NovelToon NovelToon
MR. TIAN AND THE CRAZY GIRL

MR. TIAN AND THE CRAZY GIRL

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ameliya

Greyna Joivandex, gadis berusia 18 tahun, dipaksa menikah dengan Sebastian Ferederick, direktur kaya berusia 28 tahun, oleh ibunya. Pernikahan yang terpaksa ini membawa Greyna ke dalam dunia yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Dengan kekayaan dan kekuasaan yang melimpah, Sebastian tampaknya memiliki segalanya, tetapi di balik penampilannya yang sempurna, terdapat rahasia dan konflik yang dapat menghancurkan pernikahan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ameliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akur

Setelah makan malam, cuci piring, dan sebagainya, kini keduanya rebahan di kasur. Tian menjadikan lengannya sebagai bantalan, dan Grey yang menjadikan paha Tian sebagai bantal.

"Sayang," panggil Grey, "Kita kapan bikin debaynya?" Pertanyaan Grey membuat Tian melotot. "Apa?? Debay?" tanyanya sekali lagi.

Grey mengangguk. "Iya, debay. Emang kenapa sih, kok kaget banget?" ucap Grey menatap Tian dengan penasaran.

"Ya, enggak papa," ucap Tian, mencoba menenangkan Grey.

Grey mengubah posisinya menjadi tengkurap, berada di paha Tian. "K-kamu mau ngapain?" ucap Tian, takut.

Yaah, dulu selama menikah, Tian pernah minta satu kali, tetapi Grey menolak dengan alasan ia masih sekolah, dan Tian juga mengerti.

Grey dengan seringai kecil menelusuri paha Tian yang hanya menggunakan boxer hitam. "Grey," tegur Tian, tetapi Grey tidak perduli.

Grey segera bangkit dan menatap wajah Tian yang hanya beberapa inci dari wajahnya. "Main yok, aku penasaran sama rasanya," ucap Grey dengan nada yang menggoda.

Tian memejamkan matanya, tidak habis pikir dengan ucapan istrinya. "Main a-apa?" tanyanya, mencoba menenangkan diri.

Grey mencolek hidung Tian. "Sok polos banget sih," ucap Grey, memonyongkan bibirnya menuju bibir Tian. Sedikit lagi, dan... Drttttt! Ponsel Tian berdering, membuatnya langsung mendorong pelan Grey dan mengangkat teleponnya.

"Halo," kata Tian, menjauh dari Grey.

"Boss, kelompok kita diserang," ucap Dom.

"Apa, siapa pelakunya?" katanya, memelankan suaranya.

"Itu masih diselidiki. Beberapa anggota kita masuk rumah sakit, lukanya sedikit serius," ucap Dom.

"Ahhh, sial! Siapa lagi?" Tian menutup ponselnya dan terkejut. Ia baru menyadari kehadiran Grey yang ada di punggungnya, sedang memeluknya dari belakang.

"Siapa?" tanya Grey.

"Oo, itu temen. kamu bisa tinggal di rumah sebentar? Aku mau jemput dia, sedang ada sedikit masalah di bar," ucap Tian.

Grey menghela napas. "Iya," ucapnya, melepas pelukannya.

"Nanti kalo saya pergi, pintu sama jendela di kunci, saya punya kok kunci cadangannya," ucap Tian.

Mata Grey menyipit. Ini sudah kesekian kalinya Tian memanggil dirinya sendiri dengan sebutan 'saya'.

"Sayang, sayang, sayang, sayang," ucap Tian, mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar Grey.

"Panggil sayang, ihhh, udah enggak sayang lagi ya sama aku," ucap Grey, sambil cemberut. Tian langsung menarik Grey ke dalam pelukannya.

"Iya, sayang, maaf. Aku pergi dulu ya," ucap Tian, mengecup kening dan juga pipinya.

"Helehhh, dasar," ucap Grey, melemparkan tubuhnya ke kasur saat Tian sudah pergi. Ia melihat jadwalnya, ada begitu banyak kerjaan besok: kuliah pagi dan siang, lalu sore ada kursus memasak.

Keesokan harinya, ia bangun dan mendapati pesan dari Tian bahwa semalam ia tidak pulang. "Selagi enggak main perempuan, biarin dah," katanya sambil pergi ke kamar mandi.

Setelah 39 menit, Grey selesai keluar dengan rambut basahnya. "Sisa 10 menit?" ucapnya menatap jam. "Ah, gwenchana," katanya sambil mencari baju di lemari.

Di kampus, banyak yang tertarik pada Grey, bahkan mereka mendekatinya secara terbuka. "Anjir, tau enggak, Rey? Yunan idaman kampus tadi datang buat nyariin lo," kata Belva sambil menepuk-nepuk bahu Grey.

"Oh, ya? Emang kenapa?" tanya Grey.

"Katanya ada yang mau dibicarakan, emang kalian enggak saling tukar nomor," kata Belva.

Grey menggeleng. "Buat apa?" ucapnya sambil membuka pintu perpustakaan.

"Ya, siapa tau, jodoh," kata Belva.

Grey menarik kursi dan menatap Belva. "Udah, ya. Sekarang fokus baca buku. Gue butuh fokus, jadi tolong diam," ucap Grey sambil membuka bukunya yang tebalnya melebihi harapan Zena.

"Ihh, lo enggak seru, masa cuek aja sih," kata Belva.

Grey mengedikkan bahunya. Ia kira masa SMA pembullyan sudah parah, rupanya tidak kalah parah setelah kuliah. Ia sering melihat mahasiswa yang masuk jalur Beasiswa dikucilkan dan dirundung. Entah apa faedahnya, tetapi ia sudah beberapa melihat hal tersebut, tetapi tidak ingin ikut campur karena akan memengaruhi dirinya.

Dan yang lebih parah lagi, mereka terang-terangan menjual dirinya sendiri, seperti "Ah, gue lagi butuh uang nih, ada yang mau nggak?" Awalnya, Grey pikir itu cara untuk meminjam uang, rupanya bukan. Jujur saja, ia sendiri merinding melihat kelakuan senior maupun temannya. Tidak jarang juga Grey sering mendengar erangan di kamar mandi.

Saat dosen sedang menjelaskan, Grey tidak memperhatikannya, melainkan menatap parkiran. Setelah 2 jam, kini kelas paginya telah usai, mereka berdua sedang ada di kantin kampus untuk makan siang.

"Rey, lo mau makan apa?" tanya Belva.

"Apapun, selagi tidak beracun," katanya sambil termenung.

"Rey, Belva, awwww... gue kangen kalian," kata seseorang yang baru saja datang.

"Elnada Bianca, kita cuma sehari enggak ketemu, berlebihan lo," ucap Belva beranjak pergi membeli makanan.

"Hai Rey, gimana kabar lo?" tanya El.

Grey tersenyum. "Baik, lo gimana?"

El menggembungkan pipinya. "Gue lagi bertengkar sama pacar gue."

"Sabar ya," kata Grey sambil menepuk bahu El.

"Sabar kok, aku. Orang sabar, rejekinya banyak," ucapnya sambil tersenyum.

Sudah selesai makan, Grey pamit dari kedua temannya, ingin kembali ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku. Saat sedang melewati lorong yang sepi, seseorang menarik lengannya.

"S-siapa?" ucap Grey, ketakutan karena matanya ditutup oleh tangan panjang Yunan.

"Gue," kata Yunan, melepas tangannya dari wajah Grey.

"Lo mau nyulik gue?" ucap Grey, bersandar di wastafel, menatap Yunan dengan mata yang masih terlihat takut.

"Pede banget," kata Yunan, mengulurkan tangan. "Mana handphone lo?"

"Mau ngapain?" ucap Grey, memberikan ponselnya kepada Yunan.

"Mau minta nomor lo," katanya, memasukkan nomor Grey ke ponselnya.

"Nih," ucap Yunan, menyerahkan ponsel Grey.

Yunan pun pergi begitu saja, meninggalkan Grey yang masih terlihat bingung.

"Manusia aneh," ucap Grey, mencuci tangan, lalu melanjutkan perjalanannya ke perpustakaan.

Sementara itu, di markasnya, Tian sedang berbicara dengan Dom.

"Boss," panggil Dom.

"Hmm," jawab Tian.

"Kita sudah tahu siapa yang melukai Ten, Olan, Rat, dan yang lain. Kapan rencana balas dendam?" tanya Dom.

Tian memijat pelipisnya, bukan karena takut, hanya saja ia sementara waktu tidak bisa melakukan apapun karena diawasi polisi, gara-gara melanggar aturan.

"Kita tunggu yang lain sembuh total," ucap Tian, meninggalkan ruangan markasnya menuju kantor.

Xander mengelengkan kepalanya beberapa kali, merasa pusing dan lelah. Matanya terasa perih menatap semua lembaran kertas yang menumpuk di depannya. "Tian brengsek, lagi banyak kerjaan malah kabur," ucapnya dengan nada kesal, menyeruput kopinya yang masih hangat.

"Desi, tolong belikan saya makan siang," ucap Xander, memanggil asistennya.

"Baik, pak," ucap Desi, keluar dari ruangan Xander dengan cepat.

Xander menatap foto istrinya yang terpajang di atas meja, dengan mata yang terasa sedih. "Ah, sayang kamu tahu, andai saja dia bukan sahabat sekaligus orang yang menyelamatkanmu, sudah lama aku pergi meninggalkan perusahaan sialan ini. Mungkin dia akan bangkrut jika tidak ada aku disini," ucapnya, dengan nada yang terasa kesal dan sedih.

Xander dan Tian sudah bersahabat sejak kecil, meskipun mereka memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda. Tian hidup bergelimangan harta, sedangkan Xander bekerja mati-matian untuk membeli beras dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Meskipun demikian, persahabatan mereka tetap kuat dan tidak pernah berubah.

1
R.A9
semangat
R.A9
bagus
R.A9
Cakep,, lanjut thorrr
R.A9
update thorrrrrr
BULAN
Ceritanya seru, lanjuttt
Elle
Semangattttt
Elle
LANJUT
reffi
lanjut kak
reffi
Semangat
Bumi
Bagus kak
R.A
ceritanya bagus
Alexis
Lanjut
Alexis
SEMANGAT KAK
Cleo
Semangat nulisnya
Esma_04
ceritanya bagus kak.
semangat
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!