buta begini, Gusti Prabu.. ", ucap Parahita sambil mengerutkan keningnya.

" Akan ku kerahkan para prajurit untuk mencari nya, Hita. Sekarang tunggu saja disini.. ", usai berkata demikian, Prabu Airlangga segera keluar dan memerintahkan para prajuritnya untuk mencari daun sambilata di pinggiran Kali Sembung.

Meskipun merasa heran dengan perintah yang di terima dari sang raja, para prajurit Medang dengan patuh melaksanakannya. Berbekal obor, mereka menyisir bantaran Kali Sembung. Untungnya, salah seorang prajurit Medang menemukan tumbuhan sambilata di antara bebatuan yang ada di dekat pohon waru.

Berbekal daun sambilata lengkap dengan bunga nya ini, Parahita mengobati luka beracun di lengan kiri Sekar Melati. Setelah selesai, para prajurit memindahkan Sekar Melati di salah satu tenda yang ada di dekat tenda besar. Puspa Mawar saudara seperguruan nya menunggunya hingga pagi menjelang tiba.

Matahari mulai menampakkan diri di cakrawala langit timur setelah kokok ayam jantan bersahut-sahutan. Embun pagi di dedaunan mulai berkumpul dan menetes, sebagian menguap di terpa cahaya mentari pagi. Kicauan burung-burung pun mulai terdengar bersahutan di ranting pohon yang tumbuh di sekitar bantaran Kali Sembung.

Begitu pagi menjelang tiba, para prajurit Medang bagian perbekalan sudah menyalakan api untuk menyiapkan makanan bagi rekan-rekan mereka. Karena sarapan pagi yang mereka buat menentukan kekuatan pasukan Medang dalam menggempur pasukan Lewa. Tentu saja ini bukanlah suatu yang bisa dianggap remeh begitu saja.

Begitu hidangan tersebut siap, para prajurit perbekalan segera membagikan makanan kepada seluruh prajurit Medang. Semuanya mendapatkan jatah sarapan pagi yang sama, tidak ada beda meskipun pangkat mereka berbeda. Ini adalah kebijakan Prabu Airlangga yang menganggap semua prajurit Medang adalah kawan seperjuangan yang harus diperlakukan sama.

Saat Prabu Airlangga sedang menikmati sarapan pagi, Sekar Melati dan Puspa Mawar datang. Ditemani oleh Parahita, dengan lengan terbalut kain bersih Sekar Melati mendatangi tempat sang raja muda.

"Melati, kau sudah sadar?!! Syukurlah kau sudah baikan", sambut Prabu Airlangga segera.

" Hamba berterimakasih karena pertolongan dari Gusti Prabu Airlangga. Jika terlambat, mungkin Sekar Melati sudah tidak ada lagi di dunia ini", ucap Sekar Melati dengan penuh terimakasih.

"Sudahlah, ini hanya pertolongan kecil saja. Kalau ada orang yang pantas untuk menerima ucapan terima kasih mu, Parahita lah yang paling berhak.

Aku cuma heran, kenapa kalian bisa terlibat perseteruan dengan orang-orang Alas Larangan? Apa masalah nya? ", Prabu Airlangga menatap wajah cantik Sekar Melati.

Murid Perguruan Bukit Kembang ini pun menceritakan tentang kisah kakak seperguruan nya, Dewi Kembang Wengi, yang diperkosa oleh salah seorang anggota Alas Larangan yang bernama Kalajati atau yang lebih dikenal sebagai Dewa Angin. Kakak seperguruan nya ini lantas kabur dari perguruan karena tak kuat menanggung malu. Dia dan Puspa Mawar diperintahkan oleh Dewi Bukit Kembang untuk menemukan nya akan tetapi mereka berjumpa dengan Dewa Angin dan seorang kawan nya hingga terjadilah perkelahian antara mereka.

Hemmmmmmmmmm...

"Dari yang ku dengar, orang-orang Alas Larangan juga terlibat dalam berbagai masalah dan yang terakhir dari telik sandi ada yang mengatakan bahwa Prabu Panuda bersekutu dengan Pangeran Alas Larangan untuk melawan kami.

Kau tenang saja Melati, aku akan membantu mu untuk mencari keadilan untuk kakak seperguruan mu", ucap Prabu Airlangga segera.

"Karena Orang-orang Alas Larangan sudah bergabung dengan Kerajaan Lewa, kami juga akan membantu Gusti Prabu Airlangga untuk menumpas mereka. Mohon Gusti Prabu mengijinkan kami untuk ikut serta", sahut Puspa Mawar sembari menghormat pada Prabu Airlangga.

"Aku tidak memaksa kalian untuk ikut akan tetapi juga tidak menolak jika kalian ingin membantu. Sebaiknya kalian bergabung dengan pasukan Kakang Sakri, kakak seperguruan ku yang juga seorang pendekar hebat.

Baiklah, setelah sarapan ini kita berangkat ke arah Kota Lewa", titah raja Medang itu segera.

"Sendiko dawuh Gusti Prabu", ucap semua yang hadir seraya menghormat.

Pagi itu juga, saat matahari sepenggal naik ke langit timur, pasukan Medang di bawah pimpinan langsung Prabu Airlangga bergerak meninggalkan bantaran Kali Sembung ke arah barat. Mereka menyeberangi sungai kecil itu dengan cepat dan terus berlanjut ke arah barat.

Setengah hari perjalanan, pasukan Medang sudah sampai di bekas Kotaraja Wuwatan yang kini hanya tinggal puing-puing belaka. Beberapa bekas bangunan istana masih kokoh berdiri meskipun telah di tumbuhi tumbuhan merambat dan semak belukar. Prabu Airlangga nampak termenung sejenak menatap sebuah arca dwarapala yang dulu merupakan bagian dari pintu masuk keputran Wuwatan yang menjadi tempat tinggalnya.

Belum sempat pasukan Medang keluar dari bekas Kotaraja Wuwatan, dari arah dengan muncul pasukan dengan menggunakan bendera hijau bergambar gunung keemasan. Ini adalah bendera kerajaan Lewa.

Melihat hal ini, Prabu Airlangga segera menghentikan laju pergerakan kuda tunggangan nya sembari mengangkat tangan kanan nya tinggi tinggi ke atas. Dengan lantang ia berteriak,

"Pasukan, bersiaaaapppppp!!!!! "

1
arumazam
seraanghhhh
saniscara patriawuha.
calon bojone sopo iku.... mang eBeezzzz
Eddy Airborne
mantap
Andbie
sip lanjut
Heryala Hery
Heaamm,nnt kamu Dyah kencanawangi jatuh cinta pulak sma Prabu Airlangga,mana mo nantang berkelahi pulak lagi.. 🤔🤔🤔👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Tuh kan kayu gak salah ditendang sama Tumenggung Renggos 😅
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Tumenggung Renggos jangan disuruh berpikir nanti timbulnya emosi, mending disuruh kerja aja pasti rampung 😁
Muchtar Albantani
nambah selir
AbhiAgam Al Kautsar
siagakan barisan
Windy Veriyanti
mung sak nyuk'an...wis entek...😁
to be continued
Nuno Devilito
tambah seru thor...trm ksh updetny
Eddy Airborne
lanjutkan
Windy Veriyanti
Salah satu ajian favoritku...Ajian Waringin Sungsang 👍👏
ajian yang nantinya dipakai oleh Panji Watugunung dan keturunannya
Windy Veriyanti
pilihan yang bijak, Warok Siman 👏
arumazam
mantap
Abdus Salam Cotho
lemah!! tidak ada perlawanan🤭
Widi Nugroho
apakah pandeta agung jnanabajra itu adalah seorang sastrawan/cendekiawan/budayawan jaman dahulu dari Bali kang Ebez... yg namanya menjadi inspirasi JANABADRA almameter saya di Jogja hehehe...
andymartyn
lanjut lagi ndoro prabu,,,
andymartyn
nah gitu wu, jangan asal emosi nanti rugi sendiri
LD. RAHMAT IKBAL
hilang rasa sombongx hehehe sehat kang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!