Dewina gadis dari keluarga biasa memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar , sampai tetangganya bahkan orang lain melihatnya aneh , dengan kemampuannya ia bisa merasakan apa yang orang lain raskan , dan Ia bisa merasakan kehadiran makhluk astral meskipun tidak bisa melihat makhluk tersebut .
Kedua orang tuanya berpisah karena takdir ,ayahnya meninggal ketika Dewina sekolah menengah pertama .
Bagaimana Dewina menjalani kehidupannya yang tidak biasa ,mampukah ia melewati itu semua ?
Ikuti kisahnya dan beri tanggapan kalian dikomentar , terimakasih .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keduapuluh Surat Dari Ersa
Setelah di beri obat dan doa Sekar semakin membaik tubuhnya semakin lemas dan indera perasa sudah kembali bisa merasakan hanya saja belum bisa bicara , Sekar duduk di karpet lantai melihat seluruh yang hadir sambil menangis . Lastri duduk disampingnya menghiburnya agar tidak sedih .
Dewina memberikan minum air bening yang sudah di beri doa kepada Sekar. "Tante silahkan di minum ," Dewina dengan lembut membantu Sekar minum. Sekar hanya menjawab dengan tersenyum dan anggukan Dewina paham dan membalasnya dengan anggukan pula .
Lastri terharu melihat anaknya bisa menyembuhkan penyakit yang dialami Sekar ,ia tidak menyangka selain tahu hal ghaib Dewina juga bisa membantu menyembuhkan penyakit ,Lastri membantu Sekar pindah tempat duduk ke kursi .
"Kepada saudara sekalian yang hadir terimakasih banyak atas doa kalian ,semoga kita senantiasa di beri kesehatan dan panjang umur ," ucap Dewina kepada tetangga yang datang mendoakan Sekar . "Sama-sama , Win ,kita sesama manusia saling mendoakan untuk keselamatan dunia akhirat dan semoga di kemudian hari mbak Sekar bisa lebih baik dan tidak mengulangi perbuatan buruknya , kami permisi pulang ," ucap bu Sari selaku Istri dari pak Kemal .
Orang-orang sudah pulang Lastri dan Dewina mempunyai tugas baru yaitu merawat Sekar . Sekar menjadi canggung. dan malu karena merasa merepotkan mereka memilih pulang tapi Dewina tidak mengijinkan karena rumah Sekar jauh takutnya terjadi sesuatu di jalan akhirnya Sekar menunggu sampai dia sudah benar-benar sembuh dan bisa bicara .
Satu minggu kemudian Sekar sudah bisa bicara walaupun belum sempurna dan hari ini ia memantabkan diri untuk pulang , Dewina tidak bisa mencegahnya lagi bagaimana pun juga Sekar memang harus pulang ke rumahnya .
Lastri sudah memaafkan kejadian masa lalu dan sekarang mulai berdamai dengan keadaan ,hatinya merasa tenang dan bahagia ."Kamu hati-hati di jalan kalau ada sesuatu berdoa untuk keselamatan jangan lupa selalu ingat pada sang Maha esa ," pesan Lastri kepada Sekar .
Keduanya berpelukan sambil meneteskan airmata haru ,Dewina ikut terharu melihatnya lalu memeluk Sekar . "Maafkan Wina sudah berburuk sangka sama tante , kapan-kapan tante kembali ke sini kan ?" ucap Dewina menghapus airmatanya .
"Iya ,, kalau ada waktu luang ,,, terimakasih kamu mau memaafkan tante dan sudah menyembuhkan penyakit tante ," ucap Sekar mengelus wajah cantik Dewina . Ia bersyukur bertemu dengan Dewina dan tugasnya sudah selesai awal niatnya ingin balas dendam justru menjadi damai ia kini menyesal dan ingin memperbaiki diri .
Setelah kepergian Sekar Dewina dikejutkan sosok makhluk tinggi besar terlihat di cermin makhluk itu berdiri di pojok luar kamar tepatnya di ruang tamu .Setelah di lihat di pojok makhluk tersebut hilang tidak terlihat beda ketika melihat di cermin .
Ersa sudah lama tidak berada di dekat Dewina kini ia kembali setelah mengintai Santi yang sudah lama tidak terlihat dan ternyata sedang menikmati hubungan dengan seorang pria , Santi menjadi budaknya dan di bawah kendalinya .
Ersa menulis di kertas kosong lalu diletakkan di atas tempat tidur Dewina .kemudian pergi lagi untuk balas dendam . Dewina baru selesai mandi terkejut melihat kertas di atas tempat tidur lalu mengambil dan membacanya berulang kali sampai ia paham .
Benarkah ini Ersa ,,, jadi selama ini Santi ada kaitannya dengan pria itu dan mencelakaiku gumam Dewina dengan penuh emosi .
