Loh,Kok Bisa-bisanya Kamu Naksir Aku?

"Kenapa sih,kamu harus seperti itu?kamu kira aku nggak tahu kalau kamu cuma pura-pura nggak suka aku.Padahal sebenarnya suka kan?"

Mayra berdiri di depan cermin di kamarnya.Ia berbicara pada pantulan dirinya sendiri.Seolah di sedang berada di hadapan Axel.

Belakangan ini,Mayra jadi aneh."walau aku nggak mau,aku masih terus perhatiin Axel.Meski nggak aku pikirkan tapi kepikiran sendirinya.Menyebalkan banget, sial!"kalimat demi kalimat terus terucap dari bibirnya yang mungil.

Tapi hari ini,Mayra sungguh bertekad."Waktu empat tahun sudah cukup untuk hanya jadi pengagum.Aku harus ungkapkan"

Ia kembali fokus pada pantulan dirinya di cermin,

"Kalau soal cantik,aku ini cantik.Rambutku bagus,tipe badanku juga ideal.Tinggiku juga tidak terlalu pendek.Dengan aku yang begini,bukankah aku luar biasa?"

"Di banding cewek lain,aku tujuh kali lebih baik."

"Jadi cewek itu,harus percaya diri.Kalau aku ungkapkan perasaanku padanya aku akan 100% jadi kebanggaannya. Axel akan bilang ke semua orang,kalau aku adalah pacarnya yang luar biasa"

Begitulah Mayra saat ini,kepercayaan dirinya akan diterima Axel sedang berada pada fase tertinggi jika di bandingkan dengan empat tahun lalu.

***

Langit pagi ini cerah,hanya ada semburat awan putih tipis yang menggantung beberapa.Secerah hati Mayra yang sedang bertekad sempurna.

Axel bersama Ares juga Attar duduk di kursi dekat taman kecil di sekolah.Mata Mayra yang sudah lama mengincar lansung berbinar saat menemukan sosok cowok tinggi berparas ganteng itu.Ares dan Attar juga ganteng tapi bagi Mayra,Axel adalah pemenangnya.

Langkah Mayra selalu percaya diri.Tidak pernah sekalipun di hidup Mayra dia merasa insecure.Tanpa ragu mendatangi Axel,mencondongkan tubuhnya lalu menarik lengan Axel.Mengajaknya menjauh dari Ares dan Attar.

Hingga kini,posisi mereka sedang berada di bawah pohon bugenvil yang bunganya berwarna ungu.

"Axel,aku mau kita pacaran.Kamu tidak boleh menolak!" Kata-kata Mayra sudah tidak asing lagi buat Axel.Bagi Axel,entah ini ungkapan yang ke berapa yang di ucapkan Mayra untuk dirinya.

Meski serius,tapi ini nampak seperti sesuatu yang membosankan untuk Axel karna terus berulang-ulang.

Jawaban Axel masih saja serupa,walau tak sama.

"Aku nggak bisa berpacaran denganmu.Terima atau tidak,mau gimana lagi.Di antara kita nggak akan terjadi apa-apa.Jadi,sebaiknya kamu hentikan semua ini dan cari saja orang lain".

Apa karena kata-kata ini membuat Mayra sedih?,tentu saja tidak.Cewek berambut panjang bergelombang itu, hanya memainkan ujung rambutnya saja.Tidak nampak kekecewaan sedikitpun di hatinya.

"Jadi,aku nggak menarik untukmu?"

"Bukan, maksudku bukan itu,aku cuma nggak bisa."

Yang di dengar oleh Mayra adalah,"Dia tertarik denganku,hanya saja dia tidak mau aku tersakiti karna dia belum siap memiliki pacar.Karna aku terlalu berharga untuknya.Trus dia bilang cari saja orang lain,itu berarti dia sedang mengetes kesungguhanku.Seberapa setianya aku padanya."Batin Mayra selama ini,selalu berhasil membuatnya tidak pernah berhenti berharap.

"Nggak apa-apa kok,aku tahu yang kamu maksud.Jadi aku sudah putuskan. Aku rasa aku harus menyingkirkan penyebab kamu bicara begini".

"Memangnya kamu bisa tahu apa penyebabnya?"

"Aku akan cari.Dengar ya Axel,kalau aku bisa cari cowok lain,aku bahkan nggak akan memulai ini.Sudah aku bilang,di hatiku cuma ada kamu.Axel Andrico."

Axel sudah tidak terkejut lagi."Cewek ini,keras kepala banget".Begitulah hati Axel bicara tentang Mayra.

"Berhentilah bersikap begini,Mayra.Sebaiknya kamu gunakan energi kamu itu untuk lebih banyak belajar. Kamu kan banyak tertinggal pelajaran saat kecelakaan."

Kalimat yang Axel ucapkan ini,tanpa sadar memberinya sebuah jebakan yang dia membuat dirinya sendiri terperangkap.Mayra bukan gadis bodoh,mudah sekali baginya melihat peluang. Matanya berbinar,bagaikan bintang berkelip indah.

Secepatnya ia sambut kalimat Axel tadi.

"Iya,aku akan belajar kalo kamu yang ajarin."

Suara Mayra terdengar riang,tapi bagi Axel ini seperti suara ban truk meletus.Mengagetkan!

"Siapa bilang aku mau ajarin kamu!"

"Orang itu,kalau kasih masukan.Harus siap tanggung jawab kalau masukannya di terima.Kamu kan suruh aku belajar,jadi aku nerima.Intinya kamu harus ajarin aku".

Argumen dari Mayra tedengar sangat masuk akal.

Membuat Axel nggak punya alasan buat menolak lagi.

Dia pasrah,"setidaknya aku sudah mengalihkan perhatiannya untuk tidak pacaran",batin Axel lelah.

"Oke,Pak guru Axel.Mulai sekarang angkat aku jadi muridmu" Mayra membungkukkan tubuhnya setengah, seolah memberi penghormatan pada guru.Tentu saja membuat Axel muak.Tingkah Mayra ini,membuat Axel tidak memiliki pilihan lain selain terpaksa.

Axel memalingkan wajah,matanya menyipit dengan dahi berkerut.Suaranya dingin,membuat Mayra menggigil.

"Mulai besok,kamu harus turuti perintahku.Kalau tidak aku nggak akan bicara lagi sama kamu".

Ancaman tidak mau bicara lagi,terasa lebih menakutkan bagi Mayra di banding dengan menuruti perintahnya.Karna Mayra yakin perintah Axel pasti lebih membahagiakannya jika ia turuti."Axel ku,apapun akan aku lakukan untukmu".Hati Mayra memang sudah segila itu.

"Aku mau pergi sama Ares dan Attar.Kamu jangan ikutin aku,kalau nggak aku akan bilang kalau kamu itu penguntit."

"Penguntit?"

"Iya,aku akan sebut kamu begitu."

"Enak saja,aku bukan mau nguntit kamu.Tapi aku suka sama kamu"

"Memangnya kalau suka harus ngikutin aku kemana pun aku pergi?"

"Iya,aku kan rindu kalau jauh-jauh dari kamu"

"Hentikan Mayra,itu sudah keterlaluan."

Axel pergi berlalu begitu saja,meninggalkan Mayra yang tidak suka dengan sebutan tadi."Enak saja,dia sebut aku 'penguntit'.Dia fikir,dia siapa bisa memberi sebutan seperti itu pada seorang Mayra.Huh...lihat saja nanti Axel,kamu akan aku buat nggak bisa kehilangan aku.Menyebalkan!" Mayra kesal dengan sikap Axel yang selalu ingin menghindar darinya. Padahal,dari sekian banyak teman cowok hanya Axel yang selalu mau membantu Mayra saat kesulitan.

Bisa di bilang,Axel selalu ada saat Mayra membutuhkan.

Tapi,sikap sok cuek nya itu,sering membuat Mayra frustasi.Terlebih,saat Mayra mengungkapkan perasaannya untuk berpacaran dia selalu menolak.

"Aku akan cari sebabnya,kenapa dia selalu nolak aku!Wajahnya datar, tatapan lebih serius dari biasanya.

“Mulai besok, aku bakal cari tahu,” ucapnya lirih. “Aku mau tahu apa yang bikin Axel bilang ‘nggak bisa’.”

Di luar, bel tanda masuk berbunyi. Tapi hati Mayra justru baru mulai berdering.Entah kenapa, firasatnya bilang…"apa pun yang akan aku temukan tentang Axel, mungkin bakal mengubah segalanya."

*

*

*

~Salam hangat dari penulis 🤍