Istri Kecilku Yang Hebat (2)
“Maafkan aku, Kak. Anak mu tidak boleh hadir ke dunia ini.” Setelah ucapan kejam tersebut, wanita muda berusia 24 tahun langsung mendorong kakak perempuannya yang sedang hamil dari atas tangga.
Dan teriakan serta suara jatuh terdengar di dalam rumah. Tubuh itu berlumuran darah, lalu pingsan ketika menyentuh anak tangga terkahir. Bukannya membantu, adik perempuan dan para pelayan hanya menatap wanita malang tersebut.
Tatapan itu akhirnya berhenti ketika menit ke 20. Bayangkan sudah seperti apa wanita tersebut sekarang, tidak ada yang menolongnya. Bahkan suaminya sendiri memilih menonton dari samping saudari ipar yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
“Seharusnya kau membuatnya terjatuh di rumah sakit atau tempat sepi, Sayang. Bukan di rumah kita, pasti akan ada kesialan setelah ini,” ucap pria itu lembut.
“Maafkan aku, ini karena aku sudah tidak sabar menyingkirkan wanita itu. Bagaimana pun anak kita membutuhkan pengakuan serta identitas yang pasti,” ucap sang wanita manja.
“Baiklah, ini salah ku yang tidak segera melenyapkannya. Kalau begitu sekarang, mari kita antar dia ke rumah sakit. Aku tidak mau dia mati di rumah kita.”
“Dengan senang hati, lagi pula anak itu pasti sudah mati. Dan aku tidak ingin ibunya mati, hal tersebut tidak akan menjadi menyenangkan untuk pernikahan kita.”
Jenio Hansen Zebara, atau yang biasa di panggil Jen tersenyum senang ketika mendengar perkataan wanitanya. Ia bahkan tidak merasa bersalah ketika melihat penderitaan istrinya serta kematian putranya, benar-benar pria yang kejam.
“Rudi, tolong bawa wanita ini ke rumah sakit. Katakan saja pada Dokter bahwa dia tidak sengaja terpeleset dan aku tidak memiliki waktu mengurusnya.”
“Baik, Tuan.”
Ada tatapan kasihan di mata Rudi, ia sangat bersimpati pada sang nyonya. Andai saja ia memiliki kekuasaan atau uang lebih, sudah pasti ia akan menyewa polisi untuk memberikan ke adilan pada nyonya yang selalu tersakiti itu. Tapi sayang, ia hanya seorang supir pribadi dan tidak memiliki wewenang atas apa pun.
Mengabaikan tatapan para pelayan, pria tersebut membawa tubuh sang nyonya ke dalam mobil. Darah sudah mulai mengering, sudah di pastikan bahwa anak yang telah lama di tunggu-tunggu kini hilang selamanya.
“Semoga setelah ini, anda bisa cepat sadar bahwa pria yang anda cintai adalah seorang monster, nyonya.” Hanya itu yang bisa Rudi ucapkan, ia sudah tidak bisa menahan air matanya jika terus menatap wajah pucat wanita tersebut.
Sesampainya di rumah sakit, para perawat langsung membawa tubuh lemah Mikaella Adella Savier ke IGD untuk diberikan penanganan, sedangkan Rudi hanya bertugas mengantar dan membayar biaya perawatan lalu kembali seperti yang dipesankan Jen.
“Dimana keluarganya, Sus?” tanya seorang Dokter wanita yang baru saja keluar dari ruangan.
“Tidak tahu, Dok. Setelah membawa pasien, kami tidak melihat siapa pun. Tapi biaya rumah sakit telah di lunasi hingga pasien sembuh.”
Sang Dokter terkejut ketika mendengar ucapan suster. Ia tidak menduga jika Della akan mengalami hal sesulit ini, kehilangan bayi lalu terancam tidak bisa anak. Tapi tidak ada satu keluarga pun yang menemaninya.
“Baiklah, sekarang pindahkan wanita itu ke ruang rawat. Aku sudah selesai menanganinya.” Dia hanya seorang Dokter, dan tidak berhak mencampuri urusan orang lain.
“Baik, Dok.”
Perpindahan ruang rawat segera di lakukan. Para perawat yang telah selesai segera keluar ruangan, menyisakan wanita tersebut yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Tidak ada satu orang pun yang menemaninya bahkan hingga jam makan malam tiba, hanya beberapa perawat yang keluar masuk untuk melihat kondisinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Sulati Cus
baru baca udah bikin nyesek emang othor yg satu ini pinter bikin ak darting
2022-03-17
2
Jeng Anna
Sudah tau aja berapa habisnya biaya RS, kok sudah dilunasi 😀
2021-09-18
0
Dwi Marti Suryaningtyas
👍
2021-09-18
0