Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENYUSUN RENCANA AGAIN
Eh kita jadi terlupa dengan Clara, Dika dan juga Gania serta yang lainnya.
Setelah Gania jujur kepadanya, Dika terus menyelidiki dengan mengerahkan anak buahnya untuk mencari tahu siapa dalang dibalik kematian Ines.
Tanpa Dika sadari jika mata-mata anak buah Ragil masih ada di situ dan dia selalu melaporkannya kepada Ragil melalui Arfan.
Sedangkan Clara?
Setelah cukup lama menunggu sang mama diotopsi dan menunggu hasil visum akhirnya semua itu selesai juga.
Dokter memanggil Clara dan menyampaikan kepadanya apa yang sebenarnya terjadi.
"Dokter. Bagaimana dengan hasilnya?" tanya Clara.
"Mama Nona meninggal karena racun mematikan yang sengaja dimasukkan ke dalam tubuhnya," jelas sang dokter membuat Clara sangat syok sekali.
"Kami sedang mengambil samplenya, Nona."
"Besar kemungkinan memang sudah ada yang merencanakan semua itu tapi kita tidak tahu siapa pelakunya."
"Tapi saya dan kami semua yang bekerja di rumah sakit ini berani menjamin jika orang itu atau pelakunya bukanlah orang yang bekerja di rumah sakit ini karena kami tidak mungkin menjelekkan tempat kami bekerja."
"Apalagi kami sudah disumpah untuk melayani dengan baik kepada para pasien yang datang berobat," ucap sang dokter.
Clara sangat bersedih sekali, dia langsung menangis karena sudah ada orang yang tega membunuh sang mama secara sengaja.
"Saya akan segera mengurus surat pemulangan jenazah. Silahkan Nona tunggu di luar dan ditunggu proses selanjutnya," kata sang dokter lagi.
Clara mengangguk lemas lalu dia ke luar dari dalam ruangan sang dokter untuk menuju ke kamar jenazah.
Sambil menunggu proses pemulangan jenazah Clara mencoba menghubungi Dika yang terlihat sibuk sendiri duduk di kursi tunggu depan ruang perawatannya Gania.
"Halo, Clara. Bagaimana?" tanya Dika.
"Pa, hiks," Clara menangis.
"Mama ternyata sengaja disuntik racun ke dalam tubuhnya, Pa," jawab Clara sambil menangis.
"Apa?" Dika sangat terkejut sekali."
"Dokter sudah selesai mengotopsi mama dan menemukan ada racun di dalam tubuhnya," jelas Clara.
"Kurang ajar!" geram Dika.
"Sekarang kamu urus jenazah mamamu dulu. Papa akan pulang ke sana sekarang juga," ucap Dika.
"Baik, Papa," jawabnya.
Dika yang sudah menerima telepon dari Clara lalu masuk ke dalam ruang perawatannya Gania.
"Ma ... "
"Tolong ijinin Papa untuk menemui Clara." Ijinnya.
"Sekarang dia sebatang kara sendirian di sana. Dan ternyata kematian Rona karena diracuni oleh seseorang," jelas Dika.
Gania merasa kasihan. "Pergilah, Pa."
"Dia juga anak kandung Papa." Jawabnya mencoba mengerti.
"Terimakasih, Mama," Dika mencium kening sang istri.
Antara rela dan tidak rela tapi Gania bukanlah orang jahat yang memisahkan seorang anak dengan papa kandungnya.
Gania juga sudah tahu semuanya siapa itu Rona dan Clara karena Dika sudah jujur kepadanya.
Setelah berpamitan kepada Gania, hari itu juga Dika pergi ke luar kota untuk menemui sang putri.
Sedangkan yang menjaga Gania adalah Ridwan yang sudah dihubungi Dika untuk segera ke rumah sakit.
Di depan ruang perawatannya Gania juga ada dua anak buah yang berjaga karena perintah dari Dika supaya Gania selamat.
Lalu untuk Clara, setelah menunggu semua prosesnya sudah selesai akhirnya jenazah sang mama diijinkan dibawa pulang olehnya.
Clara hanya diam melamun meratapi kepergian sang mama dengan tatapan kosong dan air mata yang tidak bisa berhenti mengalir dari kedua matanya.
Berita kematian dari Rona sudah terdengar ke semua orang terdekat yang mengenalnya. Dan atas pesan dari Dika, Clara belum mau memakamkan sang mama sebelum sang papa sampai di rumah.
Semua yang terjadi dengan mereka, Ragil tahu karena dia yang sudah membuat jalan takdir untuk mereka semua.
Kejam? Iya memang kejam. Itulah pembalasan yang sedang Ragil lakukan.
Karena apa pun perbuatan buruk yang kita lakukan kepada seseorang pembalasannya pasti sangat jauh lebih kejam dari apa yang pernah kita lakukan.
Perbuatan baik akan kembali baik, begitu pula dengan sebaliknya. Perbuatan buruk akan kembali buruk dan biasanya terjadi dua kali lipat.
Ragil sangat senang melihat Dika kelimpungan sendiri. Dan selama Dika pergi menemui Clara, di situlah kesempatan baginya untuk memberi pelajaran kepada Gania yang sudah berani membocorkan rencananya kepada Dika.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣