Hidup Brianna hancur lebur, karena ulah seorang pria tidak bertanggung jawab yang mengincar saudara kembar nya. Briella telah melakukan sebuah kesalahan fatal, hingga membuat Aarav Anderson menaruh dendam pada nya. Niat hari ingin membalas dendam pada Briella, tapi justru Brianna lah yang harus menanggung semua nya.
Brianna diusir dari rumah dalam keadaan terhina. Tidak ada satu orang pun yang membela nya, termasuk juga Briella. Bahkan gadis itu menutup mata walaupun tau jika tragedi ini disebabkan oleh ulah nya sendiri. Seolah takdir belum cukup mempermainkan hidup nya, beberapa tahun kemudian dia mendapatkan kabar jika pria yang dulu menghancurkan hidup nya, akan bertunangan dengan Briella.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mecca SK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
" Dia bilang punya hubungan dengan Aarav, jauh sebelum lo dan cowok itu tunangan! " Adu Cecilia, saat diri nya dan Yuriko bertemu di cafe sepulang sekolah.
" Lalu lo percaya dengan apa yang cewek itu katakan? Gue yakin dia hanya membual, karena tidak mau terlihat kalah! " Sahut Yuriko.
" Ya, mungkin aja lo benar! "
Cecilia mencoba untuk mengadu domba Yuriko dan Briella, agar permusuhan diantara kedua nya semakin bertambah besar. Dia menikmati semua itu, dan akan memanfaatkan situasi itu untuk keuntungan nya sendiri.
" Apa dia mengatakan hal yang lain? "
Cecilia menoleh dan menatap Yuriko lekat, " Ya. Dia bilang meskipun lo bertunangan dengan Aarav, tapi pada akhir nya tetap dia yang akan memiliki cowok itu seutuh nya. Tidak masalah untuk menjadi selingkuhan sementara waktu, tapi kelak dia yakin Aarav akan membuang lo dan menjadikan dia sebagai satu - satu nya cewek di hidup nya! "
" Briella mengatakan semua itu? "
" Ya. Lo bisa konfirmasi kan hal ini pada Briella, jika lo tidak percaya sama gue! "
Apa yang dikatakan oleh Cecilia adalah hasil karangan nya sendiri. Dia berani menantang Yuriko untuk bertanya langsung pada Briella, karena dia yakin jika hal itu tidak akan pernah dilakukan oleh nya. Dia cukup mengenal kepribadian kedua gadis itu, dan menggunakan setiap kesempatan untuk memperpanas hati kedua nya.
" Sialan! " Umpat Yuriko, " Gue harus kasih Briella pelajaran, agar tuh cewek gak bersikap seenaknya kayak gini. Gue gak bisa membiarkan dia menjadi pelakor dalam hubungan gue dan Aarav! "
Walaupun hubungan yang terjalin antara diri nya dan Aarav hanya lah sebuah hubungan palsu untuk keuntungan dua keluarga, tapi tetap saja dia tidak mau jika diri nya dipermalukan oleh Briella seperti ini. Dia harus membuat gadis itu sadar diri, dan berhenti menjadi orang ketiga dalam hubungan rumit ini.
" Apa yang mau lo lakukan pada cewek itu? " Tanya Cecilia dengan ekspresi penasaran.
" Gue akan buat dia merasakan apa yang pernah Roseanne rasakan dulu. Lo harus membantu gue untuk menjebak dia, nanti gue akan kasih lo bayaran yang setimpal kalau rencana ini berhasil di jalan kan! " Jawab Yuriko dengan mata yang berkilat karena amarah.
Cecilia tersenyum miring. Jika apa yang terjadi pada Roseanne dirasakan oleh Briella, maka itu bagaikan sebuah karma yang nyata bagi gadis itu sendiri. Semua akan jadi pertunjukan yang menyenangkan, untuk dia nikmati sambil memakan pop corn dan juga meminum soda.
Ah, dia tidak sabar melihat kehancuran Briella!
***
Brianna menghela nafas panjang ketika kendaraan yang dinaiki oleh nya, mulai masuk ke kawasan sebuah rumah yang terlihat sangat mewah. Dia telah mengambil sebuah keputusan yang besar, dimana dia akan menerima tawaran yang diberikan oleh Drake namun dengan beberapa point penting di dalam nya.
Dia tidak mau tinggal disana secara gratis, seperti seorang nona yang harus selalu dilayani oleh para pelayan yang ada di sana. Dia ingin bekerja agar tidak terkesan menumpang hidup pada pria itu.
Lalu dia juga tidak akan tinggal di sana untuk waktu yang lama, karena setelah dia berhasil mendapatkan kembali kartu identitas dan pasport milik nya, dia akan pergi dan menjauh dari segala sesuatu yang masih berhubungan dengan nenek nya itu.
" Selamat datang Tuan Muda dan Nona Anna! " Sapa kepala pelayan dengan sangat ramah.
Drake menatap pelayan itu dengan mata tajam nya, " Tolong siapkan kamar tamu yang ada di lantai dua untuk Anna. Setelah nya kau ajari dia beberapa hal yang bisa dia kerjakan di rumah ini. Jangan merasa segan pada nya, tapi juga jangan sampai kalian berbuat kurang ajar sampai menyinggung perasaannya. Perlakukan lah dia dengan baik di rumah ini! " Ucap nya.
" Baik, Tuan Muda! "
Brianna hanya melihat interaksi kedua orang itu dengan ekspresi bingung di wajah nya. Drake telah menyetujui point persyaratan nya, dengan memberikan nya pekerjaan di rumah ini agar tidak terkesan sebagai benalu tidak tahu diri. Tapi pria itu masih sempat memberikan peringatan awal, agar tidak ada yang memperlakukan nya dengan seenaknya nya di sini. Hal itu membuat nya merasa jadi seorang pelayan, yang harus dihormati oleh pelayan lain nya.
Rasa nya cukup aneh!
" Silahkan ikut dengan saya, Nona Anna. Anda pasti lelah! " Ucap kepala pelayan itu.
Brianna mengangguk. Dia pergi mengikuti kepala pelayan, setelah sebelum nya berterima kasih pada Drake.
Drake sendiri hanya menatap kepergian gadis itu dengan tatapan tajam nya. Dia merasa jauh lebih tenang, setelah memastikan jika gadis itu akan aman di rumah nya. Karena menurut nya rumah nya ini jauh lebih layak untuk ditinggali Brianna, di bandingkan dengan apartemen gadis itu sendiri.
Sekarang dia harus membantu Brianna untuk mendapatkan kartu Identitas nya kembali. Bukan untuk diberikan pada gadis itu, melainkan untuk dia simpan agar bisa terus menahan nya di sini.
Licik?
Oh ayolah... Itu memang sifat dasar seorang Drake. Jika dia sudah tertarik akan sesuatu, dia akan berusaha keras untuk mendapatkan nya dan tidak akan membiarkan nya lepas begitu saja. Dan kali ini Brianna menjadi seorang gadis malang, yang menjadi sasaran dari obsesi gila nya.
Anna...
Gadis berdarah Asia itu mampu menarik hati nya ketika pertama kali mereka berjumpa. Sikap lembut gadis itu ketika menyuapi nya yang sedang kelaparan, membuat nya bergetar dan merasakan sebuah perasaan asing yang menggelitik perasaan nya.
Perasaan apa ini? Entahlah!
Drake sama sekali tidak mempedulikan hal seperti itu, namun yang jelas dia menikmati nya.
Dia pergi ke kamar nya, dan menghubungi seseorang yang ada di kediaman Rodrigues. Orang itu adalah salah satu orang kepercayaan nya, yang dia tempatkan di sana untuk mengawasi kesehatan dan keselamatan kakek nya. Karena bukan sekali dua kali ada orang yang berusaha untuk mencelakai kakek nya dengan segala cara.
" Selamat malam, Tuan Muda! "
" Bagaimana kondisi di sana? "
" Tuan Agung sedang menghabiskan waktu dengan membaca seperti biasanya. Sementara Tuan Besar, dan Nyonya sedang menikmati teh sambil bersantai di paviliun! "
" Nenek tua itu? "
" Nyonya Agung seharian ini mengurung diri di kamar nya. Seperti nya dia cukup tertekan, karena cucu nya sampai sekarang tidak juga datang ke rumah. "
" Kau tau bahwa dia memerintahkan orang untuk membawa semua barang milik cucu nya itu, kan!? Dimana barang - barang itu sekarang? "
" Saya rasa semua disimpan dalam kamar yang sudah disiapkan khusus untuk Nona Brianna. "
" Masuklah ke kamar itu, lalu carilah kartu Identitas, pasport, dan semua dokumen penting milik gadis itu yang ada di sana. Setelah kau berhasil menemukan nya, bawa semua ke rumah ku secepat nya. Aku tunggu! "
" Baik, Tuan! "
Klik...
Drake mematikan panggilan dan tersenyum tipis. Dia bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan oleh gadis itu dengan mudah, namun sampai kapan pun dia tidak akan pernah mengembalikan nya pada pemilik nya yang sebenarnya. Itu adalah cara yang sempurna, untuk menahan Brianna agar selalu tinggal di sisi nya.
Sempurna!
***
Briella memutar mata dengan malas, ketika mendengar nama Brianna dibahas oleh kedua orang tua nya saat makan malam. Ternyata gadis itu sampai sekarang masih belum juga sampai di rumah nenek nya, dan justru berkeliaran di kota London tanpa membawa Identitas.
Benar - benar sebuah tindakan yang bodoh!
" Bagaimana jika Brianna ditangkap oleh polisi, dan diserahkan kepada petugas imigrasi. Bisa - bisa dia dideportasi karena dianggap sebagai imigran gelap di sana! " Ucap Mama Mita.
" Kalau itu terjadi, maka dia harus menanggung resiko nya sendirian. Lagipula anak itu sangat keterlaluan, karena selalu membuat ulah dimanapun dia berada. Ibuku sampai stress memikirkan dia yang tidak kunjung datang ke rumah nya! " Sahut Papa Dion.
" Apakah ada cara untuk menghubungi nya? Seperti nya anak itu telah memblokir nomor ponsel kita semua! "
" Loh? Nomor telepon ku tidak diblokir oleh Brianna kok, Ma. Beberapa hari yang lalu aku masih bisa mengirimi nya pesan. " Sahut Briella.
Mama Mita dan Papa Dion menatap Briella dengan ekspresi tertarik, " Benarkah? Kalau sekarang bagaimana? Apakah kau masih bisa menghubungi nya? "
" Aku coba dulu! "
Briella mengeluarkan handphone milik nya dari saku celana, dan menghubungi nomor Brianna. Panggilan nya terhubung, namun gadis itu belum mengangkat nya juga. Hingga beberapa saat kemudian, akhirnya panggilan itu diangkat juga.
" Yes? Hallo? "
Deg.
Suara berat dan sedikit serak yang terdengar oleh mereka, mambuat ketiga nya mengernyitkan kening karena bingung. Itu jelas adalah suara seorang pria, namun aneh nya pria itu mengangkat panggilan yang masuk ke handphone Brianna.
Siapa pria itu?
" Jangan menelfon jika hanya ingin melakukan perbuatan iseng. Kau hanya membuang waktu ku saja! "
Klik!
Panggilan dimatikan secara sepihak oleh pria itu, dan ketika Briella mencoba menghubungi nya lagi nomor itu mendadak tidak aktif. Hal itu membuat mereka bertanya - tanya akan kemungkinan yang sedang terjadi.
" Apakah mungkin jika Handphone milik Brianna dicuri oleh orang lain? " Tanya Mama Mita, " Dan pria tadi adalah orang yang mencuri handphone itu! "
Briella tidak suka jika mama nya tampak mengkhawatirkan Brianna. Padahal masih ada diri nya di hadapan mereka, yang membutuhkan banyak kasih sayang dan juga perhatian. Namun mereka justru terfokus pada seseorang yang tidak ada di sekitar mereka saat ini.
Menyebalkan!
Tapi bukan Briella nama nya, jika tidak bisa memanfaatkan moment ini dengan baik. Dia akan membuat sebuah cerita baru, yang akan membuat kedua orang tua nya semakin membenci Brianna.
" Kurasa dia adalah kekasih Brianna, Ma! " Ucap Briella.
Mama Mita menatap Briella dengan lekat, " Apa maksud mu, Nak? Bagaimana bisa Brianna memiliki kekasih di sana, semantara dia sendiri baru sampai di sana beberapa hari yang lalu! "
Briella menghela nafas panjang, untuk mendramatisir suasana. " Sebenar nya aku enggan untuk menceritakan ini pada kalian, karena takut akan membuat kalian khawatir atau bahkan justru marah pada nya. Tapi kurasa kalian memang harus tau seliar apa Brianna, sehingga dia tidak kunjung datang ke rumah nenek! "
" Ketika hari pertama dia mendarat di Inggris, aku menghubungi nya melalui sambungan video call. Aku melakukan nya karena rindu pada nya, karena bagaimana pun juga ini adalah kali pertama kami dipisahkan bahkan dengan jarak yang sangat jauh. Di saat itu aku melihat nya sedang berada di kamar hotel, bersama dengan dua orang pria berkulit putih. "
" Pada mulanya aku mengira jika kedua pria itu adalah cucu tiri nenek, yang mana berarti adalah sepupu dari kami sendiri. Tapi begitu aku bertanya pada Brianna akan tebakan ku itu, aku malah ditertawakan disebut bodoh oleh nya. Setelah nya barulah dia bercerita jika mereka bukan lah cucu tiri nenek, melainkan hanyalah orang asing yang tanpa sengaja bertemu dengan di bandara. Gadis itu bisa kabur dari pengawasan penjaga yang dikirimkan oleh nenek, karena ikut dengan ajakan dua pria itu. "
" Di saat itulah aku melihat Brianna melakukan hal yang menurutku menjijikkan untuk dilakukan dengan orang asing. Aku melihat nya berciuman bibir, dan melakukan gulat lidah dengan kedua pria itu. Aku yang terlalu syok melihat nya, secara refleks langsung menutup panggilan itu. " Jelas nya panjang lebar.
Kedua orang tua nya tampak syok setelah mendengar cerita hasil karangan nya itu. Memang dalam pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam bidang mengarang, dia selalu mendapatkan nilai yang tinggi dan memuaskan. Dan itu merupakan bakat alami nya, yang tentu nya dia kembangkan dan manfaatkan semaksimal mungkin dalam kehidupan nyata.
Karena praktek lebih penting dibandingkan hanya teori, kan!? Dan Briella berhasil menerapkan ilmu nya dengan baik di kehidupan nya sehari - hari. Rasa nya dia patut mendapatkan apresiasi lebih terhadap kemampuan nya yang satu itu.