"Hentikan, Alexa!." Alan mengepalkan tangannya dan menutup matanya sebelum dirinya tenggelam dalam tatapan mata Alexa yang intens nan memabukkan.
"Kenapa? Apa kau semakin sulit mengendalikan perasaan mu?." Tanya Alexa, bergerak lebih dekat dengan Alan dan terbentuk seringaian di wajah cantik gadis itu.
Alan Delvanio dia adalah seorang mafia kejam dan tak memiliki hati. Namun, tiba di suatu hari. Terdapat seorang gadis yang tertarik padanya. Semua orang takut padanya, kecuali gadis itu.
Seperti apa kisah mereka? Dan mengapa gadis itu tidak takut pada sang mafia? Lalu apa yang mafia itu lakukan pada gadis yang tidak patuh pada nya itu? Akan kah sang mafia bertindak kejam pada nya? Ikuti kisah nya mereka hanya di sini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
Satu minggu telah berlalu terasa cepat. Dan hari-hari belakangan ini, Alexa sangat sibuk mengurus blog dan bisnisnya. Gadis itu adalah seorang fashion blogger dan pemilik perusahaan fashion. Alexa bekerja keras selama lima tanpa ingin bersantai. Dan ketika akhir pekan tiba, Alexa merasa jika diri nya perlu berpesta pora untuk menikmati hidup sepenuhnya.
Saat ini masih di hari Jumat malam dan Alexa tengah berbaring di atas tempat tidur di dalam kamarnya yang mewah, hanya mengenakan pakaian dalam berwarna hitam, tampak seksi dengan rambut coklat nya yang di ikat berantakan. Sementara itu tema kamar nya sendiri bernuansa awan dengan cat putih dan gorden berwarna abu-abu cerah.
Di dalam kepalanya, Alexa terus saja memikirkan tentang Alan. 'Aku sangat ingin bertemu dengan tuan tampan setelah berhari-hari ini tidak melihatnya. Haruskah aku mengunjungi klub nya lagi? Aku memang tidak takut untuk pergi ke sana lagi. Tapi aku bingung.' Gumam Alexa di dalam batinnya.
Gadis itu pun mengubah posisi nya menjadi duduk. "Kenapa aku tidak mengunjungi salah satu Klub nya yang lain?." Dia menyeringai dan meraih ponsel nya dari atas nakas untuk mencari klub Alan yang lainnya.
"Tunggu, aku bahkan tidak tau siapa nama pria tampan itu?." Kata Alexa ketika hendak mengetik di salah satu aplikasi bernama G009l€, gadis itu menyadari bahwa dirinya bahkan tidak tau nama pria itu dan hal itu membuat nya kesal.
"Ah pertama aku akan mencari Klub nya yang selalu aku datangi dan menjadi tau siapa nama pemiliknya." Alexa pun mengetik di kolom pencarian. 'Siapa pemilik red dot club?' Dan setelah menekan ikon pencarian dan menunggu hasilnya.
Mata Alexa terbelalak dan sebuah senyuman manis terlihat di bibirnya saat melihat foto Alan yang terpajang sebagai nama pemilik klub itu. Dia tampak sangat tampan di foto itu dan tatapan Alexa tertuju pada namanya.
"Alan Delano." Alexa membacanya keras, kembali menatap foto Alan dengan pandangan penuh hasrat dan senyuman di wajahnya.
Kemudian Alexa pun mencari klub milik Alan yang lain.
"Aku tidak menyangka dia memiliki begitu banyak klub." Serunya kaget setelah melihat daftar klub milik Alan.
Alexa akhirnya memutuskan untuk mengunjungi salah satu club Alan besok dan malam ini gadis itu tertidur dengan nyenyak setelah melihat foto-foto Alan, bahkan hingga menetapkan salah satu foto pria itu sebagai wallpaper di ponselnya.
Di malam yang sama dan di kota yang sama, namun di tempat yang berbeda. Alan Delano sedang tidak dapat mengerti dengan pikirannya sendiri, mengapa pikiran nya masih tetap memikirkan gadis yang paling menyebalkan baginya itu?.
Pria itu merasa frustasi, tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi.
Saat ini, Alan tengah berdiri di balkon kamarnya dengan hanya bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana panjang hitam. Di tangan nya tergenggam sebotol anggur dan ia mengernyitkan dahinya. Jauh di lubuk hatinya, Alan merasa ingin bertemu dengan gadis itu lagi, tetapi ia tidak tau apa alasannya dan hal itu mampu membuatnya merasa gelisah.
***
Pagi harinya, Alexa yang hari ini telah libur dari pekerjaannya, memilih untuk mendatangi salon kecantikan termahal di kota ini. Tujuannya mengunjungi salon itu karena untuk melakukan manikur, pedikur, mengatur tatanan rambutnya dan lain-lainnya. Semua itu Alexa lakukan dengan harapan ketika bertemu Alan ia bisa terlihat sangat cantik hingga pria itu pun tergoda padanya.
Dan di malam harinya, Alexa mulai bersiap-siap untuk mengunjungi klub milik Alan. Berharap bisa melihat pria tampan itu sekilas setelah seminggu ia tidak melihatnya.
Alexa telah mengenakan atasan bustier hitam dengan celana hitam ketat dan mengaplikasikan lipstik merah cerah. Ia saat ini tengah berada di walk in closet mewah nya, duduk di salah satu kursi dan menghadap ke arah sebuah cermin besar.
Alexa mengambil selfi cermin dengan pose tubuhnya yang seksi dan mempostingnya di aplikasi berwarna Ungu berinisial 'IG' dengan caption [Bekerja keras itu boleh tapi jangan lupa untuk berpesta pora] dengan hastag [#Pesta pora].
Tak lama, setibanya di klub Alan yang lain, Alexa melihat pemandangan yang telah ia rindukan beberapa hari ini. Banyak orang-orang yang menari penuh semangat mengikuti alunan musik yang sedang booming. Alexa berjalan menuju konter bar dan memesan scotch. Bola mata coklatnya terlihat putus asa ketika ia tidak menemukan Tuan tampan nya itu. Padahal banyak pria yang mendekatinya dan mengajaknya berdansa, tetapi Alexa menolak semua pria itu.
Dan entahlah apakah malam ini merupakan hari keberuntungan bagi Alexa? Karena Alan, pria tampan itu kebetulan juga tengah mendatangi klub ini untuk sebuah pertemuan. Alan berjalan ke ruang pribadi nya dengan tiga orang anak buah nya yang berjalan di belakangnya.
Namun, tiba-tiba dia menghentikan langkah kakinya ketika pandangan nya tak sengaja tertuju pada seorang gadis seksi yang tengah duduk di konter bar. Matanya berkilau penuh hasrat, Alan mengamatinya dari rambut hingga ujung kaki
'Kendalikan keinginanmu, Alan. Dia bisa saja menjadi seorang mata-mata yang sedang mengincar mu.' Pikir Alan dalam batinnya.
"Setelah mendapatkan peringatan dariku, beraninya dia mengunjungi klub lagi? Tapi hari ini aku tidak akan melepaskan dia, gadis itu benar-benar menguji kesabaranku." Gumam Alan bermonolog, menatap Alexa dengan amarah dan mengepalkan tangannya.
"Kalian semua bisa pergi dulu, aku akan segera bergabung setelah urusan ku selesai." Perintah Alan dan anak buahnya pun pergi mengikuti perintah bos mereka.
Mata Alexa berbinar bahagia ketika dirinya akhirnya dapat melihat Alan. Bibirnya membentuk senyuman lebar dan hatinya merasa sangat bahagia.
Berbeda dengan Alan yang mendekati nya dengan pandangan yang berapi-api. Setelah cukup dekat, pria itu langsung menarik tangan Alexa dan menariknya ke tempat yang lebih sepi pengunjung.
"Apa yang kau lakukan di sini setelah aku memperingati mu? Sekarang aku bertambah yakin jika kau adalah mata-mata." Alan terlihat geram dan menodongkan pistolnya ke arah Alexa.
Namun, entah mengapa kepercayaan dirinya goyah.
"Jawaban ku masih sama, aku sengaja datang ke klub mu karena ingin melihatmu sekilas dan beruntungnya keinginan ku terkabul lagi." Balas Alexa, senyuman penuh kemenangan menyebar di wajahnya, membuat kemarahan Alan meningkat.
"Kau sepertinya benar-benar sedang menguji kesabaranku, Nona Alexa." Kata Alan menggenggam pistolnya lebih erat. Alan marah karena Alexa tidak takut padanya dan ia juga merasa kesal pada dirinya sendiri karena entah mengapa tangannya tak sanggup menarik pelatuknya.
"Dan kau membuatku bergairah dengan ketampananmu." Alexa menggigit bibir bawahnya secara erotis, membuat Alan memutar bola matanya malas.
Dia menurunkan pistolnya dan bergerak sangat cepat, Alan mencengkram tangan Alexa ke atas kepala gadis itu dan menempelkan nya di dinding. Mereka saling menatap tajam antara satu sama lain dan detak jantung mereka bertambah cepat karena posisi mereka yang sangat dekat. Nafas hangat pria itu menyapu ke wajah Alexa, mengirimkan getaran hasrat ke tulang punggung Alexa dan gadis itu masih tertarik dengan bibir sensual Alan, ia ingin sekali mencicipi nya.
Dan tanpa sepengetahuan mereka berdua, seseorang dari kejauhan tengah mengambil foto mereka dalam keadaan seperti itu.
"Jika aku melihatmu lagi di dekat salah satu klub ku, maka aku tidak akan ragu untuk membunuhmu tanpa bertanya lagi." Alan memperingatinya dengan nada tegasnya, menjaga matanya tetap tertuju pada Alexa.
"Oh astaga! Aku sangat takut." Jawab Alexa sinis dan hanya menatap Alan dengan tatapan tidak percayanya.
"Sekarang pergilah!." Alan menjauh dari Alexa dan kembali memasukkan pistol ke dalam saku celananya.
"Sampai bertemu lagi, Tuan tampan." Alexa berjalan keluar dari club, melambaikan tangannya dan tersenyum ke arah Alan sebelum akhirnya keluar dari salah satu pintu.
Sementara itu, Alan menggelengkan kepalanya." Gadis itu sangat berbeda." Sebelum meninggal tempat itu untuk menghadiri pertemuan di ruang pribadinya, tiba-tiba ponsel Alan berdering. Penjaga keamanan menelpon dan memberitahu bahwa ada seseorang yang telah mengambil foto Alan ketika tengah bersama Alexa dan penjaga itu mengetahuinya melalui rekaman cctv.
Alan mengernyitkan dahinya setelah mendengar berita ini. Tiba-tiba Alan merasa cemas pada Alexa, meskipun ia tidak memahami perasaannya saat ini, tetapi untuk pertama kali dalam hidupnya, Alan merasa khawatir terhadap seseorang.
'Sekarang siapa pun dapat menggunakan nya untuk mencari tahu infomasi ku, bagaimana jika ternyata gadis itu telah mengetahui sesuatu tentang ku dan memberikan informasi itu pada mereka? Aku harus menemukan gadis itu sekarang juga.' kata Alan di dalam batin.
Pria itu menyakinkan dirinya sendiri bahwa ia harus melindungi gadis menyebalkan itu seperti melindungi dirinya sendiri. Tetapi, alasan yang sebenarnya ada di dalam hatinya. Alan perduli pada Alexa dan mengembangkan titik lemah nya karena gadis itu.
***
Seorang pria tiba-tiba menghalangi mobil Alexa, membuat gadis itu langsung mengerem mobilnya secara mendadak.
Alexa yang mengira jika pria itu adalah anak buah Alan yang datang untuk mengintrogasi dirinya pun lantas keluar dari dalam mobilnya dan berjalan kearah pria itu. "Jadi kau datang untuk mengintrogasiku lagi?." Tanya Alexa.
Dan tiba-tiba terdapat dua pria dengan kasar menggenggam lengan Alexa dan mulai menariknya menuju mobil mereka yang terparkir tak jauh dari mobil Alexa.
"Hei, aku siap ikut bersama dengan kalian, tapi jangan memaksaku seperti ini bodoh!." Alexa mencoba melepaskan diri dari cengkraman kuat mereka.
"Diam! Tutup mulutmu! Jangan buat kami kesal." Salah seorang pria menggertak Alexa.
"Kalian bisa melepaskan tanganku dan aku tidak akan lari, aku akan ikut kalian." Bentak Alexa.
"Apa menurutmu kami ini bodoh jika ingin melepaskan tanganmu begitu saja? Agar kau bisa melarikan diri." Balas pria itu.
"Sekarang jangan salahkan aku untuk melakukan ini padamu." Alexa menendang selangkangan salah satu pria, membuat pria itu langsung melepaskan cengkeraman tangan nya dari lengan Alexa dan mengerang kesakitan.
Pria lainnya justru malah menampar wajah cantik Alexa dengan keras sebanyak dua kali." Dasar jalang!."
Alexa sekarang mengerti jika mereka bukanlah anak buah Alan berdasarkan perilaku mereka padanya. Gadis itu berusaha mencari celah untuk menyerang pria asing itu. Namun, tiba-tiba dari dalam mobil keluar tiga orang pria yang langsung ikut memeganginya.
"Kemana kalian akan membawa ku?." Tanya Alexa ketika mereka menahan anggota tubuh nya.
Ada lima orang dari mereka dan Alexa tentunya tidak bisa melawan ke-lima orang itu sekaligus dalam posisinya yang seorang diri. Tetapi Alexa tetap berteriak keras dengan harapan ada yang datang membantunya, meski itu mustahil karena musik di dalam terdengar cukup keras.
"Kalian semua bajingan, cepat lepaskan aku!." Teriak Alexa ketika mereka dengan paksa mendorongnya masuk ke dalam bagasi mobil.
Kemudian mereka membungkam mulut Alexa dengan selotip, sementara tangan nya di tali di belakang. Barulah setelah itu mereka menutup bagasi dengan cara di banting.
Terlihat mobil di nyalakan dan Alexa dalam keadaan pasrah di bawa oleh kelima orang asing itu entah kemana.
Jantungnya berdebar kencang karena takut dan frustasi. Pikirannya berpacu ketika dirinya mencoba memahami situasinya saat ini. Orang-orang itu jelas tidak ada sangkut pautnya dengan Alan dan dia memahami hal ini.
Berjam-jam berlalu dan mobil akhirnya berhenti. Alexa merasakan jika mobil itu berhenti, namun ia tetap dalam keadaan terikat erat dan terjebak di dalam bagasi. Saat pintu bagasi di buka, Alexa menguatkan dirinya untuk apa yang mungkin terjadi selanjutnya.