NovelToon NovelToon
Lanjut Atau Usai Disini

Lanjut Atau Usai Disini

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Wanita Karir / Percintaan Konglomerat / Selingkuh / Romansa / Cinta Murni
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: dyawrite99

"Jika aku bisa memiliki keduanya kenapa aku harus memilih salah satu saja." Alkama Basri Widjaya.

"Cinta bukanlah yang kamu butuhkan, pilih saja ambisimu yang kamu perjuangkan mati-matian." Nirmala Janeeta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyawrite99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Setelah bertemu ayahnya, Kama merasa marah. Selalu seperti itu. Ayahnya memang sudah mengetahui hubungannya dengan Nirmala. Hubungan Kama dan Nirmala yang terjalin bertahun tahun pastinya sudah diketahui oleh ayahnya.

Tidak sekalipun Kama mengenalkan Nirmala pada ayahnya. Bagi Kama ayahnya tidak perlu tahu mengenai hubungannya dengan Nirmala karena memang melihat dari latar belakang keluarga Nirmala yang jauh dari keluarganya membuat Kama selalu ragu untuk memperkenalkan kekasihnya itu pada ayahnya.

Kama tahu betul sifat dan watak ayahnya yang selalu mementingkan kekuasaan di atas segalanya.

Jadi setiap orang yang masuk dilingkungan mereka haruslah yang memiliki kepentingan. Dan Nirmala dianggap tidak masuk dalam kriteria itu.

Namun apa yang menjadi keinginan Kama akan tetap ia pertahankan. Nirmala adalah salah satu bagian terpenting dari hidupnya.

Kama tidak akan mengikuti perintah ayahnya itu. Persetan dengan larangan. Kama punya caranya sendiri untuk tetap mempertahankan dan memiliki apa yang ia inginkan.

Kama akan merebut semua kekuasaan ayahnya, jadi ia tidak perlu mengikuti semua perintah ayahnya jika ia juga punya kuasa seperti ayahnya.

Sekarang ayahnya memang masih memiliki kuasa atas semua perusahaan namun Kama tidak bodoh untuk membiarkan kekuasaan ayahnya terus aman ditangan ayahnya itu.

Perlahan lahan semua aset kepemilikan dan peran akan Kama ambil alih agar Kama tidak bisa disingkirkan begitu saja.

Nama besar Kama akan membuat dirinya menjadi salah satu tonggak yang tidak mudah dihancurkan.

"Bos. Semalam tuan Widjaya ayah tuan telah mengadakan pertemuan dengan Mr. Zahid. Mereka mengadakan pertemuan tertutup. Di sana juga ada Juwita yang ikut dalam perjamuan. Seperti nona Juwita cukup banyak bercerita tentang kedekatan tuan dan nona Juwita sehingga membuat ayah tuan seperti mempunyai kesempatan emas untuk menyatukan perusahaan dengan label keluarga." Terang Dirga panjang lebar. Ia menjelaskan secara rinci kemungkinan atas perintah tuan Widjaya pada bosnya ini.

"Dasar orang tua kurang ajar." Umpat Kama pada ayahnya sendiri. Ingatkan pada diri kalian bahwa Kama bukan penyayang keluarga. "Aku tidak akan tunduk pada semua perintah sampahnya. Semua yang aku lakukan adalah atas kehendak ku sendiri, bukan karena perintah tua bangka itu."

"Jadi rencana bos selanjutnya apa?" Tanya Dirga.

"Rencana tetap berjalan. Tapi bukan untuk menikahi Juwita."

"Tapi kedekatan tuan dengan nona Juwita sekarang sekarang ini pasti akan membuat semua orang berpikir bahwa kalian memiliki hubungan. Apalagi nona Juwita juga seperti memiliki ketertarikan pada bos. Itu akan membuat dirinya merasa dipermainkan jika bos tidak memenuhi ekspektasinya."

"Aku tahu itu. Untuk sekarang biarkan mereka berpikir bahwa aku tertarik pada Juwita. Nanti saat waktunya tiba aku akan memikirkan cara agar bisa memutuskan hubungan kami."

"Baik bos." Dirga tidak mengerti jalan pikiran bosnya ini. Kalau begitu sama saja Kama mengikuti perintah ayahnya. Tapi ya sudahlah, pasti bosnya ini punya rencana lain nantinya.

Kama tahu kedekatannya dengan Juwita cukup intens beberapa waktu ini. Namun itu hanyalah permainan Kama saja. Ia tidak akan mau melanjutkan hubungan lebih lanjut pada Juwita. Toh Kama juga tidak akan lama di Amerika. Dirinya akan segera kembali ke tanah air. Dan kedekatan dirinya dengan Juwita juga akan jauh seiring berjalannya waktu karena jarak yang memisahkan mereka nantinya. Keluarga Mr. Zahid banyak berdomisili di negara Amerika jadi kesibukkan mereka akan membuat Kama dan Juwita akan menjauh dengan sendirinya. Begitu pikir Kama.

Kama akan selalu menjadikan Nirmala sebagai wanitanya apapun yang terjadi.

Namun manusia hanya berencana tapi takdir tuhan yang menentukan. Kama hanya bisa berencana tapi setiap jalan pasti ada masalahnya dan Kama harus siap sedia menghadapinya.

Memikirkan hubungannya dengan Nirmala serta pekerjaannya yang kian menumpuk membuat Kama pening. Ia butuh kekasihnya itu untuk menenangkan diri namun apa daya waktu mereka yang terlampau jauh membuat komunikasi mereka tidak berjalan baik.

Jika bisa Kama ingin menghubungi Nirmala namun tadi kekasihnya itu sudah pamit untuk istirahat. Sekarang waktu Nirmala adalah tengah malam, Kama tidak akan membangunkan Nirmala hanya untuk membuat dirinya dapat berbicara kembali dengan Nirmala.

Kama sudah tidak tahan berada di negara ini. Ia butuh Nirmala.

Di waktu pikiran kacau Kama ia diganggu oleh kedatangan si sumber masalah.

Juwita datang berkunjung menemui dirinya untuk mengajak pergi makan siang bersama.

"Hai. Kamu sudah makan siang."

"Belum." Kama mau tidak mau harus bersikap biasa saja di depan Juwita.

"Kebetulan. Aku juga belum makan siang. Kamu ada janji siang ini?"

"Tidak ada. Kamu mau kita makan siang bersama." Ajak Kama.

"Dengan senang hati." Jawab Juwita senang karena keinginannya terkabul.

Siang itu mereka makan siang bersama. Walau dalam hati Kama sebenarnya enggan untuk makan siang bersama namun ia harus tetap menjaga hubungan baik dengan Juwita. Apalagi Juwita sendiri yang mendatangi dirinya.

"Kamu beberapa hari lagi akan kembali ke Indonesia. Kita pasti nanti akan jarang bertemu."

"Iya. Tapi kita masih bisa berkomunikasi."

"Benarkah. Nanti kalau aku berkunjungan ke Indonesia boleh aku bertemu dengan kamu Kama."

"Tentu. Aku akan menjamu kamu dan mengajak kamu berkeliling disana."

"Benarkah. Kudengar jakarta kota metropolitan yang padat. Tempat seperti apa yang biasa kamu kunjungi?" Tanya Juwita.

"Ya begitulah. Sama seperti di sini. Tapi disana juga ada beberapa tempat yang bisa kunjungi selain wisata kota."

"Benarkah. Wah aku sudah tidak sabar berkunjung ke sana." Juwita begitu senang dengan ajakan Kama.

***

Di tempatnya Nirmala seperti biasa sibuk bekerja. Nirmala menyadari jika dalam beberapa hari lagi Kama akan kembali ketanah air. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya itu.

"Mbak. Di depan ada pak Rian datang berkunjung."

"Hah? Mau apa dia ke sini."

"Saya kurang tahu mbak. Kalau dijadwal kita tidak ada pertemuan untuk membahas apapun." Malika mencoba menjelaskan.

"Ya sudah. Nanti dia kalau sudah datang suruh masuk ke ruanganku ya."

Tak lama pemberitahuan Malika. Rian sudah sampai dan masuk ke dalam ruangannya.

"Hai. Nirmala. Apa saya menggangu kamu."

"Oh tidak. Silahkan masuk. Tumben kemari, apa yang bisa aku bantu?"

"Oh tidak ada Nirmala. Kebetulan tadi saya ada kerjaan di sini jadi menyempatkan datang kesini. Bolehkan."

"Tentu boleh. Apa yang tidak boleh untuk teman." Jawab Nirmala.

Rian tersenyum mendengar jawaban Nirmala yang menyebutnya teman.

"Jika kamu tidak ada janji dan kamu mau meluangkan waktu, saya mau mengajak makan siang bersama."

"Wah, kebetulan aku juga belum makan siang."

"Kalau begitu mari kita pergi makan siang bersama." Rian sangat senang ajakannya diterima Nirmala.

Sebenarnya Rian bohong dengan mengatakan jika ia ada kegiatan di sekitar tempat kerja Nirmala. Padahal aslinya dirinya memang berniat mengajak Nirmala pergi bersama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!