Cakra Atlas, seorang pria rupawan yang bekerja di sebuah bar, rela menerima pernikahan dadakan demi membayar hutang janji orang tuanya di masa lalu. Namun, siapa sangka, wanita yang dia nikahi adalah Yubie William, seorang wanita yang baru saja gagal menikah karena calon suaminya memilih menikahi wanita lain.
Yubie, yang masih terluka oleh kegagalan pernikahannya, berjanji untuk menceraikan Cakra dalam setahun ke depan. Cakra, yang tidak berharap ada cinta dalam hubungan mereka, justru merasa marah dan kesal ketika mendengar janji itu. Alih-alih membenci istrinya, Cakra berusaha untuk menaklukan Yubie dan mengambil hatinya agar tidak menceraikannya.
Dalam setahun ke depan, Cakra dan Yubie akan menjalani pernikahan yang tak terduga, di mana perasaan mereka akan diuji oleh rahasia, kesalahpahaman, dan cinta yang tumbuh di antara mereka. Apakah Cakra akan berhasil menaklukan hati Yubie, atau akankah Yubie tetap pada pendiriannya untuk menceraikannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21.
"Apa maksudmu?" tanya Yubie dengan raut wajah tak ramah karena tidak menyukai cara Lusy yang tiba-tiba menanggapi dan masuk ke dalam kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Apa adik tirinya itu sudah menguping pembicaraannya dengan sang ibu? Yubie sungguh dibuat kesal dengan sikap lancang Lusy.
"Kau memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?" Lusy menatap kakaknya dengan tajam. Ia merasa geram karena mendengar Cakra yang akan ditempatkan jua di perusahaan keluarga William.
Yubie masih tidak mengerti, ke mana sebenarnya arah pembicaraan Lusy yang terlihat seperti sebuah tuduhan untuknya dan sang suami.
"Kau bergaya marah dan menolak saat Daddy mengizinkan Kak Kanny bekerja di perusahaan. Kau sampai meragukan kemampuan Kak Kanny, tapi ternyata, suamimu sendiri ingin ditempatkan di perusahaan! Kau sungguh munafik, Kak!"
Deg!
Yubie terkejut dengan tuduhan Lusy. Terutama kalimat Lusy yang mengatakan bahwa Cakra bekerja di perusahaan.
"Lusy, kau salah paham..."
"Mommy sama saja," sela Lusy saat Nyonya Mei Lin ingin bersuara. "Kalian sengaja merencanakan ini 'kan? Kalian juga menyiapkan sesuatu yang besar untuk Kakak ipar. Buat apa?! Apa karena dia sudah mau menikah dengan Kakak?! Apa itu imbalan untuknya karena mau menjadi menantu keluarga William?!" cerca Lusy pada Nyonya Mei Lin.
"Kau salah, Lusy. Tidak ada imbalan untuk Cakra karena mau menikah dengan Yubie." Nyonya Mei Lin sampai berdiri.
"Bulshitt!! Semuanya omong kosong. Aku mendengar sendiri pembicaraan Mommy dan Daddy yang akan memberikan sesuatu pada Kakak ipar." Lusy tetap kekeh dengan pemikirannya. Ia percaya Cakra menerima posisi di perusahaan William dan memandang hal tersebut sebagai imbalan sehingga Cakra mau menikah dengan Yubie. .
"Pantas saja Daddy begitu cepat mendapatkan calon suami untuk Kakak setelah Kak Kanny mencampakkannya."
"Aku tidak pernah dicampakkan Kanny!" sambar Yubie berapi-api. Netranya melotot tajam pada Lusy yang mendengus tak peduli.
"Kau itu sudah dicampakkan oleh Kak Kanny, Kak, terima saja. Dan itu juga bukan karena salah Kak Kanny. Tapi, salahmu sendiri! Makanya jadi wanita jangan terlalu egois dan arogan! Buktinya, tidak ada pria yang mau denganmu 'kan? Bahkan Kak Cakra saja menikahimu hanya karena mendapatkan kompensasi dari Daddy!"
Yubie memaksa dirinya bangkit. Menginjakkan kakinya yang masih terasa perih itu. Matanya berkilat karena kemarahan. Nyonya Mei Lin sampai mendekat ingin memegang lengan putrinya itu. Tapi, Yubie menolaknya.
"Jangan kau pikir, aku tidak tahu kau lah yang menggoda Kanny saat dia masih jadi kekasihku! Kau gunakan trik murahan dan kotor untuk merebutnya dan berhasil. Dia berkhianat. Kau persis seperti ibumu! Apa kau pikir aku sakit hati, hah?! Sama sekali tidak! Kalian memang pantas bersama! Begitu cocok karena sama-sama menjijikan!" Yubie tak kalah pedas membalas ucapan Lusy yang kini wajahnya sudah memerah.
"Dan tentang Cakra! Jangan sekali-kali mulutmu yang penuh dengan kotoran itu berani menilai bagaimana suamiku! Kau tidak tahu apa-apa tentang aku dan Cakra!" berang Yubie pada Lusy.
Nyonya Mei Lin mencoba melerai pertikaian antara Yubie dan Lusy. Namun, Lusy tidak berniat berhenti mempropokasi kakaknya. Apalagi Yubie sempat menyinggung tentang ibu kandungnya Lusy.
"Oh, aku tahu! Aku tahu bahwa Kak Cakra hanya menikahimu karena Daddy yang memberikannya posisi di perusahaan. Jika tidak, aku yakin Kak Cakra tidak akan pernah mau menikahi wanita tidak beretika sepertimu! Kak Cakra tidak benar-benar mencintaimu, sadari itu!"
"Kau tidak tahu apa-apa, Lusy! Cakra mencintaiku!!" Menggema sudah suara Yubie di dalam kamarnya.
Bersambut langsung dengan tawa ejekkan dari Lusy. "Hah? Kak Cakra mencintaimu? Jangan membuat lelucon di siang bolong! Tanyakan pada Mommy, apa benar Kak Cakra menikahimu karena cinta? Sejak kapan dia mencintaimu? Sejak hari pertama kalian menikah? Cinta pada pandangan pertama, begitu? Oh... So sweet sekali." Lusy tergelak, semakin tertawa dirinya ketika melihat Yubie yang mengepalkan kedua tangannya. Sementara Nyonya Mei Lin tidak bisa menjawab pertanyaan Lusy.
"Kasihan sekali. Lama-lama kau akan hidup dengan halusinasi dirimu sendiri, Kak. Menganggap suamimu mencintaimu padahal kenyataannya tidak." Lusy tersenyum sinis. Puas sekali dirinya melihat Yubie yang tak berdaya. "Kak Cakra hanya ingin mendapatkan kekuasaan dan uang, dan kau hanyalah boneka yang bisa dimainkannya!"
Yubie merasa seperti ditusuk dengan pisau. "Aku tidak peduli dengan ucapanmu!" kata Yubie dan berusaha untuk meredam segala sesuatu yang mulai berkecamuk dalam hati dan pikirannya.
"Suamimu sama sekali tidak mencintaimu, Kak. Hahaha..." Lusy menertawakan Yubie. Membuat Yubie hilang kendali. Amarahnya sudah di ambang batas. Ia memaksa maju, mendekati Lusy dan langsung menarik rambut adik tirinya itu.
"Kau tidak tahu apa-apa tentang Cakra!"
Nyonya Mei Lin sampai panik saat melihat Yubie yang mendekati Lusy. Lusy langsung menjerit karena sakit di kepalanya.
"Dasar wanita gila! Suamimu tidak akan pernah bisa mencintaimu! Dia hanya menggunakanmu! Akhhh... Sakit! Lepas!!"
Bugh!
"Yubie!" Nyonya Mei Lin terkesiap saat tubuh Yubie terhempas karena didorong kasar oleh Lusy.
"Dasar gila! Kau sudah gila!" umpat Lusy marah pada kakaknya yang kini terduduk di atas lantai, tapi masih menatapnya dengan sangat tajam.
Lusy langsung keluar meninggalkan kamar Yubie dengan rambutnya yang berantakan karena ditarik oleh kakaknya. Ia pasti akan melaporkan tindakan brutal Yubie ini pada suaminya, ayah mereka dan bahkan juga Cakra. Ya. Kakak iparnya itu harus tahu bagaimana gilanya wanita yang sudah ia nikahi.
"Yubie..." Nyonya Mei Lin hendak membawa putrinya itu berdiri. Tapi, tertahan saat Yubie memintanya untuk keluar.
"Keluar!" kata Yubie lagi yang semakin membuat perasaan Nyonya Mei Lin teriris. Ia tidak bisa memaksa Yubie, hingga dengan berat hati Nyonya Mei Lin keluar dari kamar dengan menatap sedih pada Yubie yang tertunduk.
Nanar wanita itu memperhatikan ubin. Netranya mengembun dan air matanya menetes seiring kepalan tangannya yang masih berada di atas lantai itu mengencang.
Yubie merasa seperti berada di jurang yang dalam. Dia tidak tahu apa yang harus dipercaya lagi. Apakah Cakra benar-benar mencintainya? Atau hanya menggunakan dia untuk mendapatkan apa yang pria itu inginkan?
Pernah dikhianati oleh Kanny membuat Yubie trauma. Haruskah ia dikhianati kembali untuk kedua kalinya? Betapa bodohnya dia.
syukurlah retensimu tembus, jadi mapple emang sayang kamu.
queen salam buat mapple dan tears, ya
kamu gak suka galau lagi kan di gc atau gak bisa galau lagi, berbagi air mata
/Facepalm//Smug/