BERTUKAR ISTRI

Hari ini terasa pagi begitu lambat bagi Vanila, ya ini hari pernikahan gadis 25 tahun itu. Senyum Vanila terus mengembang karena sejak langit masih hitam pekat Vanila sudah di rias dengan sedemikian rupa.

"Wah anak papa cantik sekali nak",ucap pak Bima pada putri bungsu nya itu.

Sementara bu Marina nampak muram bagaimana tidak keponakan nya akan menjadi madu untuk anak kesayangan nya.

"Terimakasih pa",ucap Vanila dengan senyum yang teramat cantik pagi ini.

"Kak Vania dimana ma?",tanya Vanila namun bukan nya menjawab bu Marina hanya diam saja.

Vanila terdiam melihat punggung tante nya, meski panggilan mama itu di sematkan namun wanita paruh baya itu seolah tak menganggap nya.

"Pa",lirih Vanila.

"Kamu dan papa mu pergi lah dulu, aku dan Vania akan menyusul, dia sedang sakit perut, semalam banyak makan rujak kata nya",ucap bu Marina tak ingin membuat keributan karena ada tim MUA di rumah mereka.

"Baik ma, hati-hati sama kak Vania",ucap Vanila dengan sedikit senyum yang terkembang.

Pak Bima Rahaksa segera bergegas untuk memapah Vanila menuju mobil yang sudah disiapkan.

"Apa ini mobil nya nak?",tanya pak Bima pada Vanila.

"Seingat aku kami memilih sedan klasik berwarna putih",ucap Vanila.

Namun belum sempat Vanila menilai supir mobil avanza hitam itu nampak turun lalu tersenyum.

"Atas nama nona Vanila?",tanya supir.

"Iya benar itu saya, tapi seingat saya kami pesan berwarna putih",ucap Vanila.

"Betul sekali nona memang pesanan awal itu putih, namun kemarin pesanan batal dan ganti jadi hitam dan lebih murah 1 juta saja",ucap supir.

Vanila mengangguk kalau begini mobil sendiri saja pikir nya tak usah keluar uang, namun segera Vanila naik kedalam mobil, saat ini hanya tersisa 1 jam waktu baik nya.

"Baik lah pak, tidak masalah, kita langsung berangkat saja karena waktu nya meped",ucap Vanila.

"Baik, mari silahkan",ucap si supir membuka pintu belakang dan depan.

Perjalanan hanya 45 menit, para tamu sudah hadir, meski upacara pernikahan sederhana namun terlihat mewah, belakang hotel nampak asri dan hangat karena tema garden party tentu nya.

"Indah banget ya pa?",tanya Vanila.

"Iya, ayo 15 menit lagi penghulu datang",ucap pak Bima.

Dia sangat antusias karena anak sulung nya hanya menikah di catatan sipil saja, jadi dia tidak bisa hadir.

Vanila di gandeng pak Bima karena bu Marina belum tiba, sementara Kamil sudah hadir disana dengan balutan kurta putih nan mewah tak mengenakan jas atau kemeja putih.

Kamil nampak di gandeng oleh ibu dan ayah nya lalu duduk di depan penghulu, Vanila melihat wajah tampan calon suami nya itu lantas tersenyum.

Kamil nampak sesaat mengagumi wajah Vanila yang sangat cantik sekali dalam balutan baju pengantin murah itu.

Kini mereka berdua sudah duduk di depan penghulu namun penghulu nya kosong sementara katering sudah full, tamu sudah full bahkan semua kolega bisnis milik keluarga Radaka dan Rahaksa juga sudah nampak hadir semua.

Vanila melihat jam di dinding nampak sudah 30 menit berlalu, sebenar nya waktu baik untuk menikah sudah habis, Vanila menghela nafas pelan.

"Mas mana penghulu nya?",tanya Vanila.

Kamil yang sibuk berbicara dengan ayah nya nampak menoleh lalu tersenyum.

"Sabar sayang mas janji nya jam 11.05 siang loh, ini juga niat nya mau jamu tamu dulu lalu setelah akad langsung pulang",ucap Kamil.

Vanila di buat melongo, dia dengan sabar menunggu 30 menit tidak masalah, namun tak terasa waktu pun kini kembali lewat 15 menit.

"Mas",ucap Vanila.

"Tenang sayang mas akan hubungi penghulu dulu",ucap Kamil.

"TIDAK PERLU!",ucap lantang seorang wanita cantik yang baru memasuki kawasan belakang hotel tempat akad Vanila dan Kamil.

Wanita yang cantik mempesona, tubuh sexy nya jelas tercetak oleh gaun putih mahal, gaun pengantin rancangan designer profesional yang memancarkan aura kecantikan pemakai nya.

Terlihat beberapa wartawan tabloid terkenal, majalah bahkan berita datang bersama wanita yang tak lain adalah Vania.

"Nia apa yang kau lakukan hah!",pak Bima menegur anak semata wayang nya itu.

Namun bukan nya Vania takut malah maju dan menepis uluran tangan pak Bima.

"Jangan ikut campur pa",ucap Vania tegas.

Bu Marina nampak di belakang Vania, tersenyum sinis pada suami nya itu. Pak Bima langsung menundukkan kepala nya, rasa tak mampu berbuat apa pun untuk mencegah istri dan anak nya hari ini.

Vanila nampak tersenyum menyambut tante sekaligus ibu nya dan juga saudara sepupu satu-satu nya itu datang dii hari bahagia nya itu.

Namun senyum Vanila nampak memudar setelah memperhatikan gaun yang Vania pakai.

"Apa maksud nya ini kak?",tanya Vanila.

"Kau masih bertanya maksud ku?,sudah jelas bukan!",ucap Vania.

Vanila menatap Vania tajam, lalu menoleh kearah Kamil yang hanya diam membeku sambil menatap kearah Vania dengan binar mata penuh cinta.

"Apa ini mas?",tanya Vanila tak khayal air mata di pelupuk mata nya menggenang sekali berkedip saja maka akan mengalir deras.

"Jawab mas, atau aku yang menjawab",ucap Vania.

Kamil terdiam, menghela nafas, sementara para tamu nampak tak mengerti di panggung pengantin ada 2 mempelai wanita.

"Apa pak Kamil akan beristri 2 sekaligus",tanya salah seorang kolega bisnis keluarga Radaka.

"Entah lah, mungkin undangan itu ingin menyaingi pengantin nya, atau bisa jadi itu mantan pak Kamil yang belum iklas",ucap yang lain menimpalli.

"Jangan buat keributan Vania, kita bisa bicarakan ini di rumah",lirih Kamil, membuat Vanila nampak memandang calon suami nya itu.

"Keributan kau bilang?",ucap Vania lalu melemparkan bukti pernikahan mereka secara sirih di catatan sipil dan foto-foto mereka juga sewaktu menikah.

Semua lembaran itu berhamburan kemana-mana nampak oleh semua orang, terlihat keluarga Radaka memalingkan wajah mereka.

Vanila hendak membungkuk dan memungut nya namun Kamil segera melarang nya.

"Jangan kau pungut, itu dusta, wanita ini penuh tipu daya",ucap Kamil.

Namun Vanila bukan wanita polos, dia melihat semua bukti yang tercecer itu, air mata nya meluncur seketika.

"Itu lah sebab nya tidak ada penghulu hari ini, karena tidak ada pernikahan, aku tidak akan membiarkan anak ku memiliki ibu selain diri ku mas!",teriak Vania lantang hingga semua tamu mendengar nya.

Vanila terbelalak, jantung nya terpompa dengan cepat hampir roboh, untung nya memegang tiang tenda hiasan.

"Nila...Nila dengerin mas, ini semua fitnah, kita akan tetap menikah",ucap Kamil dengan suara gemetar.

"MENIKAH!,haha........",tawa Vania menggema.

Hening.......

"Vanila adik ku tersayang, dengarkan meskipun kau istri sah tapi aku sudah mengandung anak suami mu, siapa yang di tuduh pelakor kau pasti sudah tahu bukan!",ucap Vania menuding Vanila.

Tap....tap.....tap.....