NovelToon NovelToon
Sistem Menjadi Miliarder

Sistem Menjadi Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Action / Romantis / Sistem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Balas Dendam
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Suatu hari, Rian, seorang pengantar pizza, melakukan pengantaran di siang hari yang terik.

Namun entah kenapa, ada perasaan aneh yang membuat langkahnya terasa berat saat menuju tujuan terakhirnya.

Begitu sampai di depan pintu apartemen lokasi pengantaran itu, suara tangis pelan terdengar dari dalam di ikuti suara kursi terguling.

Tanpa berpikir panjang, Rian mendobrak pintu dan menyelamatkan seorang gadis berseragam SMA di detik terakhir.

Ia tidak tahu, tindakan nurani itu akan menjadi titik balik dalam hidupnya.

Sistem memberi imbalan besar atas pencapaiannya.

Namun seiring waktu, Rian mulai menyadari
semakin besar sesuatu yang ia terima, semakin besar pula harga yang harus dibayar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 - Kartu

Pilihan mereka cuma satu.

Ketiganya langsung berlutut cepat-cepat, tangan terangkat ke udara tinggi-tinggi.

“Nyerah! NYERAH! Jangan tembak! Jangan tabrak!”

Mata mereka masih melirik ngeri ke arah truk yang mesinnya belum dimatikan, sopirnya masih ngegeram di balik kaca depan masih ngamuk.

Sekali salah gerak, mereka tahu tubuh mereka bisa jadi bubur.

Tim 1 langsung maju.

Salah satu tim menurunkan senjata dan bergerak maju.

Tangan-tangan sigap memborgol.

Klik. Klik. Klik.

Perampok digiring ke 2 mobil tahanan tim 1, sementara sopir truk yang jelas sedang emosi ikut diangkut ke mobil tim 2 untuk dimintai keterangan.

Dia cuma mengomel sambil masuk ke mobil polisi,

“Lain kali kalo mau merampok, jangan di jam gw makan siang lah! Ganggu aja lo SAMPAH!”

Sisa Tim 2 dan Tim 3 langsung mengamankan area.

Garis kuning segera di bentang lebar-lebar, mulai dari parkiran, melingkar ke pagar bank yang sudah ringsek akibat hantaman truk.

POLICE LINE DO NOT CROSS

Garis Kuning berkibar di angin siang itu, jadi batas antara dunia normal… dan kekacauan yang terjadi barusan.

Beberapa detik kemudian…

Pintu toilet laki-laki terbuka pelan.

Tidak lain dan tidak bukan. Rian keluar dengan wajah setenang mungkin, tapi langkahnya menahan getaran.

Ruang tunggu terlihat sepi, semua orang berkerumun di depan.

Ia mengikuti mereka… dan begitu sampai di area parkir.

“…Gila!.”

Matanya membelalak kecil.

Tembok lecet.

Truk masih ngebul asapnya. Polisi sibuk memintai keterangan dari para nasabah.

Dan lantai… berlumur merah di beberapa titik.

Aroma Darah menusuk hidung.

Rian berdiri diam beberapa detik. Dadanya naik turun pelan.

Ia tahu misi ini bakal keras.

Tapi melihat hasilnya langsung… Itu sangat jauh berbeda.

Dari balik kerumunan, Sulis menoleh cepat.

Begitu melihat Rian, ia langsung menghampiri dengan langkah mantap, fokus, tapi sedikit lega.

Para nasabah otomatis membuka jalan, memberi ruang.

Sulis berhenti tepat di depannya.

“Terima kasih, Rian.”

Suaranya tegas, tapi ada nada hormat yang ia keluarkan.

“Kontribusi mu besar.

Tidak ada korban jiwa dari pihak sipil.

Yang tewas hanya para pelaku nya.”

Rian yang masih separuh kaget dan separuh mencoba terlihat normal mengangguk sambil menggaruk tengkuk pelan.

“Oh… oh, oke-oke, lis. Santai aja…”

Nada suaranya terdengar canggung, padahal bibirnya mencoba nyengir.

Setelah beberapa detik hening, rian melanjutkan,

"Oh iya, lis… aku dimintai keterangan juga nggak?”

Nada Rian datar, tapi wajahnya jelas-jelas pengen kabur dari proses investigasi panjang yang biasa nya bikin mumet.

Sulis menggeleng cepat.

“Oh nggak usah, Rian. Yang lain sudah kami data. Kamu kontribusinya udah jelas.

Kalau mau pulang, pulang aja.”

“Oh… syukur…” gumam Rian lirih, hampir tak terdengar.

Ia mengangguk, lalu melangkah menuju area parkir tempat dia ninggalin motornya.

Begitu belok di sudut…

Rian langsung nge-freeze.

“…HANCUR.”

Bukan cuma motornya.

Seluruh barisan parkiran di sisi kanan,

Motor-motor rebahan, beberapa setangnya patah, satu-dua ada yang terlempar ke semak, helm pecah, kaca - kaca spion bertebaran.

Motornya sendiri…

Hampir tak bisa dikenali.

Yang tersisa hanya kepingan-kepingan bodi plastik yang menempel di aspal warna hitam yang dulu ia kenal sekarang hanya serpihan tak berbentuk.

Rian berjongkok. Nafasnya pendek. Matanya panas.

Motor peninggalan mendiang ayahnya… satu-satunya hal yang ia rawat seperti nyawa sendiri… hilang. Hancur. Tidak bersisa.

“Ayah…” suaranya serak.

Tak berselang lama.

Saat ia menunduk, dunia seakan berhenti, tiba - tiba sebuah panel biru muncul kembali tepat di depan nya.

[Ding!]

[Selamat Host Telah Berhasil Menyelesaikan Misi!]

[Detail : Akan terjadi perampokan di sebuah bank dalam waktu 1 jam.

Selamatkan sandera: seorang gadis bernama Vania, yang akan mati di tangan perampok.]

[Reward : +2 Stat Strength & uang sebesar 20% dari total kekayaan Host saat ini]

[Kegagalan : 70% uang Host hilang & misi keberlanjutan terkait Vania akan tertutup permanen]

[Bonus Ditambahkan : Kartu Perbaikan Kendaraan ×1 & Kartu Percepatan Pembangunan (2× lebih cepat) ×1]

[Reward dan Bonus Telah Diberikan!]

Rian tersentak kecil ketika sensasi itu datang

seperti aliran listrik halus yang merambat dari punggung telapak sampai ke siku.

"Uh.."

Tubuhnya bereaksi sendiri, merapatkan jari, menarik napas yang tiba-tiba terasa lebih lega dari sebelumnya.

Tubuhnya jelas terasa berbeda, lebih ringan, lebih stabil, seolah ada kekuatan yang sebelumnya terkunci dan sekarang dibuka oleh sistem.

Rian memicingkan mata, memastikan tak ada satu pun yang memperhatikan.

Polisi masih sibuk mengatur TKP, warga sibuk saling bertanya, dan Sulis di kejauhan lagi ngobrol dengan petugas medis.

Ia menunduk sedikit, pura-pura memeriksa serpihan motornya… padahal sebenarnya membaca panel biru transparan di depan nya dengan seksama.

[Bonus Ditambahkan : Kartu Perbaikan Kendaraan ×1 & Kartu Percepatan Pembangunan (2× lebih cepat) ×1]

“Kartu perbaikan kendaraan…?”

Rian menggumam nyaris tanpa suara, bibirnya bergerak tipis.

“Nice… ini banget yang kuperlukan.”

Ada nada lega, tapi juga getir, untunglah ada perbaikan kartu kalo tidak, rasanya perih kehilangan motor peninggalan ayah nya begitu saja.

Rian mengerjap pelan, menahan emosi kesenangan yang menggelayut di dada.

Ia memalingkan wajah sebentar, menarik napas panjang supaya tidak terlihat terlalu senang oleh orang-orang di sekitar.

Polisi masih sibuk, garis kuning berkibar pelan, dan kerumunan makin menipis.

Panel sistem memudar perlahan, hilang seperti bayangan.

Rian jongkok lagi, tangannya meraih dua keping plastik bodi motornya yang pecah entah dari bagian headlamp atau spakbor, ia sudah tak yakin.

“…Siapa tahu sistem butuh bahan nya,” gumamnya pelan.

Ia berdiri cepat, menyelipkan serpihan itu ke kantong saku celan, lalu mulai berjalan pelan menjauh dari lokasi melewati garis polisi,

melewati kerumunan yang mulai bubar, dan menjauh dari sirine “wiu-wiu” yang masih meraung di belakangnya.

Langkahnya makin cepat. Ia ingin segera menjauh, ingin menjauh dari keramaian.

Ia ingin segera mencoba kartu itu… sebelum pikirannya makin berat.

Dup...Dup..Dup...

Rian kini telah tiba di sebuah lapangan sepakbola terlihat dari tiang gawang disana.

Ia memastikan lagi kiri dan kanan.

Sepi.

Hanya daun kering yang digerakkan angin, dan suara jauh kendaraan dari jalan besar.

Ia menggenggam dua keping plastik itu lebih erat.

“Nggak ada orang… oke.”

Tarikan napas panjang.

“Sistem… pake Kartu Perbaikan Kendaraan untuk memperbaiki motor yang berada di tangan saya!”

Ia mengucapkannya pelan, tapi tegas.

[Ding!]

[Konfirmasi Diterima…]

Seketika panel kebiruan muncul di depan wajahnya, lebih besar daripada biasanya seperti hologram yang menelan pandangannya.

[Cari: Unit Kendaraan]

[Status: Terdeteksi]

[Kerusakan: 94%]

[Proses: Rekonstruksi Item dari Material Sisa]

Serpihan plastik di tangannya bergetar halus.

Sejenak, Rian terdiam, jantungnya ikut berdegup dengan ritme yang sama.

[Ding!]

[Apakah Host ingin memulai proses perbaikan sekarang?]

[Estimasi Waktu: 7 detik]

Angin berhenti sesaat, seperti dunia ikut menahan napas.

“…Mulai.”

1
ALAN
lanjut Thor 😍💪
Gege
mantul
Gege
lepaskan semua thorr 10k katanya.. jangan di cicil cicil... gassss
Gege
lanjooottt thorr💪
Raihan alfi Priatno
lanjutin updatenya sampai tamat
Eli: Okeii syap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!