Setelah bangun dari kematian, dan menyaksikan keluarganya di bunuh satu persatu untuk yang terakhir kalinya, kini Naninna hidup kembali dan bereankarnasi menjadi dirinya lagi. Memperhatikan dirinya sendiri di depan cermin. memastikan bahwa apa yang telah di alaminya saat ini hanyalah ilusi, namun ia merasakan sakit saat jari lentiknya mencubit pelan wajah mulusnya. Seketika ia tersadar bahwa hal ini bukanlah ilusi, melainkan kenyataan yang harus ia terima. Tidak mengerti mengapa Tuhan masih baik dan mau memberinya satu kesempatan, Ninna menyadari bahwa ia tidak akan menyia-nyiakannya lagi.
Sembari memantapkan diri dan tekad, Naninna berusaha untuk bangkit kembali dan memulainya dari awal. Dimana musuh bebuyutannya terus saja berulah hingga membuat seluruh keluarganya terbunuh di masa lalu.
Naninna... tidak akan pernah melupakannya.
Kekejaman yang telah mereka lakukan pada keluarga dan orang-orang terdekatnya, ia akan membalasnya satu-persatu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeeSecret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginginkannya Lebih Dari Ini
Yumiella saat ini sedang berada di kamar Chloe.
Dua hari tidak bertemu dengan wanita itu, Yumiella menjadi khawatir sekaligus penasaran, apa yang sedang wanita itu lakukan pada saat-saat menjalani hukumannya. Setelah mengetahui apa yang di lakukan oleh Chloe, Yumiella langsung merecokinya dengan berbagai wejangan dan kata-kata nasehat. Merasa tidak di hargai dan di abaikan, Yumiella sedikit menyinggungnya dengan menyebutkan nama Naninna di setiap kalimatnya.
"Berhentilah menyebut nama Naninna dengan mulut embermu itu, Yumiella! Aku benar-benar tidak bisa menerimanya."
"Maka dari itu sadarlah, Chloe! Apa yang telah kau lakukan itu adalah sebuah kesalahan yang besar. Kau bahkan berani menantang Tuan Muda Raken hanya demi mendapatkan cinta dari Nona."
"Kau-"
Chloe kehabisan kata-kata saat Yumiella berani menantangnya, dagunya sedikit dia angkat keatas guna menunjukkan bahwa ia tidak takut pada dirinya. Disamping itu, Yumiella juga di buat kesal karena Chloe selalu saja terang-terangan menunjukkan sikap romantisnya kepada Naninna tepat di hadapannya. Bagaimana dirinya tidak kesal? Apalagi belakangan ini, Yumiella seolah-olah di hantui oleh wajah rupawan majikannya itu. Semakin Yumiella berusaha menghindarinya, semakin parah pula wajah itu menghantuinya.
Hingga disaat Naninna mulai menyadari ada yang aneh dari pelayannya itu, lantas tak kuasa untuk bertanya.
Yumiella? Ada apa dengan dirimu? Kau kurang tidur? Lihatlah matamu, seperti mata panda.
Seperti itulah ucapan Naninna satu hari yang lalu. Karena sering melihat Chloe memperlakukan Naninna seromantis mungkin, Yumiella yang bahkan tidak ikut dalam aksi pendekatan itu, pun tak sungkan untuk merasa iri pada teman pelayannya itu.
"Itu urusanku. Lagi pula kenapa kau begitu cerewet seperti seorang ibu?"
"Masalahnya kau melakukannya selalu tepat di depanku, sialan!"
Yumiella hampir saja memukul wajah datar Chloe, kalau saja dirinya tidak ingat bahwa Chloe juga bisa bela diri. Daripada wajahnya penuh lebam akibat terlalu ikut campur, Yumiella memilih main aman saja.
"Aku melakukannya karena tidak bisa menahannya. Setiap kali melihat wajahnya, apapun itu yang ada didalam diri Naninna, membuat hatiku berdesir dan tak sungkan untuk bersikap romantis padanya. Aku sering melakukannya waktu kecil, jadi bisa dianggap sebagai kebiasaan lama."
"Kebiasaan lama tapi kebablasan sampai dewasa!" Celetuk Yumiella sambil merotasikan bola matanya jengah.
Chloe mengambil beberapa buah potong lalu memakannya. Sesaat tatapan Chloe tertuju pada buah bit di genggamannya.
Buah ini mirip sekali dengan Naninna. Sangat kenyal dan juga lembut.
Chloe menyeringai.
Fikiran kotor mulai merasuki kepalanya. Yumiella bahkan hampir dibuat mati tersedak saat melihat bagaimana Chloe menjilati buah itu dengan gaya sensual seperti menjilati mangsa teman tidurnya.
Yumiella mulai panas dingin.
Tak tahan dengan sikap wanita itu, tanpa sadar Yumiella memukul keras kepala Chloe hingga dia hampir terperosok di atas lantai. Chloe meneggeram marah. Namun tak membalas tindakkan Yumiella padanya.
"Berhentilah bersikap seperti itu pada, Nona. Untung saja Nona masih memberimu toleransi. Kalau tidak, kau bisa saja mati."
"Untuk apa aku mati." Chloe tersenyum sinis. "Hanya karena aku menciumnya tidak bisa bagi mereka untuk membunuhku. Persaingan ketat antara aku dan juga Tuan Muda sudah berlangsung sejak dahulu. Jadi meskipun sekarang sering kali adu pukul, namun Tuan Alex dan juga Nyonya Anne, menganggap hal itu sudah terbiasa terjadi. Lagipula mereka sudah mengetahui keinginanku yang sebenarnya. Lagipula aku dan juga Tuan Muda orang-orang yang sangat bisa di andalkan, jadi tidak buruk jika Naninna menjadi kekasih salah satu dari kami."
"Tapi kau seorang wanita! Itu sangat mustahil bagiku."
"Tapi bagiku tidak."
Ya... Chloe menyadari hal itu. Perasaan salah karena berani menyukai sesama jenis, apalagi seseorang itu Majikannya sendiri. Chloe sempat merasa kecil pada waktu itu. Tapi sikap Naninna yang terus-terusan memancingnya agar tetap bersama disisinya, tidak mungkin Chloe melepaskannya begitu saja.
"Kau tidak takut dengan akibat perbuatanmu itu?"
Chloe menoleh dengan ekspresi datarnya, " Takut karena apa? Memangnya akibat apa yang harus diriku tanggung hanya karena berani mencintai Naninna? Jika kau fikir Tuan Muda Raken akan membunuhku, kau salah besar Yumiella."
Kedua alis Yumiella berkerut.
Chloe kembali berbicara, "Kita sama-sama hidup berdampingan dengan Naninna. Meskipun aku terlebih dahulu bertemu dengannya, tapi kita sama-sama melihat pertumbuhan alami Naninna. Raken pasti akan mengerti, meskipun dia sangat membenciku karena berani menaruh perasaaan terhadap Naninna, tapi Raken juga merasakannya. Kita saling bertarung sampai babak belur hanya untuk mendapatkan cinta dari wanita yang kita cintai, tapi setidaknya pria itu masih memiliki hati nurani."
Yumiella mulai faham sekarang.
Ada begitu banyak seseorang yang sangat menyayangi Nona-nya itu, meskipun salah satunya ada yang belok, tapi dalam hati Yumiella berterima kasih pada Tuhan, karena masih memberi kesempatan Nona-nya untuk merasakan kebahagiaan.
"Hah... Mendengarmu mengatakan itu semua, sedikit mengangkat rasa cemasku padamu. Kita memang tidak terlalu akrab karena kau jarang berbicara. Tapi kau begitu baik padaku dan tidak pernah merasa tersaingi dariku."
"Untuk apa aku harus merasa tersaingi darimu?" Chloe melihat Yumiella dari atas sampai bawah. Yumiella sedikit tersinggung. "Kau bahkan tidak ada bandingannnya denganku."
Plak!
Chloe mengaduh saat Yumiella memukul keras kakinya yang patah akibat pukulan dari anak buah Alex. Rasanya seperti dihantam sebuah batu besar hingga tulangnya hancur.
"Sakit, sialan!"
"Oh, kau merasakan sakit ternyata." Jawab Yumiella enteng sambil membuang arah. Terlalu malas berbicara dengan Chloe yang selalu meremehkannya.
Ciit...
Suara pintu terbuka. Sosok Naninna dengan dress santai berwarna cream, sangat kontras dengan kulit putihnya. Yumiella langsung berdiri. Wanita itu menunduk karena takut jika Naninna memarahinya akibat datang secara diam-diam untuk bertemu dengan Chloe.
"Kau disini ternyata."
Naninna memulai pembicaraan. Mata wanita itu tertuju pada kaki yang tengah di perban. Fikirannya langsung teringat saat tubuh Chloe terlempar jauh hingga menyebabkan patah tulang di kaki kanannya. Chloe hendak berdiri, namun Naninna dengan sigap menahannya.
Yumiella merasa canggung.
Ia pamit untuk keluar dan sedikit memberi ruang untuk mereka berdua.
Kini tinggalah Naninna bersama Chloe. Dapat Naninna lihat bahwa Chloe hanya bisa menunduk tanpa berani menatap ke arahnya.
"Angkat kepalamu, Rann."
Sontak Chloe mengangkat kepalanya pelan. Retina hitamnya terpaku akan wajah cantik di depannya.
Bagaimana dirinya tidak jatuh cinta? Melihat wajah bak bidadari setiap hari, adalah suatu kebanggaan yang di turunkan langsung dari surga.
Jadi Chloe hanya bisa berdehem guna mengendalikan detak jantungnya.
"Aku menamparmu karena kau bersikap kekanakkan pada Ken. Aku juga tidak memberi toleransi pada dia, tapi sikap kalian berdua... Benar-benar tidak bisa dibenarkan."
"Aku ingin kau menjadi kekasihku."
wanita ini terlalu blak-blakkan.
Naninna tersenyum tipis. Sedikit terdengar kekehan ringan dari bibirnya. Chloe tersenyum mendengar tawa Nona kecilnya itu.
"Siapapun berhak mencintai seseorang yang mereka sukai, termasuk dirimu. Aku tidak akan pernah mencegahmu untuk mencintaiku. Tapi untuk kekasih...." Naninna menggantungkan kalimatnya. Mungkin ketika mendengar perkataan ini, Chloe akan sangat kecewa padanya. Tapi ia melakukannya hanya agar Chloe sadar. "Aku mencintai Raken... Aku hanya mencintai Raken, Rann..."
Chloe terdiam sesaat.
Matanya masih enggan berpaling dari retina emas milik wanita didepannya. Meskipun jawaban Naninna akan membuatnya sakit hati, tapi yang namanya cinta memang tidak bisa di paksa.
"Aku tahu." Naninna sedikit terhenyak mendengar jawaban itu. Apalagi melihat senyuman tulus yang jarang sekali ia lihat. "Jika kau memang mencintainya, aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Tapi aku masih berhak mencintaimu kan?"
Naninna reflek menggangguk.
Chloe tersenyum penuh arti.
Tangannya meraih jemari lentik milik Naninna. Mengulumnya satu persatu secara perlahan, mengunci retina emas itu agar tidak berpaling darinya sedikit pun. Chloe tersenyum puas melihat reaksi Naninna saat ini. Dengan wajah lugu dan bibir sedikit menganga, siapa yang tidak tertarik untuk menggodanya?
"Jika aku masih berhak mencintaimu... Berarti aku juga masih berhak untuk menyentuhmu juga kan?"
Lagi... Naninn mengangguk.
"Kalau begitu..." Chloe membelai pelan wajah Naninna. Tubuhnya saat ini sangat dekat dengannya. Merasakan sentuhan hangat karena ketidak sengajaan kulitnya bergesekan dengan milik Naninna, membuat Chloe gelap mata. "Boleh aku menciummu sekali lagi?"
"Hah?"
Naninna loading. Kepalanya masih belum bisa berfikir jernih.
"Aku bisa menyentuhmu sesukaku kan?"
Chloe mulai menekan sedikit bibir lembab berwarna merah muda itu. Hingga Chloe mengarahkan bibirnya ke arah milik wanita didepannya.
Chloe mencoba merasakannya sekali lagi. Dan dirinya... Menginginkan lebih dari ini. Kedua matanya menyorot sayu kearah Naninna. Tangannya mulai nakal menyelinap ke tangan Naninna hingga bergerak ke atas-Menarik dress itu. Chloe masih mengunci pergerakkan Naninna. Hingga Chloe mulai menggigit leher Naninna, menyebabkan wanita itu berteriak hingga mendorong Chloe sampai terbentur ke punggung kasur.
"Awwsh!"