Demi memenuhi wasiat sang ayah, Ziyana Syahira harus rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali bernama Dirga Bimantara, seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek.
Belum juga reda keterkejutan Ziyana akan pernikahan dadakannya bersama dengan Dirga. Ziyana kembali di kejutkan dengan sebuah kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh Dirga. Jika pernikahan keduanya hanya akan terjalin selama satu tahun saja dan Ziya dilarang ikut campur dengan urusan pribadi dari pria itu.
Lalu, bagaimana jadinya jika baru 6 bulan pernikahan itu berjalan, Dirga sudah menjatuhkan talak pada Ziya dan diwaktu yang bersamaan Ziyana pun di nyatakan hamil?
Mampukah Ziyana jujur jika saat itu dia tengah hamil anak dari Dirga. Ataukah, Ziyana tetap memilih untuk pergi dengan merahasiakan keberadaan sang janin yang tumbuh dalam rahim nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWA.Bab 28
Baik Ziya maupun Dirga, masih sama sama terdiam. Sibuk dengan pikiran mereka masing masing. Ziya yang sibuk dengan pikiran, kalau Dirga terdiam karena tidak menyukai penampilan nya saat ini.
Sementara Dirga, takut salah langkah seperti enam tahun yang lalu. Membuat pria itu tidak berani untuk melakukan apa yang seharusnya sudah mereka lakukan selayaknya suami istri, sejak mereka kembali resmi menikah.
Tidak ingin mengulang kesalahan nya dimasa lalu. Membuat Dirga pun hanya bisa terdiam membeku ditempatnya dengan tatapan tak percaya.
"A_apa ada yang salah? Ma_Mas tidak suka dengan penampilanku, ya?" tanya Ziya, dengan nada terbata karena menahan rasa gugup yang teramat sangat dan juga rasa takut, jika saja Dirga tidak menyukai apa yang dia lakukan.
Bergeming, Dirga tidak tahu harus berkata apa. Entah harus marasa senang atau takut, membuat pria itu akhirnya terdiam. Jujur, sebagai seorang pria dewasa dan juga seorang pria normal, tentu saja Dirga sangat menyukai penampilan wanita yang kini berdiri, dengan sangat gelisah didepan nya.
Apalagi, wanita yang saat ini sedang menggunakan gaun malam yang sangat seksi itu adalah wanita yang sudah halal untuk dia sentuh. Tentu saja, hal itu cukup menggoda iman nya dan membuat libidonya naik.
Hanya saja, Dirga tidak ingin kembali melukai hati sang istri hanya karena tidak bisa menahan syahwatnya. Karena itu, Dirga pun belum berani menyentuh wanita halalnya itu. Sebelum mendapat izin darinya.
"Ma_maaf, kalau begitu aku ganti pakaian dulu." lanjut Ziya, saat tidak ada respon apapun dari Dirga perihal penampilan nya saat ini.
Tidak ingin berada dalam suasana yang canggung dan kaku seperti ini lebih lama lagi. Ziya pun berniat kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian.
Akan tetapi, sebuah cengkraman tangan yang begitu erat menggenggam pergelangan tangan nya, menghentikan langkah Ziya yang hampir saja masuk kembali ke dalam kamar mandi.
Greeppp...
Set...
Bruugghhhh...
Ziya tersentak kaget, saat Dirga mencengkram tangan nya. Lalu, seketika itu juga Dirga langsung menarik Ziya, hingga tubuh Ziya pun terjerembab masuk kedalam dekapan Dirga.
"Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung mu. Hanya saja, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Jujur, sebagai seorang pria dewasa. Tentu saja aku menyukai penampilanmu saat ini. Hanya saja, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku, tidak mau kejadian dimasa lalu kembali terulang. Dimana aku memaksamu hingga membuat kamu trauma yang berkepanjangan. Maafkan aku Ziya. Maafkan aku."
Dirga semakin mengeratkan pelukan nya di tubuh Ziya. Hal itu, Dirga lakukan demi menahan hasratnya yang sudah naik ke ubun ubun dan juga untuk meyakinkan Ziya. Jika dia diam, bukan berarti dia tidak menyukai apa yang dikenakan oleh istrinya.
Hanya saja, Dirga tidak mau kembali menyakiti istrinya seperti yang dia lakukan enam tahun yang lalu. Meski pada saat itu Dirga melakukan nya tanpa sadar. Namun, tetap saja, Dirga merasa sangat bersalah karena sejak kejadian itu Ziya menjadi trauma dan takut kepada lawan jenis.
Bahkan, Dirga sendiri pun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meyakinkan Ziya. Jika semua akan baik baik saja dan apa yang terjadi dimasa lalu tidak akan pernah terulang lagi. Dikesempatan kedua ini, Dirga akan benar benar memperbaiki semuanya. Sikapnya, hubungan nya dengan putrinya dan juga dengan pernikahan nya. Semua akan Dirga perbaiki lagi.
Termasuk juga dengan perasaan nya terhadap wanita itu. Dirga akan berusaha untuk mencintai wanita halalnya itu dengan sepenuh hati dan semua itu Dirga lakukan bukan nya untuk Zingga semata. Melainkan untuk dirinya juga, yang setelah kembali bersama. Ternyata cukup memiliki ketertarikan pada ibu dari anaknya itu.
Hanya saja, karena trauma yang di miliki oleh Ziya terhadap dirinya. Dirga pun harus menahan diri dengan sekuat tenaga, agar apa yang dia lakukan tidak lagi menyakiti Ziya. Dirga pun hanya bisa menunggu dengan sabar, menunggu sampai Ziya bisa menerima nya kembali.
"Jadi, apa ini artinya aku sudah boleh meminta hakku?" tanya Dirga, dengan sedikit berbisik.
Tepat di depan telinga Ziya, hingga membuat tubuh wanita itu meremang karena hembusan nafas Dirga yang terasa hangat mengenai kulit leher jenjangnya yang halus dan mulus.
Kini, giliran Ziya yang bergeming. Karena rasa gugup, Ziya sampai tidak bisa berkata kata. Wanita itu hanya bisa menganggukkan kepala nya sebagai jawaban atas pertanyaan yang di layangkan oleh suaminya.
Setelah Ziya menganggukkan kepalanya. Dirga pun mulai mengurai pelukan nya ditubuh Ziya. Dirga menatap lekat wajah cantik sang istri yang saat ini sudah mulai memerah karena malu.
Tangan kekar pria itu terulur, menangkup wajah mungil sang istri. Lalu, sedikit mengangkat wajah yang terus saja menunduk agar mereka bisa saling menatap satu sama lain.
"Apa kamu yakin? Jika malam ini, kamu akan memberika hakku?" tanya Dirga lagi, meyakinkan Ziya jika dia sudah benar benar yakin akan memberikan hak suaminya malam ini.
"Bukan kah, seharunya ini sudah kita lakukan sejak kita kembali resmi menikah? Maafkan aku Mas. Karena aku, Mas jadi harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan apa yang harusnya aku berikan sejak kita menikah." jawab Ziya, menatap balik wajah tampan Dirga.
Setelah mengumpulkan keberanian, Ziya pun akhirnya memberanikan diri untuk menatap balik wajah tampan suaminya. Tampan dan juga terasa hangat. Ketakukan nya seketika lenyap begitu saja saat akhirnya Ziya memberanikan diri untuk membalas tatapan dari Dirga.
"Tidak. Kamu tidak perlu minta maaf, karena apa yang terjadi padamu, semua itu berawal dari sikapku dan bagaimana aku memperlakukan mu. Justru, seharusnya akulah yang minta maaf. Mulai sekarang, mari kita mulai semuanya dari awal. Aku akan berusaha agar bisa lebih mengenal dirimu dan kamu pun harus melakukan hal yang sama. Jangan pernah lagi menutupi apapun dari aku. Katakan jika ada yang membuatmu tidak nyaman. Mulai sekarang, jadikan aku teman diskusi tentang apapun. Aku akan berusaha agar bisa menjadi teman diskusi yang menyenangkan untuk kamu,"
"Iya, Mas. Mari, kita sama sama mulai semuanya dari awal." jawab Ziya, tersenyum manis.
Seketika, Dirga pun dibuat terkesima saat untuk pertama kalinya Ziya memperlihatkan senyuman nya. Ternyata, Ziya terkihat jauh lebih cantik disaat wanita itu memperlihatkan senyuman nya.
Bodohnya, Dirga baru menyadari akan hal itu. Dulu, karena dibutakan oleh cinta dan hubungan yang toxic. Membuat Dirga enggan melirik Ziya, meski wanita itu adalah wanita yang sudah dia nikahi.
Tidak bisa lagi menahan hasratnya. Dirga pun semakin mendekatkan dirinya, mengikis jarak. Lalu, mulai menjatuhkan ciuman di wajah cantik Ziya.
Mulai dari kening, kedua matanya, kedua pipi, hidung dan berakhir di bibir ranum Ziya yang terasa begitu manis.
"Bismillah, Allahumma jannib naassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa."
ywdah deh baca skg aja....semangat ya thor semoga tiap hari bisa up terus
walaupun gao comend di setiap bab nya....
masih di lanjut lagi thor...
seerti di remas² lalu di beri garam/ jeruk lemon, nipis...
dlu km membiarkan RT mu hancur krn km yg mengundang pelakor itu sendiri,jadikan itu sbgi pelajaran.
Matek Ho.
Dapat Istri Baik2 gak bersyukur, Menjijikkan Lihat Kau.
lanjut Thorr.