Ketika kamu ikhlas menerima semua takdir di hidupmu,maka Allah akan membalas tuntas semua kepahitan mu dengan beribu kebaikan.
Percayalah bahwa segala sesuatu yang baik untuk mu tidak akan Allah izinkan pergi dari mu, kecuali akan di ganti dengan yang lebih baik lagi (Ali Bin Abi Thalib).
Nasehat itulah yang menjadi penguat seorang gadis bernama Hasya Nur Shafiyyah,saat hidupnya di penuhi ujian pahit dan sakit, setelah ia menikah dengan pria pilihan Kakak nya.
" Kau boleh meminta apapun dari ku Hasya, kecuali nyawa dan perceraian, karena hanya kematian yang akan memisahkan kita" Ezar Atharizz calief.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
" Assalamualaikum" Hasya mengucapkan salam saat ia memasuki ruangan perawatan sang ibu, yang ternyata ada sang kakak juga di ruangan itu.
" Waalaikumsalam..kamu sudah pulang dek?" safea menyambut hangat uluran tangan sang adik yang meminta bersalaman.
Cup..
" Masih boleh cium kan walaupun sudah jadi istri orang" goda Safea dengan suara berbisik saat setelah mengecup singkat kening adiknya.
Hasya tersenyum tipis,ia beralih menuju Mira dan melakukan hal yang sama, terakhir ia mengecup punggung tangan dan kening ibunya, karena wanita tersayang nya itu tengah tertidur.
" Lesu banget wajahnya? ada masalah kah?" safea yang memang selalau perhatian pada sang adik langsung bertanya saat melihat wajah kusut sang Hasya.
" Kak, sebenarnya siapa dia sih? Kakak beneran ga tau siapa dia? Atau kakak memang udah lama kenal dia?" Hasya yang memang sangat penasaran dengan identitas suaminya langsung bertanya pada sang kakak.
" Kita bicara di luar ya" dengan cepat safea mengajak sang adik keluar dari ruangan perawatan ibu mereka, Safea tak ingin sang ibu sampai mendengar pembicaraan mereka.
" Mir.. tolong temenin ibu bentar ya" tak lupa Safea meminta tolong pada Mira, sahabat sekaligus asisten nya, suster yang biasa menjaga ibu mereka Safea izinkan libur satu hari itu, karena ia memang memiliki waktu satu hari untuk merawat dan menjaga ibunya.
" Sip... bicarakan dan cari solusinya,siapa tau Hasya akan paham" Mira memberikan sedikit semangat pada Safea sang sahabat.
Safea tersenyum menanggapi ucapan sahabat nya,ia masih bingung apa yang harus ia katakan jika saja Hasya bertanya lebih jauh tentang Ezar.
Hasya dan safea berjalan beriringan menuju taman belakang rumah sakit, mencari tempat yang mereka rasa cukup nyaman dan aman untuk berbicara.
" Kak tolong jawab dengan jujur, siapa sebenarnya dia?" itu adalah kali pertama Hasya bertanya tentang detail identitas Ezar,saat sebelum menikah ia tak ingin banyak bertanya, yang terpenting baginya saat itu karena Ezar mengatakan pada kakak nya akan menanggung biaya operasi ibu mereka.
Saat itu yang Hasya pikirkan adalah bisa membantu meringankan beban sang kakak,jika ia menerima lamaran pernikahan dari pria yang kakak nya kenalkan maka operasi ibunya akan cepat di laksanakan dan rasa sakit ibunya akan berkurang,itulah yang Hasya pikirkan.
Safea tak langsung menjawab pertanyaan adik nya,ia masih menimbang-nimbang jawaban apa yang paling tepat ia katakan pada adiknya, yang bisa di pastikan tidak akan membuat adiknya merasa kecewa padanya.
" Kakak ga terlalu mengenalnya memang,tapi kakak ingat dia adik dari salah satu senior kakak saat kakak kuliah di Oxford Inggris, apakah dia menyakiti kamu?"
Safea tak dapat menyembunyikan rasa khawatirnya terhadap sang adik.
Hasya menggeleng " lalu kakak tau kalau dia CEO Lumina works,tempat aku magang?" tanya Hasya lagi.
Dengan cepat safea menggeleng" kalau tentang itu sumpah kakak ga tau sama sekali, memang ada yang mengatakan bahwa dia menjabat sebagai CEO,tapi kakak ga pernah tau perusahaan mana, yang jelas memang keluarganya terkenal kaya Raya di negara itu,tapi ibunya itu berdarah Indonesia " .
" Kakak dulu dekat dengan Abang nya?" Hasya merasa sedikit penasaran karena kakak nya lumayan cukup banyak tau tentang keluarga Ezar.
Safea terdiam beberapa saat,ia terlihat seperti sedang berfikir " dikatakan dekat tidak terlalu,tapi juga tidak asing, Abang nya itu pernah mengungkapkan perasaan pada kakak dan mengatakan ingin menikahi kakak,tapi kakak tolak saat itu" Safea jujur pada bagian itu.
" Sekarang di mana Abang nya itu?" Hasya jadi penasaran dengan sosok Abang ezar, yang tak lain adalah Abang ipar nya.
Safea kembali terdiam sesaat, wajahnya sedikit berubah menjadi sendu" Dia nyatakan meninggal tepat di hari Kakak wisuda, katanya dia ditemukan tak bernyawa melompat dari rooptof gedung apartemen tempat Kakak kos"
Hasya terdiam setelah mendengar penjelasan cerita sang kakak,ia masih belum menemukan jawaban atas alasan suaminya menikahi nya, bukan Hasya haus belaian sang suami,atau begitu ingin di sentuh,tapi Hasya merasa heran karena sudah dua bulan mereka menikah Ezar belum menyentuh nya.
Menurut Hasya itu sedikit aneh, karena pada umumnya yang ia tau,saat pria menikahi wanita yang ia cintai,maka pasti pria itu akan mendekati nya secara intens dan meminta hak nya,atau minimal melakukan hal-hal manis terlebih dahulu untuk menarik hati wanitanya.
Tapi Ezar,pria itu bahkan terlihat begitu cuek, jarang sekali ada waktu dengan nya, bahkan untuk sekedar mengobrol,ezar hanya berikan nya materi saja, seperti kartu kredit, menyiapkan segala kebutuhan nya, menyediakan nya pelayan,hanya itu.
" Apakah dia menyakiti kamu dek? Dia bicara kasar pada kamu? Atau dia melakukan kekerasan pada kamu?" Safea benar-benar merasa khawatir.
Hasya menggeleng" Selama ini semua itu belum pernah ia lakukan pada ku,tapi sikapnya padaku layak nya orang asing, bahkan bicara saja ia sangat irit saat kami bertemu di meja makan di waktu pagi, seakan- akan aku hanya istri pajangan nya kak,itu lebih sakit dari jika ia memarahiku mungkin "
" Maaf.. maafkan kakak yang memintamu untuk menikah dengan nya, kakak ga tau kalau akan seperti ini, karena dia sendiri bilang kalau dia mencintai kamu,dia jatuh cinta pada kamu" safea menunjukkan wajah menyesal nya.
Hasya tersenyum tipis seraya menggeleng,ia meraih kedua tangan kakaknya dan menggenggam nya erat di atas pangkuan nya.
" Kakak ga salah,sejak awal dia pasti menawarkan menanggung biaya operasi ibu kan, seperti janjinya pada ku juga,dan ya memang dia menepati nya, bahkan sebelum kami menikah,tapi sikap cuek nya terkadang membuat ku bingung kak, aku bingung harus bersikap bagaimana padanya "
" Kakak akan coba tanyakan padanya, kakak akan coba menemui nya,dia investor terbesar di agency kakak yang sekarang " Safea berjanji demi menenangkan hati sang adik.
" Ga usah kak,ga enak,aku ga mau sampai dia mengira aku pengadu pada keluarga tentang pernikahan kami" .
" Tapi kalau boleh tau,sejak kapan kakak tau dia adik almarhum teman kakak itu?"
" Baru dua minggu yang lalu,saat kakak menelpon kamu malam-malam dan menanyakan tentang keadaan kamu"
Safea mengagguk mengingat tentang apa yang kakak nya katakan, ia memang menerima telepon di malam hari dari sang kakak,tepat sekitar dua Minggu yang lalu.
kami juga berusaha rajin kasih poin...he..he..