Nama panggilannya Surya. Pemuda biasa yang bekerja sebagai tukang dekorasi pengantin itu akan mengalami banyak keanehan.
Anak muda yang sudah lama tidak menjalin hubungan asmara, tiba-tiba didekati beberapa perempuan dengan status yang berbeda-beda.
Awalnya Surya merasa senang dan menganggap itu adalah hal normal. Namun, ketika dia pengetahui ada rahasia dibalik botol parfum yang dia temukan, seketika Surya menjadi dilema.
Akankah Surya akan membuang botol parfum itu? Atau anak muda itu akan menyimpan dan menggunakannya demi kesenangan dia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Main Futsal
"Mau pulang, Mas?" Surya yang matanya sedang fokus menatap layar ponsel nampak tersentak kaget ketika tiba-tiba telinganya mendengar suara perempuan dari jarak yang sangat dekat dengan dirinya berada.
Surya pun langsung menoleh dan dia cukup terkejut kala sosok wanita sudah berdiri di dekatnya sambil melempar senyum yang kelihatan sangat manis "Eh, iya, Mbak," jawab Surya sedikit salah tingkah.
"Emang mau pulang sma siapa, Mas?" wanita itu kembali bertanya. "Masnya nggak bawa motor apa?"
"Naik ojeg, Mbak. kebetulan tadi saya berangkat kerja sama pak bos, jadi saya nggak bawa motor," jawab Surya mencoba ramah meski dia merasa agak aneh dengan sikap wanita yang tersenyum kepadanya dalam jarak yang cukup dekat.
"Oh gitu," ucap si wanita. "Kalau aku antar, kamu mau nggak? rumah kamu mana sih?" tawarnya.
"Nggak usah, Mbak," Surya semakin kaget dan dengan ramah dia langsung menolaknya. "Kebetulan, saya mau mampir ke rumah teman, udah janjian mau main futsal."
"Wahh, rajin olahraga juga ya, Mas," ucap si wanita. "Pantes, tadi badan kamu kelihatan bagus banget."
Surya kembali terperangah karena dia cukup terkejut dengan ucapan wanita itu.
"Nggak usah kaget gitu, Mas," wanita itu kembali bersuara membuat Surya jadi salah tingkah karena ucapannya. "Aku ngomong jujur kaya gini karena tadi aku sudah melihat sendiri badan bagus kamu ketika tadi masih mendekorasi."
Surya pun langsung tersenyum dan semakin salah tingkah. "Mbak orang sini apa?" Surya segera mengeluarkan jurus basa-basi agar dia tidak terus digoda wanita itu.
Wanita itu dengan sumringah langsung mengiyakan. "Tuh umah aku, yang cat warna hijau," ucap si wanita sambil menunjukan rumah yang berdiri di antara dua kebun pisang. "Mau mampir apa? rumahku sepi loh."
Lagi-lagi Surya terperanjat. Kali ini dia benar-bener kaget dan tidak menyangka wanita itu dengan entengnya memberi penawaran yang cukup menantang.
"Nggak lah, Mbak, makasih," tolak Surya dengan halus.
"Kenapa? Takut digrebeg ya?" ucap wanita itu lagi sambil senyum-senyum, membuat Surya semakin heran. "Tenang aja, di daerah sini aman kok, kamu bebas keluar masuk sampai pagi."
"Astaga!" nampak sekali wajah Surya langsung syok atas kode yang diberikan wanita itu. "Mbak bisa aja kalau bercanda."
"Serius," kali ini wanita itu menjawab dengan wajah meyakinkan. "Buktikan aja kalau kamu nggak percaya. Apa mau dibuktikan sekarang?"
Untuk kesekian kalinya Surya dibuat kaget dengan ucapan yang keluar dri mulut wanita itu. "Nggak usah, Mbak, tuh ojeg aku sudah datang."
Wajah wanita itu sedikit berubah kala matanya menangkap sebuah motor yang mendekat ke arah tempat keberadaannya.
"Oh iya, boleh minta nomer telefonnya nggak?" tiba-tiba wanita memiliki ide yang membuat Surya kembali tercengang.
Mau tidak mau Surya pun memberi nomer ponselnya dan tak butuh waktu lama anak muda itu pergi meninggalkan wanita yang diam-diam kegirangan karena berhasil mendapat nomer ponsel pria yang menurutnya sangat menggoda.
"Duh, padahal aku penasaran banget sama bulu ketiaknya. Gimana caranya ya, aku bisa menaklukan pria itu?" gumam wanita tersebut.
Di sisi lain, Surya masih diliputi rasa heran. Menurutnya apa yang baru saja terjadi, itu sangat aneh. Karena memang, anak itu tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu.
Mungkin karena sudah lama tidak berpacaran jadi ketika ada wanita yang meminta nomer ponselnya, Surya jadi merasa aneh karena sudah lama tidak ada wanita yang tidak dikenal melakukan hal itu
Malam ini surya memang hendak pergi ke rumah temannya sesuai janji yang sudah disepakati tadi siang. Namun, surya memilih merubah rencananya sedikit dengan pulang ke rumah terlebih dahulu untuk mengambil motor, lalu berangkat ke tempat futsal yang sudah ditentukan.
Udara malam ini cukup terasa panas. Mungkin sebentar lagi hujan akan mengguyur, jadi udara cukup membuat gerah dan berkeringat.
Begitu sampai di lapangan futsal, Surya langsung menyapa teman-temannya dan tak butuh waktu lama mereka pun bertanding melawan tim lain yang sudah sudah menerima kesepakatan akan menjadi lawannya.
Permainan berlangsung cukup seru dan kedua tim nampak sangat piawai dalam mengolah bola hingga keduanya mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama. Namun dimenit yang kesekian, tim Surya berhasil unggul dua poin sampai permainan selesai.
Usai bermain futsal, seperti biasa, sekumpulan anak muda yang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, memilih berkumpul terlebih dahulu di suatu tempat yang biasa dijadikan tempat nongkrong anak muda.
Sekumpulan anak muda itu pun kembali membahas pertandingan futsal yang baru saja mereka mainkan sampai membahas hal lain mengenai segala hal.
"Surya," tiba-tiba, sebuah suara terdengar dan mengusik pembicaraan para anak muda itu hingga mereka serentak menoleh.
"Siapa ya?" karena merasa tidak kenal, Surya pun langsung bertanya sambil menatap sosok yang berdiri tak jauh dari keberadaannya.
"Astaga! Kamu sudah lupa sama aku?" ucap sosok itu dengan senyum menghiasi bibirnya. "Berarti kamu sudah lupa dengan Dewik dong."
Mendengar nama seseorang yang dia kenal disebut dari mulut sosok itu, seketika kening Surya berkerut dan berpikir, mencoba mengingat kembali sosok yang tersenyum kepadanya.
"Astaga, Mbak Fiza ya?" terka Surya.
Sosok itu langsung tersenyum dan dia mengangguk senang.
"Ya ampun, Mbak, maaf, aku nggak mengenali tadi, soalnya udah lama nggak ketemu."
"Nggak apa-apa," jawab sosok yang mengaku bernama Fiza. "Kamu apa kabar?"
"Baik, Mbak," keduanya lantas berjabat tangan. "Mbak Fiza di sini lagi ngapain?"
"Aku kan tinggal di sini, Surya," jawab Mbak Fiza. "Tuh, rumah aku," tunjuk wanita itu. "Mau mampir?"
"Owalah aku baru tahu," balas Surya.. "Gampang lah, Mbak, nanti kapan-kapan, aku main."
"Baiklah, aku tunggu loh ya," ucap Fiza. "Boleh minta nomer ponsel kamu nggak?"
Surya langsung mengangguk dan mereka pun saling bertukar nomer ponsel. Setelah cukup berbasa basi, Fiza memutuskan untuk pamit karena tidak enak menggangu Surya yang sedang asyik dengan teman-temannnya.
"Tuh anak kenapa sekarang jadi tambah ganteng banget sih?" gumam Fiza begitu langkah kakinya menjauh dari Surya.
"Benar-bener sudah menjadi lelaki matang tuh bocah. Bulu ketiaknya pun bagus banget. Habis main futsal, pasti ketiaknya enak banget tuh kalau dihirup baunya. hihihi."
####
Sementara itu di tempat lain, jauh dari tempat keberadaan Surya, nampak sosok pria tua sedang meluapkan amarahnya kepada dua pria lain yang wajahnya lebuh muda darinya.
"Bagaimana bisa botol itu hilang?" tanya pria tua itu dengan lantang dan suara yang menggelegar.
"Kami nggak sengaja, Mbah," ucap salah satu pria muda dengan wajah ketakutan. "Emang nggak bisa diganti ramuannya, Mbah?"
"Ya ngak bisa," jawab pria yang dipanggil si mbah. "Pokoknya, bagaimanapun caranya, kalian harus mendapatkan botol ramuan itu kembali. Kalau nggak, maka jangan salahkan saya kalau terjadi sesuatu yang buruk sama kalian, paham!"