Di kota megah Aurelia City, cinta dan kebencian berjalan beriringan di balik kaca gedung tinggi dan cahaya malam yang tak pernah padam.
Lina Anastasya, gadis sederhana yang keras kepala dan penuh tekad, hanya ingin bertahan hidup di dunia kerja yang kejam. Namun, takdir mempertemukannya dengan pria paling ditakuti di dunia bisnis Ethan Arsenio, CEO muda yang dingin, perfeksionis, dan berhati beku.
Pertemuan mereka dimulai dengan kesalahpahaman konyol, berlanjut dengan kontrak kerja yang nyaris seperti hukuman. Tapi di balik tatapan tajam Ethan, tersembunyi luka masa lalu yang dalam… luka yang secara tak terduga berhubungan dengan masa lalu keluarga Lina sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 21
Waktu seakan merangkak. Pukul enam sore.
Lantai 50 menjadi gelap. Ethan Arsenio telah pergi satu jam yang lalu, meninggalkannya dengan perintah yang mustahil. Dia tidak mengucapkan "selamat malam". Dia hanya mengambil jasnya dan pergi, meninggalkan Lina sendirian di dalam akuarium kaca raksasa, terperangkap dalam sorotan kecurigaannya.
Lina menatap monitornya yang terang, matanya perih.
Grup Devina investor asing. Akuisisi Pantai Emas. Modal baru Grup Devina.
Hasilnya nol. Hanya artikel berita yang sama, memuji "pertumbuhan strategis" Grup Devina. Tidak ada yang menyebutkan dari mana uang itu berasal.
Lina menyandarkan kepalanya di tangannya. Kemarahan yang dingin kemarin kini telah memudar, digantikan oleh keputusasaan yang sunyi. Dia dituduh sebagai pengkhianat oleh pria yang sama yang dia kagumi (secara profesional, tegasnya pada diri sendiri) karena etos kerjanya.
Dia tidak bisa menang.
Jika dia menyerah, dia akan dipecat sebagai mata-mata yang gagal. Jika dia berhasil, dia akan dipecat sebagai mata-mata yang sukses.
Dia menatap ke seberang ruangan, ke singgasana Ethan yang kosong. Pria itu menyebutnya "teka-teki" di acara gala. Dia telah memecahkan teka-teki Nyonya Prawira. Sekarang, dia harus memecahkan teka-teki Ethan.
Apa yang Ethan inginkan? Dia tidak benar-benar menginginkan nama. Dia ingin melihat reaksi Lina.
Baik. Aku akan memberinya reaksi.
Lina menegakkan punggungnya. Dia tidak akan mencari nama investor. Dia akan mencari jejak investor. Dia tidak akan bermain sebagai mata-mata. Dia akan bermain sebagai analis yang sangat, sangat baik.
Dia membuka database publik yang berbeda. Bukan berita. Dia membuka portal Registrasi Bisnis Aurelia City.
Ini adalah pekerjaan yang membosankan, seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Dia tidak mencari 'Devina'. Dia mencari 'Pantai Emas'.
Dia mengetikkan nama proyek itu. Puluhan pendaftaran muncul pemasok, kontraktor...
Kemudian, matanya menangkap sesuatu. Sebuah nama yang baru didaftarkan tiga minggu lalu.
Nama Perusahaan: Aurelia Gold Holdings, PT. Tanggal Daftar: 15 Oktober. Alamat: Lantai 28, Menara Kencana (Sebuah gedung yang terkenal sebagai alamat kantor virtual). Direktur Terdaftar: Santoso Wijaya.
Nama 'Santoso Wijaya' tidak berarti apa-apa bagi Lina. Tapi... Aurelia Gold Holdings. 'Gold' seperti 'Pantai Emas'. Itu adalah petunjuk yang terlalu kentara.
Jari-jari Lina terbang di atas keyboard. Dia mencari 'Santoso Wijaya'.
Hasilnya menarik. Dia bukan CEO. Dia bukan investor. Dia adalah seorang pengacara korporat. Artikel berita lama menyebutnya sebagai "spesialis" dalam menangani pendaftaran perusahaan induk asing dan cangkang (shell corporations).
Jantung Lina mulai berdebar. Ini dia.
Ini bukan nama investornya. Ini adalah alamat investornya.
Ini adalah jejak remah roti. Grup Devina tidak membeli Pantai Emas secara langsung. Seseorang membentuk perusahaan cangkang lokal, 'Aurelia Gold Holdings', untuk melakukan pembelian itu atas nama mereka. Dan Santoso Wijaya adalah perantaranya.
Ini bukan bukti. Ini adalah hipotesis. Persis seperti yang dituduhkan Ethan padanya.
Lina mulai mengetik laporannya. Cepat, lugas, tanpa emosi.
Sama seperti yang dia lakukan pada malam pertamanya di sini. Dia menyajikan fakta.
Dari: Lina Anastasya Subjek: RE: Investigasi Investor Grup Devina (Pantai Emas)
Isi: Tuan Arsenio,
Seperti yang Anda duga, tidak ada informasi publik yang mengaitkan investor asing secara langsung dengan Grup Devina.
Namun, investigasi saya di database registrasi bisnis publik menunjukkan temuan berikut. Ini bukan bukti, melainkan hipotesis investigasi berdasarkan data yang ada:
Perusahaan Cangkang: Sebuah perusahaan baru, "Aurelia Gold Holdings, PT," didaftarkan 3 minggu lalu. Nama ini tampaknya merujuk langsung pada proyek "Pantai Emas".
Perantara: Direktur terdaftar adalah Santoso Wijaya. Dia bukan investor, melainkan pengacara korporat dengan spesialisasi historis dalam memfasilitasi akuisisi asing melalui perusahaan induk lokal.
Hipotesis: Sangat mungkin bahwa investor asing yang tidak dikenal itu tidak mendanai Grup Devina secara langsung. Sebaliknya, mereka menggunakan 'Aurelia Gold Holdings' (melalui Santoso Wijaya) untuk membeli Proyek Pantai Emas secara diam-diam. Grup Devina mungkin hanya bertindak sebagai operator atau mitra minoritas.
Kesimpulan: Kita mungkin tidak melawan Grup Devina. Kita melawan entitas tak dikenal di balik 'Aurelia Gold Holdings'. Saya sarankan tim hukum Anda menyelidiki Tuan Santoso Wijaya.
Saya telah melampirkan file registrasi perusahaan terkait.
Pukul sepuluh malam. Lina menekan 'Kirim'.
Dia tidak tahu apakah dia baru saja menyelamatkan pekerjaannya, atau baru saja menandatangani surat pemecatannya.
Dia telah memberikan Ethan apa yang dia minta tetapi dengan cara yang tidak dia duga. Dia tidak menggunakan koneksi mata-mata. Dia menggunakan otak, logika, dan Google.
Dia mematikan monitornya, mengambil tasnya, dan berjalan keluar dari kantor yang gelap. Saat dia berdiri menunggu lift, dia melirik kembali ke singgasana Ethan yang kosong.
"Permainan Anda," bisiknya pada kantor yang kosong itu. "Saya kembalikan."