Contract Marriage

Hamish sudah selesai melakukan pemeriksaan, dia melangkah keluar lalu menutup pintu kamar tuan muda Gaara.

Di depan, Nan dan Vely terlihat begitu resah, "Tuan.." Vely.

"Dokter?" Nan.

"Tenang lah, kalian berdua tidak perlu khawatir. Tuan muda baik-baik saja.." Hamish menatap Vely dengan senyuman, "Maaf nona, tuan meminta agar saya mengantarkan nona pulang ke rumah.."

Apa? Sebenar nya apa yang terjadi pada nya sih?

"Nona?"

"Em?" kikuk, "Ah i- iya tidak masalah.. ayo, Rani dan kak Damian pasti sangat mengkhawatirkan ku.." Vely begitu antusias dan lebih dahulu berjalan menapaki anak tangga.

Senyum Hamish sirna, dia hanya menunjukan wajah dingin nya sembari menatap punggung ramping Vely, Siapa kau sebenar nya? Jika gadis yang tuan maksud di hutan itu adalah dirimu, kenapa kau tak mengingat wajah tuan muda?

Tangan nya terkepal erat, membuat jinjingan tas itu mengkerut.

"Dokter? Anda tidak apa-apa?"

Hamish memasang senyum nya, "Tidak apa-apa.. jaga tuan muda, selagi aku tidak di sini.."

"Baik tuan, terimakasih untuk hari ini.." memberinya bow lalu ikut mengantar Hamish dan Vely hingga di ambang pintu.

Vely sudah siap dengan tas nya, dia menunggu Hamish dengan antusias.

"Ayo.." seru Hamish yang langsung di balas anggukan dari Vely.

"Nan, aku pulang dulu.. terimakasih atas semua yang sudah kau lakukan untuk ku.."

"Sama-sama, nona Vely.."

Vely dan Hamish berjalan beriringan menuju garasi mobil, sebagai seorang pria sejati tangan Hamish bergerak untuk membukakan pintu mobil, "Silahkan masuk, nona manis.."

"Terimakasih tuan.." duduk di samping jok kemudi, menatap ke se-keliling mobil semua terlihat mewah. Benar-benar kaya.

***

Hamish masih melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, "Dimana rumah nona?"

"Aku tinggal di jalan xx no.19, tuan.."

"Jangan memanggilku tuan, panggil saja Hamish."

"Tapi -"

Hamish menggeleng, "Bukan kah nona adalah kekasih dari tuan muda?"

What?

"Panggil lah aku sebagaimana tuan muda memanggil.." menoleh sejenak ke arah Vely lalu tersenyum, kemudian kembali fokus menyetir.

"Ha- Hamish?"

"Hm.." diam sejenak, "Bolehkah saya bertanya sesuatu?"

"Apa itu?"

"Apakah nona pernah tinggal di pinggiran kota Jiancheng?"

Kenapa dia menanyakan nya? "Hm, pernah.. aku di lahrikan di kota itu.."

"Benarkah?"

Vely mengangguk, "Hm, benar.."

"Apakah nona pernah mengikuti kegiatan seperti cagar alam dan sebagai nya?"

"Pernah satu kali, setelah itu tidak lagi.."

Hamish mulai menyiapkan pertanyaan yang menurut nya masih menjadi teka-teki.

"Satu kali?" Vely mengangguk, "Kenapa? Bukankah kegiatan itu menyenangkan?"

"Hehe, iya sih.. tapi aku pernah tersesat di dalam hutan selama dua hari, dan saat di temukan aku berada di dasar jurang.."

Hamish tergelak mendengar nya, Apakah mereka hilang ikatan terhadap orang yang sama? "Oh ya?"

"Iya, saat aku tersadar.. sosok pria dengan wajah nya yang samar -" Vely terdiam.. mencoba mengingat nya, "Aaa aku tidak ingat lagi."

Hamish tersenyum, mencoba mencari pertanyaan lain nya. Dia melirik tas yang ada di pangkuan Vely, "Tas nona bagus sekali.. dimana nona membeli nya?"

Vely menggeleng, "Tas ini.. aku tidak membeli nya. Seseorang memberikan nya padaku, dulu saat aku tersesat di hutan. Mungkin pria berwajah samar itu yang memberikan nya.. hanya tas ini yang bisa membawaku kepada nya, aku selalu menjaga tas ini.."

"Sebepara besar harapan nona ingin bertemu dengan nya?"

"Besar.." tangan Vely membentuk lingkaran di udara, "Sangat besar.." lalu tersenyum, wajah nya begitu cerah.