Claire terjebak dalam pernikahan yang tak diinginkannya, hingga sebuah kecelakaan misterius membuatnya melarikan diri di tengah hujan dengan gaun pengantin yang compang-camping. Cedric, seorang pria asing dengan batu langit peninggalan kuno, menyelamatkan hidupnya. Cedric seorang pria dengan masa lalu penuh rahasia.
Siapakah Cedric di dalam kehidupan Claire, dan mengapa pria asing itu memilih menyelamatkannya?
Ini adalah sebuah cerita fantasi tentang kekuatan magis, dendam keluarga, dan cinta tak terduga. Akankah cinta itu akan bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETURUNAN PENJAGA TERAKHIR
Malam terus berlanjut, dan suasana apartemen itu menjadi lebih sunyi dari biasanya. Claire sibuk di dapur, memasak daging rusa dengan rempah-rempah yang dia temukan di lemari. Aroma masakan mulai memenuhi ruangan, menciptakan sedikit kenyamanan di tengah suasana yang aneh.
Cedric duduk di ruang tamu, matanya tampak lelah, tetapi bibirnya melengkungkan senyum tipis ketika dia melihat Claire. Namun, Logan, yang duduk di seberangnya, tetap waspada. Logan tidak pernah suka ketenangan Cedric yang terlalu sempurna—selalu ada sesuatu yang disembunyikannya.
"Jadi," Logan akhirnya membuka suara, "kemana saja kau, Cedric? Malam-malam seperti ini, keluar tanpa mengatakan apa-apa?"
Cedric meneguk teh hangat yang dibawakan Claire sebelumnya, lalu menjawab tenang, "Urusan pribadi. Kau tidak perlu khawatir."
Logan mendengus, jelas tidak puas dengan jawaban itu. "Urusan pribadi, ya? Aneh sekali, kau selalu punya alasan yang sulit dipercaya."
Cedric mencondongkan tubuhnya kepada Logan, "Rusa... apa tadi kau benar-benae ingin berburu rusa? Atau ingin berburu yang lainnya?"
***
Di tempat lain, Sergei berdiri di atas menara kastilnya, memandangi bulan yang menggantung di langit malam. Senyum liciknya tidak pernah pudar.
Seorang wanita dengan rambut hitam panjang muncul dari bayang-bayang. Wajahnya dingin, tetapi matanya penuh api. "Sergei,"
"Aria," jawab Sergei santai, tanpa mengalihkan pandangan dari bulan. "Apa kau masih menunggu Cedric!"
Aria mendengus. "Cedric sudah ditakdirkan untukku. Dia hanya belum menyadarinya."
Sergei lalu melambaikan tangannya, dan bayangan gelap mulai berkumpul di sekitar Aria, membentuk makhluk-makhluk tak kasat mata yang tampak siap diperintah. "Kau ini bagai pungguk merindukan bulan!"
Aria memandangi Sergei, yang perlahan meninggalkan dirinya, menghilang dalam bayang-bayang.
Pada saat yang sama, di apartemen, Claire, Logan, dan Cedric duduk mengelilingi meja makan. Hidangan sederhana yang Claire buat tampak menggoda, dan untuk sesaat, mereka bertiga menikmati kehangatan makan malam meski suasana sedang hujan lebat diluar. Namun, suasana itu tidak bertahan lama.
Terdengar suara aneh dari jendela. Cedric langsung menoleh, tubuhnya tegang. Logan juga mendengar suara itu, dan dia segera berdiri, menuju jendela dengan waspada.
"Logan, jangan!" kata Cedric tiba-tiba, tetapi sudah terlambat.
Logan membuka tirai, dan pemandangan di luar membuat darahnya membeku. Makhluk-makhluk bayangan dengan mata merah menyala melayang di udara, menatap mereka dengan kelaparan.
Tepat disaat Logan membuka tirai, cedric dengan cepat malah menarik Claire dari kursinya, dan mendaratkan ciuman di bibir gadis itu. Claire jelas saja terkejut, namun sekujur tubuhnya seperti terpaku tidak bisa bergerak, pasrah menerima ciuman pertamnya yang baru saja terenggut oleh Cedric.
Logan menutup tirai dengan cepat, tetapi itu tidak menghentikan makhluk-makhluk bayangan untuk bergerak mendekat. Suara berdesis dan gemuruh rendah mulai terdengar, seakan-akan malam itu hidup dengan kehadiran kegelapan yang mengerikan.
"Claire," bisik Cedric, perlahan melepas ciumannya.
Claire masih terkejut, wajahnya memerah. Cedric ingin mencium Claire sekali lagi. Namun, wajah gadis itu tekah memerah sepenuhnya. Dia pun langsung berlari kecil pergi masuk ke kamarnya.
Cedric mengarahkan pandangannya pada Logan. "Kau jaga dia! Jangan biarkan dia keluar apa pun yang terjadi."
Logan terlihat bingung, tetapi raut wajah Cedric yang terlihat serius membuatnya mengangguk dengan enggan. Saat ini, Cedric berbalik, menghadapi jendela. Bayangan hitam itu semakin mendekat, dan matanya menyala dengan kebencian yang sulit digambarkan.
Di dalam kamar, hatinya berdebar begitu kencang, setengah jiwanya sepertinya sedang melayang pergi entah ke mana.
"Kalian seharusnya tidak pernah datang ke sini," ucap Cedric dingin.
Bayangan-bayangan itu menyeringai, suara mereka bergema dalam kegelapan. "Kau tidak bisa menghindari kami selamanya, Cedric. Kau tahu siapa yang mengirim kami."
Cedric tidak menjawab. Dia hanya mengangkat tangan kanannya, dan dari telapak tangannya, muncul cahaya biru yang terang seperti bintang di tengah malam. Cahaya itu berdenyut, memancarkan kekuatan yang membuat bayangan-bayangan itu mundur sejenak.
Namun, mereka tidak menyerah. Salah satu bayangan melesat ke arah Cedric dengan kecepatan yang luar biasa.
Cedric hanya mengayunkan tangannya, dan cahaya biru itu berubah menjadi pedang panjang yang berkilauan. Dengan satu tebasan cepat, bayangan itu hancur menjadi kepulan asap hitam.
"Sergei salah besar kalau dia pikir aku akan tunduk," gumam Cedric sambil melangkah maju, membuka jendela dengan paksa. Angin dingin masuk ke ruangan, tetapi Cedric tidak peduli. Matanya menatap makhluk-makhluk itu dengan ketegasan yang mengintimidasi.
Bayangan-bayangan itu kembali menyerang, kali ini dalam jumlah yang lebih banyak. Cedric mengangkat pedangnya ke langit, dan dari ujung bilahnya, muncul lingkaran cahaya yang menyala terang, seperti matahari kecil yang menembus malam. Cahaya itu meledak dalam sekejap, membakar setiap bayangan yang ada di sekitarnya.
Teriakan mereka memenuhi udara bersautan dengan petir yang sedang menggelegar, sebelum pada akhirnya lenyap sepenuhnya. Saat semuanya berakhir, keheningan kembali menyelimuti apartemen. Cedric menutup jendela, mengembalikan pedangnya menjadi cahaya kecil yang hilang di tangannya.
Logan memandang Cedric dengan raut penuh pertanyaan. "Apa... yang barusan terjadi?"
Di luar apartemen, di bawah cahaya rembulan, sosok Sergei memandang dari kejauhan dengan senyum puas. "Jadi kau akhirnya menggunakan kekuatan itu lagi, Cedric," gumamnya. "Permainan baru saja dimulai."
Dulu ketika Cedric kecil, Bibi Liora juga membekali dengan pelajaran ilmu sihir yang merupakan bagian dari kehidupan. Ada berbagai aliran sihir yang menguasai elemen seperti api, air, tanah, udara, dan kegelapan.
Namun, di antara semua itu, sihir Cahaya adalah yang paling langka dan dianggap sebagai anugerah para dewa. Konon, hanya jiwa yang murni dan berniat melindungi yang dapat menguasainya.
Waktu itu Bibi Liora meminta Filip agar mau melatih Cedric. Filip dia adalah keturunan penjaga terakhir dari sihir cahaya yang pernah menyelamatkan dunia berabad-abad lalu. Sihir itu kini diwariskan padanya. Merasa harus ada ahli waris untuk meneruskan sinar cahaya maka Filip pun menyetujui permintaan Bibi Liora.
Tapi siapa sangka, permintaan Bibi Liora malah berbalik menjadi senjata yang merenggut nyawanya. Semenjak itu, Cedric enggan menggunakan sihir cahaya. Jika bukan karena situasi tadi, dia tidak akan pernah menggunakan sihir itu lagi.
Pada saat ini .Cedric tertegun berdiri sambil memandangi telapak tangannya. Dia pun merasa terkejut dengan apa yang terjadi tadi. Tiba-tiba saka dia berlutut, dadanya terasa sesak. Bayangan tentang. Cedric sedikit meringis sambil memegangi kepalanya. Sekilas bayangan-bayangan tentang kejadian di hari kematian Bibi Liora menyiksa pikirannya kembali.
Logan berjalan mendekati Cedric. "Apa kau baik-baik saja!"
"Sebenarnya kau ini mahluk apa?" Tanya Logan serius.
Logan masih tidak paham dengan entitas Cedric, terkadang terlihat sebagai penyihir, terkadang terlihat seperti kaumnya, bahkan terkadang terlihat seperti manusia normal biasa.
sangat mengagumkan aku membayangkan nya..
bagaimana bisaa imajinasimu melampaui batas seperti ini thoorr..😱🤩😘😍😍
semakin penasaran aja ni
" Aku tidak akan gagal "... benar Archie harus yakin kamu. bisa 👍👍
" Hutan Jiwa "..seperti makhluk yang tak bisa kasar mata....aq gk mau melihatnya jauh"in..
Apalagi Cedric bertemu dengan Ahli sejarah...pendapat" mereka yang berbeda" dan mengerikan seperti " Kafhar " yang haus darah..dua ahli d jadikan satu menjadi " Darah Tengah " seperti mediasi Darah Vampir dan Darah Manusia.
Cedric selalu care and attention k Claire..
Anastasia yang selalu menjaga dan memberi info k Cedric..👍👍💖💖
aku juga penasaran sama liontinnya...kayaknya claire liontin cahaya😆😆😆😆
tak pernah bisa aku coba menebak alurnya..🤩🫰🏽
tiap bab selalu penuh kejutan..