popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kesempatan kedua
"maaf om... popy... " belum juga popy melanjutkan pembicaraan, tangan popy di tarik bunga
"maaf ya om, tante" perbuatan bunga membuat aji kwatir "ayo ikut aku sebentar" bisiknya di telinga popy
sesampainya di meja makan
"apa sih bung"
"kasih dia kesempatan pop, pikirkan ulang jangan emosi"
"apasih kamu ini, memangnya kamu tau apa yang mau aku katakan? suka2 aku mau aku tolak atau aku Terima, ini hidupku" tolak popy
Kepergian popy dan bunga menegangkan semua orang di rumah tersebut, semakin tegang lagi prasetya, wajahnya memerah sudah seperti udang rebus
Popy kembali keruang tamu, duduk di tempatnya semula
"maaf om, tante"
semua mata tertuju ke arah popy, kecuali prasetya yang masih tertunduk, pasrah akan keputusan popy. dia teringat bagaimana emosi popy waktu itu, wajar dia menolak dirinya. dia pasrahkan ke sang Khalik pemilik kehidupan, selain takut, tak lupa juga Pras membaca doa yang dia bisa berharap Tuhan mengabulkan permintaannya.
"maaf om dan tante, sudah membuat menunggu popy, terimakasih karena om dan tante sudah memberi saya kepercayaan untuk mengenal anak dari tante dan om hendro" popy terdiam sejenak "InsyaAllah popy bersedia"
"jadi di Terima?" tanya om aji
Popy menganggukan kepala dengan rasa malu
"𝙖𝙡𝙝𝙖𝙢𝙙𝙪𝙡𝙞𝙡𝙡𝙖𝙝... "
semua orang di ruangan tersebut mengucapkan syukur secara bersamaan
Pras sontak mengangkat kepalanya, seakan tak percaya semua ini. popy memaafkannya, memberi kesempatan untuknya
"terimakasih sayang" tanpa sadar Pras mengucapkan kata itu dengan lantang, membuat semua orang kebingungan
"𝙖𝙥𝙖 𝙨𝙖𝙮𝙖𝙣𝙜???? " ucap mereka secara bersamaan
popy tegang di buatnya
"kalian? sudah kenal?" ucap pak hendro bingung "bagaimana ini aji?"
"saya juga tidak tau pak"
Om aji juga di buat kebingungan akan ucapan Pras barusan
"tolong jelaskan apa maksudnya ini" ucap pak hendro tegas dan setengah kebingungan
Ketika popy hendak mengatakan sesuai, di cegah oleh Pras
"biar mas jelaskan" ucap Pras
"pa.. ma... popy adalah perempuan yang pernah Pras ceritakan waktu itu, Pras tidak tau siapa yang akan papa jodohkan dengan Pras" ungkap Pras dengan tegas "maafkan saya dek sudah membuatmu kecewa"
semua mata tertuju pada Pras dan popy, tidak tau apa yang sebenarnya terjadi
"jadi kalian sudah berpacaran?" tanya pak hendro
"sudah pa, Pras juga sudah melamar popy lewat bude Retno, tapi popy mengembalikan cincin itu"
"benarkah begitu nak" tanya mala
"benar buk, popy ndak pernah tanya ke om dengan siapa popy akan di jodohkan, waktu itu popy pasrah saja dengan pilihan om dan ibuk" ungkap popy "tapi popy dan mas Pras sudah putus buk" ungkapnya sambil memandang tajam ke arah Pras yang juga memandang dirinya
"hahaha.. putus dan sekarang nyambung lagi dunk.. jadi calon suami" ucap bunga lantang dan membuat mereka tertawa dan setuju
"apa sih bung... " protes popy
Dalam hati popy hanya popy yang tau.. "lihat saja mas apa yang bisa aku lakukan kepadamu, masih belum beres urusan kita" geram popy dalam hati, kamu kira aku semudah itu menerimamu? tak semudah itu
"alhamdulillah mama senang nak, kasian Rani juga" ucap bu Ratna sambil melirik Rani yang sudah tersenyum gembira itu "terimakasih pak aji dan bu mala, terimakasih nak popy sudah memberi Pras kesempatan kedua"
"berapa hari liburnya nak popy" tanya pak hendro
"satu minggu lagi kembali ke Jogja om"
"ya secepatnya kita bicarakan lagi kelanjutannya" imbuh pak hendro "jangan lama2 ya"
"maksudnya jangan lama2 pak?" tanya aji
"mumpung mereka libur, segera cari waktu dan tanggal yang tepat untuk bertunangan"
"baik pak, nanti kami rundingkan lagi" jawab aji "secepatnya saya kabari pak"
setelah berbincang dengan hasil yang sangat baik, kedua keluarga itu menutup pertemuan dengan makan bersama, tapi tidak dengan popy dan prasetya
Pras dan popy memilih berbicara berdua di gazebo depan rumahnya
"aku perlu bicara mas" ucap popy kepada Pras dan mengikuti kemana popy pergi
"maafkan mas ya sayang, kamu wanita yang mas cinta dari dulu"
"stop jangan ceritakan sekarang, ini bukan waktu yang tepat"
Popy masih terlihat marah, menatap mata Pras.
"jangan kira aku langsung menerimamu ya mas, urusan kita belum selesai" ancam popy
"ya.. mas paham, mas pasrah mau kamu apain, asal kamu masih miliku" ingin rasanya dia memeluk wanita mungil di hadapannya itu, kalau dia memeluknya saat itu bukan balasan pelukan yg Pras dapat, bisa2 malah tamparan yang di dapat
"sayang"
"hmmm"
"mas ndak mau kalau bertunangan"
"maksudnya apa mas?"
"kita nikah ya"
"apa aku ndak salah dengar?"
"dengarkan dulu.. jangan emosi" imbuh Pras "jujur aku takut kehilangan kamu lagi sayang, kita menikah sirih dulu, sambil nunggu mas kembali dari dinas"
"tapi aku masih kuliah mas, bagaimana dengan kuliah aku?"
"selama menikah siri, mas janji tidak akan menyentuhmu, mas janji itu, mas ndak memaksa kamu memenuhi kewajibanmu sayang"
Popy mencerna keinginan calon suaminya itu
"trus?"
"mas akan tenang jika mengikatmu dengan pernikahan sayang, aku takut kamu di ambil orang"
"ndak semudah itu mas, kita bicarakan lagi ya" ucap popy "ingat ya mas, urusan kita belum selesai, kamu berhutang banyak penjelasan kepadaku"
"mas Pras... popy... kalian ndak lapar?" bunga berteriak dari pintu rumah
Pras dan popy bergegas bergabung dengan keluarga mereka
"pa, nanti ada yang mau Pras rundingkan" bisik Pras ke pak hendro, dan di iyakan dengan anggukan kepala
Setelah menikmati makanan yang sudah di hidangkan, mereka kembali ke rumah tamu keluarga aji
"terimakasih atas jamuannya pak aji dan bu mala" ucap pak hendro "Pras mau menyampaikan sesuatu, saya juga ndak tau apa yang akan anak saya sampaikan. ayo Pras katakan"
"pa, ma.. om, tante... tadi Pras dan popy sudah berbicara, ini usul Pras" ucapan pras terputus ketika melihat popy "Pras tadi menyampaikan keinginan Pras ke popy, Pras tidak mau bertunangan, menurut Pras itu terlalu lama dan memakan waktu"
Semua mata tertuju kepada prasetya
"Pras berniat langsung menikah dengan popy" sontak suasana menjadi gaduh "tolong dengarkan penjelasanku dulu... Pras takut popy pergi lagi dari hidup saya, dan waktu saya mengambil cuti juga terbatas, Pras ingin menikahi popy, menikah sirih dulu"
muka aji menegang seketika
"maaf om sela ya nak, bukannya om tidak setuju dengan maksudmu, tapi om tidak setuju dengan pernikahan sirih, takut merugikan pihak perempuan, kasian popy"
"maksud saya ingin menikah sirih dengan popy bukan ingin mempermainkan popy om, karena saya serius dengan popy. saya takut kehilangan popy lagi, takut kalau popy di taksir orang lain, Pras janji Pras tidak akan menyentuh popy sampai kami benar2 menikah secara resmi"
Suasana menjadi tegang
𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙗𝙪𝙣𝙜