Istri Kecilku Yang Hebat (2)

Sekolah akhirnya selesai. Della pulang ke rumah, malam ini ia memiliki sebuah misi. Tentu saja misi pertama untuknya sebagai anggota organisasi CH. Ia diperintahkan membunuh seorang pengedar narkoba yang sudah sangat meresahkan banyak warga dan tidak tanggung-tanggung, yang membayar Della adalah seorang Walikota.

Sebenarnya ini sedikit membingungkan Della. Mereka kelompok mafia dan sudah pasti aktivitas yang mereka lakukan melanggar hukum, namun sepertinya masyarakat di Negara A tidak membenci mafia, bahkan terkesan bangga kalau bisa memiliki pendukung dari kelompok mafia.

Malam menjelang, tepat pukul 10. Ketika semua orang mulai beristirahat. Della memutuskan keluar, beruntung Je bersedia meminjamkan sepeda motor untuknya sehingga Della tidak perlu khawatir dengan misinya malam ini.

"Sepertinya Zenna baik-baik saja, aku sebaiknya menyelesaikan misi dengan cepat dan mengawasi rumah keluarga Savior." Meski tidak mendapatkan alarm darurat dari Zenna. Della tetap tidak bisa bernafas lega.

Ia memacu motor dengan kecepatan tinggi, kini ia bertransformasi menjadi wanita iblis berpakaian merah gelap. Menyeramkan, sudah pasti. Ia juga menggunakan topeng menutupi matanya dan menampilkan bibir indahnya yang sudah di lapisi lipstik merah gelap.

Karena markas yang di gunakan pengedar narkoba berada di pinggir kota, wajar sebenarnya. Mereka tidak ingin terendus oleh pihak berwajib. Jadi, sudah pasti memilih lokasi yang jauh dari keramaian, apalagi aktivitas mereka sangat terlarang.

"Adik Red, apa kau sudah tiba di lokasi?" Tiba-tiba saja Black, wakil Je di organisasi CH menghubungi Della. Jangan khawatir, mereka tidak berbicara menggunakan ponsel melainkan handset tanpa kabel khusus yang hanya kelompok organisasi memiliknya.

"Sudah, Apa kalian sudah mengetahui berapa jumlah orang yang ada di dalam?" Lebih baik mencari tahu situasi misi agar pekerjaan bisa berjalan dengan lancar.

"Sekitar lima belas orang, tapi hanya ada enam orang yang tetap terjaga. Selebihnya tertidur pulas "

"Apa aku harus membunuh semuanya?"

"Tidak perlu, kau akan membuang-buang waktu mu tapi jika terdesak maka lakukan pembunuh, aku sudah meletakan granat kecil dalam tas mu. Selain pistol dan granat aku juga memasukan pisau tajam ke dalamnya."

"Baiklah, aku akan melakukan misi malam ini."

"Hati-hati dan kau harus kembali tanpa lecet sekalipun."

"Hm."

Pembicaraan mereka selesai. Della mulai mengikuti instruksi yang Black berikan sebelum telpon terputus. Ia mengendap-endap agar tidak membangunkan lebih banyak orang, benar kata Black, jika ia membunuh semua orang dengan jumlahnya yang hanya sendiri, maka itu sama saja bunuh diri.

Karena misinya hanya membunuh ketua gerbong narkoba. Maka Della tidak punya pilihan selain mengendap-endap ketika masuk, kebetulan jendela masih ada yang terbuka dan tubuh Della bisa melaluinya. Dengan mudah, Della masuk, tapi tetap tidak membuat suara. Ia melihat orang-orang yang berjaga sedang tertidur pulas.

"Black mengatakan bahwa pria itu ada di lantai dua, sebaiknya aku pergi ke sana segera." Perlahan, Della mulai naik tangga. Tidak ada suara keras, hanya pijakan kaki Della yang berusaha ia ringankan agar tidak mengejutkan semua orang.

Setelah menghitung anak tangga dan akhirnya tiba di lantai dua. Kelima orang yang kebetulan sedang berjaga di depan kamar target Della langsung terkejut tak kala melihat kehadiran tamu yang tidak di undang.

"Siapa kau?!"

Pertanyaan bodoh, Della tertawa mencibir. Apakah seperti ini seorang anggota, sudah tahu kedatangan membawa berita buruk namun ia masih sempat-sempatnya bertanya siapa dirinya.

"Panggil aku malaikat maut," ucap Della santai. Tangannya sudah menekan pelatuk pada pistol yang sedang ia pegang.

"Kurang ajar! Apa kau tahu bahwa kau sedang berhadapan dengan kelompok yang paling ditakuti oleh banyak orang di Negara ini? Sepertinya kau memang ingin mati."

Terdengar suara tembakan dan tubuh pria yang mengajak Della berbicara jatuh ke lantai. Dadanya berdarah, seperti Della menembak bagian jantung pria itu.

"Terlalu bertele-tele." Lalu setelah itu, Della mulai menembaki satu persatu rekan pria yang lebih dulu menjemput ajalnya.

Tidak ada perlawanan yang berarti, mungkin ini pengaruh dari terlalu sering mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Kecerdasan mereka menurun. bahkan terlihat sangat bodoh dan lambat. Hal tersebut tentu saja memudahkan Della, ia tidak perlu mengeluarkan banyak peluru. Kali ini, ia membunuh menggunakan benda canggih bukan pisau seperti di masa lalu.

Ketika semuanya mati dan tidak ada tanda-tanda kehadiran anggota lain. Della mendobrak pintu, kebetulan pintu terkunci sehingga usaha Della sia-sia, namun tidak lama sebab pintu terbuka dari dalam dan menampilkan target Della.

"Berani-beraninya kau membunuh anggota ku! Sepertinya organisasi CH telah berani mengirim anggotanya. Tapi sayang sekali mereka harus menyesal sebab malam ini kau akan menjadi penghangat ranjang ku."

Tidak perlu ditanya dari mana pria itu tahu identitas Della yang merupakan anggota organisasi CH. Sebaik simbul berbentuk mahkota yang di sulam menggunakan benang emas terlihat sangat jelas di pakaian Della.

"Kau terlalu percaya diri, Tuan."

"Aku suka wanita yang sombong. Mari kita selesaikan dengan cepat. Mau menggunakan cara lembut atau kasar? Ku sarankan pilih cara lembut, walau besok kau juga akan mati tapi malam ini aku akan memberikan sebuah kenang-kenangan yang membahagiakan untuk mu, aku akan lembut."

Ini sangat menjijikan, Della menjadi sangat kesal dan memutuskan menyelesaikan misinya. Ia mulai menerjang ke arah pria tersebut, tendangan pertama gagal, namun Della tidak menyerah. Ia akui bahwa targetnya cukup kuat namun ia tidak akan pernah membiarkan dirinya menderita banyak kerugian.

Setiap tendangan yang ia layangkan berhasil pria itu cegah, tubuhnya masih baik-baik saja. Kini keringat mulai membasahi tubuh Della, ia tidak lelah bahkan semakin bersemangat. Tendangannya semakin kuat begitu juga dengan pukulannya. Makan ini, ia tidak menggunakan pistol, Pisau atau granat pada target.

Seperti kerasukan, Della semakin kuat. Dan sang target mulai melemah, bukan karena pukulan Della namun efek dari konsumsi obat-obatan terlarang sangat menakutkan. Daya tahan tubuh si pemakai tidak lagi bisa normal seperti orang sehat. Hal tersebut seperti angin segar untuk Della, ia akhirnya menemukan titik lemah lawannya lalu tubuhnya terjatuh ke lantai dengan darah mengalir dari sudut bibirnya.