Maura Putri Wijaya, gadis cantik berusia 20 tahun. Putri tunggal dari pengusaha terkenal nan kaya raya, Elgar Wijaya dan Amira Talitha.
Namun, hidup Maura kesepian karena kedua orang tua nya sibuk dengan urusan masing-masing. Membuat Maura terbawa arus hingga memutuskan menjadi seorang sugar baby dari seorang pria tampan yang usia nya jauh di atasnya.
Daniash Anggara Kim, pria dewasa yang berhasil menjadikan Maura baby nya, bahkan mereka menghabiskan banyak malam bersama. Daniash pria beristrikan seorang artis bernama Herra Yuliana, mereka menikah karena perjodohan.
Apa yang terjadi ketika orang tua Daniash mengetahui kelakuan putra nya dengan gadis lain? Sedangkan mereka tau kalau hubungan rumah tangga keduanya baik-baik saja?
"Aku lelah dengan keadaan aku saat ini, bisakah aku menyerah, Dad?"
"Tidak, aku yang akan memberikan semua nya untukmu. Menjadikan mu gadis paling beruntung!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33 - Hargai Keputusanku!
"Daddy ke kantor lagi ya?"
"Iya Dad, hati-hati di jalan nya ya. Jangan nakal, Daddy punya aku!" Tegas Maura yang malah membuat Daniash terkekeh, sungguh demi apapun tingkah Maura sangat menggemaskan.
"Iya sayang, gak nakal kok. Kamu juga jangan nakal ya, yang bener belajar nya."
"Oke Daddy, Maura juga harus balik ke kantor. Soalnya ada kelas satu jam lagi." Jawab Maura sambil melihat jam tangan nya.
"Ya sudah, kita berpisah dulu ya."
"Peluk dulu.." Pinta Maura manja, dengan senang hati Daniash mengabulkan keinginan gadisnya. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang menatap mereka dengan tajam. Kedua tangan nya terkepal erat, gigi nya bergemeletuk, menandakan dia sedang di kuasai amarah.
'Siapa gadis itu? Kenapa dia berani sekali memeluk suamiku?' Batin Herra, ya dialah Herra. Setelah merasakan kecurigaan selama beberapa hari dengan tak pulang nya Daniash ke rumah, dia nekat untuk mencari tau kemana kiranya suaminya itu pulang.
Namun, hari ini dia melihat dengan mata kepala nya sendiri kalau Suaminya tengah memeluk erat seorang gadis muda. Bisa di tebak, mungkin usia nya baru belasan tahun atau 20 tahunan, yang jelas gadis itu pasti anak kuliahan.
Hati nya memanas, dia merasa marah karena dugaan nya ternyata benar. Daniash berpaling pada gadis lain, hal yang tak bisa di biarkan.
Setelah beberapa menit berpelukan mesra, Daniash melerai pelukan nya. Gadis itu mendongak dan Daniash langsung mengecup bibirnya singkat, di negara ini berciuman di tempat umum sudah biasa terjadi.
"Daddy pergi dulu, kamu hati-hati ya. Jangan ngebut bawa mobil nya,"
"Iya Dad, Daddy juga hati-hati di jalan nya ya. Semangat kerja nya,"
"Pasti, kamu juga semangat kerja nya. Biar cepet wisuda."
"Kalau Maura udah lulus, kita nikah yuk? Maura jadi istri kedua juga gapapa, Dad." Daniash terkekeh lalu mengacak rambutnya dengan gemas.
"Orang tua takkan menyukai nya, sudah dulu ya. Jangan berpikir tentang pernikahan dulu, kamu masih anak kuliahan sekarang."
"Yaudah deh, Maura pergi duluan ya Dad." Maura menjauhkan tubuhnya, lalu melambaikan tangan nya. Daniash menatap gadis nya dengan hangat, tatapan penuh cinta yang jarang pria itu tunjukkan, kecuali pada sang Mama.
Pria itu juga masuk ke dalam mobil dan melajukan nya ke perusahaan, sedangkan Herra mengikuti mobil gadis yang tadi berpelukan dengan suaminya. Dia bernekat untuk mengetahui gadis itu, siapa namanya dan asal usulnya.
"Aku tak boleh kehilangan jejaknya!"
Herra terus mengikuti kemana pun mobil gadis itu melaju, hingga mobil itu masuk ke dalam gerbang sebuah kampus elit.
"Ohh, jadi jalaang kecil itu kuliah disini? Cihhh, pasti dia bisa kuliah di kampus seelit ini karena uang dari suamiku." Ucap Herra, wanita itu tersenyum remeh. Tak tau saja, kalau Maura juga putri dari salah satu crazy rich di negara ini.
Herra mengambil ponsel nya, lalu menghubungi seseorang kepercayaan nya.
"Hallo, ada apa? Tumben kau menghubungiku."
'Aku punya tugas untukmu, ikuti gadis yang memakai mobil merah dengan plat nomor DX0009, siapa dia, nama, dan nomor ponsel nya, aku butuh sekarang!' Perintah Herra.
"Gila, Lo pikir semua gak butuh waktu? Sial, nyari cewek yang pake mobil merah di negara ini susah cuuk!"
'Lo kan hacker bangsaat!' Cibir Herra membuat pria itu tertawa.
"Oke, paling telat besok gue kirim semua informasi yang Lo butuhin. Bayaran nya jangan lupa, transfer sekarang. Lagi butuh buat beli obat."
'Cihhh, masalah duit aja cepet.' Herra berdecih, sulit memang jika berurusan dengan orang yang doyan duit.
"Haha, pekerjaan yang Lo kasih kan susah." Pria di seberang sana tergelak mendengar ucapan Herra.
'Ya, gw transfer nanti. Kerjain dulu, gw tunggu secepatnya.'
"Okey, cantik." Jawabnya, Herra segera mematikan panggilan nya. Dia mendengus kesal, lalu melempar ponsel boba nya ke kursi di sampingnya.
Sore hari nya, Daniash langsung mengemudikan mobilnya ke rumah. Dia begitu penasaran, ada apa dengan papa nya? Apa yang begitu penting hingga harus beliau sendiri yang mengatakan nya ke kantor tadi.
Setelah hampir satu jam bergabung dengan pengendara lain, akhirnya Daniash sampai di kediaman mewah milik keluarga Kim.
Kedatangan tuan muda itu langsung di sambut hangat oleh para maid yang sedang bertugas, mereka kompak menunduk hormat ke arah Daniash yang hanya menampilkan wajah datar nya, tanpa senyuman sedikit pun. Berbeda dengan saat bersama gadis nya, bibir pria itu terasa ringan untuk tersenyum.
"Selamat sore, tuan muda.." sapa salah satu maid, yang Daniash tau dia adalah kepala maid. Wanita paruh baya itu sudah bekerja di rumah ini saat dia dan Dara masih kecil.
"Hmmm.." Daniash hanya berdehem sebagai jawaban, lalu melangkah tegap masuk ke dalam rumah.
Di ruang tamu, Danish dan Riana sudah menunggu kedatangan putra mereka di sofa.
"Sore Ma, Pa."
"Duduk.." Tegas Danish, aura mendominasi sang papa begitu terasa.
Daniash menurut dan duduk berhadapan dengan sang papa, meskipun hati nya berdebar tak karuan, tapi dia berusaha menetralkan ekspresi wajahnya. Kiranya kesalahan apa yang dirinya lakukan, hingga papa nya selalu melayangkan tatapan tajam semacam ini padanya sejak tadi pagi?
"Kenapa tak bicara sama papa, Daniash?"
"Maksud papa? Bukankah hubungan kita baik-baik saja, Pa?" Balik tanya Daniash, jujur saja dia tak mengerti arah pembicaraan sang papa.
"Tentang Herra!"
Deg…
Ini benar-benar di luar dugaan, kenapa papa nya menanyakan hal itu? Bukankah dia yang selalu membanggakan menantu nya itu di depan semua orang?
"Memang nya Herra kenapa, Pa? Bukankah dia menantu kesayangan papa?" Tanya Daniash tenang, dia menyandarkan punggung nya di sandaran sofa.
Danish terdiam, memang yang di katakan putra nya benar. Dia selalu membanggakan Herra di depan semua orang, tanpa tau tabiat buruk wanita itu di belakang nya.
"Boy.."
Daniash menghembuskan nafas nya dengan kasar, lalu bergantian menatap kedua orang tua nya.
"Maaf Pa, Daniash melakukan ini karena tak ingin membebankan papa."
"Seharusnya kamu bicara sama papa, bagaimana pun, papa yang sudah menjodohkan kalian!" Tegas Danish.
"Lalu, apa papa akan percaya dengan apa yang Dani katakan? Dani rasa tidak, karena apa? Papa terlalu menyayangi Herra, tapi melupakan kalau aku adalah anak papa."
"Apa papa sadar? Selama ini Dani selalu menuruti apapun perkataan papa, mulai dari sekolah, kuliah, bahkan jodoh pun papa yang mengaturnya. Papa terlalu egois, papa membuat aku seperti boneka yang selalu menuruti apapun kemauan papa!" Ucap Daniash, dia mengeluarkan keluh kesahnya.
Pada akhirnya, orang yang selalu diam pun akan marah saat di tindas. Seperti semut, mereka pun akan menggigit jika terinjak-injak. Begitu pun Daniash, dia terlalu lelah dan muak dengan sikap egois sang papa.
"Dani kecewa sama papa, tapi apa papa peduli? Enggak! Papa sibuk membangga-banggakan Herra di depan semua orang, tanpa peduli perasaan Dani."
"Sayang.." Riana mendekat dan langsung memeluk sang putra. Putranya yang selalu terlihat tegas dan dingin, kini memperlihatkan bahwa dia juga bisa rapuh.
"Ma, Dani capek terus jadi boneka nya papa. Apa Dani gak berhak bahagia dengan pilihan Dani sendiri?"
"Tidak sayang, papa mu tidak begitu. Dia sayang sama kamu," ucap Riana sambil mengusap kepala Daniash.
"Benarkah? Kalau papa sayang sama Dani, pasti dia bakal hargain apapun keputusan Dani, Ma."
"Keputusan apa?" Tanya Riana pelan, wanita yang sudah melahirkan nya puluhan tahun lalu itu memang sangat lembut. Dia tak pernah meninggikan suara nya di depan siapapun.
"Dani ingin mengakhiri hubungan Dani dengan Herra, cukup sudah 3 tahun ini Dani bertahan dengan wanita itu. Dani ingin memperjuangkan cinta Dani, dengan gadis pilihan Dani."
Riana maupun Danish terlihat terkejut dengan ucapan putra nya.
"Boy.." Danish membuka suara nya ingin bicara, namun keburu di potong oleh putranya.
"Tolong hargai keputusanku!"
"Aku tak peduli, meskipun papa menolak atau bersikeras agar aku bertahan dengan Herra, aku takkan melakukan nya. Aku ingin bahagia dengan caraku sendiri." Tegas Daniash, dengan langkah lebar nya dia keluar dari rumah besar milik orang tua nya.
.........
🌻🌻🌻🌻🌻
bikin karya bagus lainnya saja gak usah nambah.kl kepanjangen bikin males mengikuti.
ku kirim vote ya kak....
Ditunggu judul selanjutnya
rasanya gak rela cepat tamat...
terimakasih banyak Thor sdh menghibur kami pembaca 🙏🙏
semangat Thor dgn Karya selanjutnya 💪