'Kegagalan adalah sukses yang tertunda.'
'Kegagalan bisa jadi pelajaran dan cambuk untuk terus maju menuju sukses.'
Dan masih banyak kalimat motivasi ditujukan kepada seseorang yang gagal, agar bisa bertahan dan terus berjuang.
Apakah kalimat motivasi itu berlaku dalam dunia asmara?
Nathania gagal menuju pertunangan setelah setahun pacaran serius penuh cinta. Dan Raymond gagal mempertahankan mahligai rumah tangga setelah tiga tahun menikah.
Mereka membuktikan, gagal bukan berarti akhir dari kisah. Melainkan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru, lebih bernilai. Lahir dari karakter kuat, mandiri dan berani, setelah alami kegagalan.
Ikuti kisahnya di Novel ini: "Ketika Hati Menyatu"
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U. 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06. KHM
...~•Happy Reading•~...
Mendengar niat Nathania, pemilik ponsel memberikan paper bag berisi kotak ponsel pecah kepadanya. Alasan Nathania lebih baik, dari pada dia buang ke tempat sampah. "Terima kasih, Pak." Nathania menerima paper bag dengan kedua tangan tanpa melihat pemilik barang, karena sangat malu.
Dia terus menunduk malu dan entah dorongan dari mana, dia berani meminta ponsel pecah. Tapi yang terlintas di pikirannya, hanya untuk mengingat peristiwa yang memilukan dan memalukan dirinya.
"Maaf, Pak. Kami harus pergi, karna waktu istirahat kami hampir berakhir." Amelia pamit, karena pikiran Nathania belum kembali normal. Sehingga lupa kalau mereka masih dalam waktu istirahat kerja dan harus kembali ke kantor.
Nathania jadi berdiri dan mengatupkan kedua tangan di dada sambil menunduk, sebagai tanda ucapan terima kasih dan pamit dari pemilik barang.
Setelah keluar dari toko, Amelia menarik tangan Nathania. "Cepetan, Thania. Jangan sampai kita telat. Bisa ambyar masa training kita." Amelia terus menarik tangan Nathania sehingga dia harus berlari kecil mengikuti langkah Amelia keluar dari Mall.
Setelah di depan Mall dan melihat jalanan sangat padat, Amelia berinisiatif. "Mana ponselmu. Kita pesan ojol aja. Jalanan sangat macet." Amelia mengulurkan tangan ke arah Nathania.
"Baiklah. Aku perlu hirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengganti udara kotor yang sudah penuh di paru-paruku." Nathania menghidupkan ponsel dan serahkan kepada Amelia.
"Jangan berkata apa pun, ya. Kepalaku berdenyut acak, memikirkan hari ini." Amelia mencegah Nathania yang mau bicara dengannya. "Apa lagi mau membahas manusia palsu, biang...." Amelia tidak meneruskan ucapannya, agar mereka tidak membahas atau menyebut nama Andy.
Semua rasa sedap bisa nikmati ramen sopa tidak bersisa, berganti dengan emosi dan kesal. Apa lagi melihat wajah Nathania yang memerah dan terus meneteskan air mata tanpa suara.
"Maafin aku, Amel. Hanya kau yang bisa aku ajak ngomong. Aku merasa perasanku tumpul, tidak bisa mendeteksi cinta Andy yang tidak tulus padaku." Nathania jadi terseduh merasakan sakit dibohongi Andy.
"Bukan perasaanmu tumpul, tapi dia yang pintar memanipulasi perasaanmu dengan kata sayang mengandung MSG." Amelia sengaja bercanda menyebut penyedap rasa.
"Apa lagi kalau sudah menunjukan cemburu dan bilang itu tanda cinta. Palsuuu...! Kadang cemburu dibungkus dengan kertas bernuansa cinta. Sampai tidak bisa tahu, sedang dikuasai dan dimanipulasi." Amelia mengatakan apa yang ada di pikirannya mengingat Andy yang sangat protect Nathania dengan alasan melindungi.
"Iya, Amel. Sekarang aku baru sadar itu. Aku juga baru mengerti, mengapa dia kadang tidak tenang bersamaku, kalau ada telpon masuk. Aku tidak curiga lihat dia minta menyingkir untuk terima telpon. Aku hanya berpikir, urusan kerjaan dan aku tidak mau ikut campur."
"Ternyata itulah yang terjadi saat dia telpon atau tunangannya telpon. Seperti tadi, mereject dan mengirimkan pesan dengan berbagai alasan." Nathania jadi ingat berbagai kejadian yang pernah dialami saat bersama Andy dan dia tidak pernah menaru curiga.
"Sudahlah, ngga usah dibahas lagi. Lihat posisi ojolmu. Jangan lupa pakai masker." Amelia mengingatkan, karena ojol untuknya sudah mendekat.
"Iya, Amel. Makasih." Ucap Nathania sambil mengangkat tangan ke arah Amelia yang sudah naik ojol. Setelah menarik nafas panjang, Nathania pakai masker.
~*
Di sisi lain ; Andy yang sudah tiba di tempat parkir, membuka pintu mobil dengan kasar lalu masuk dan menyalahkan mesin. Hatinya sangat panas mengingat apa yang terjadi di Mall dan apa yang dilakukan tunangannya.
Wajah ketakutan Nathania saat mendengar ada yang pecah terus menghantuinya. Dia merasa sangat bersalah dan marah, karena tindakannya membuat Nathania berada dalam masalah baru.
Tunangannya yang sudah duduk di sampingnya jadi emosi melihat sikap Andy. Dia sangat marah, karena Andy melepaskan tangannya dengan kasar setelah mereka berada di tempat parkir dan berjalan meninggalkan dia.
"Mengapa kau marah padaku? Seharusnya aku yang marah. Kau berani-beraninya selingkuh dengan wanita itu." Tunangan Andy yang sudah lama menahan marah langsung menyemprot.
"Selingkuh? Kau sudah jadi istriku? Apa yang kau lakukan tadi ngalahin seorang istri. Pulang lalu pikirkan kelakuanmu. Belum jadi istri sudah begini, apa jadinya kalau sudah jadi istri?" Andy menumpahkan amarahnya yang sudah ditahan dari dalam Mall.
"Kau mau membela perempuan itu?" Tunangan Andy sangat emosi dan marah mengingat Nathania.
"Diaaam! Kau tidak lihat aku sedang bawa mobil?" Andy membentak dengan suara keras.
"Koreksi kelakuanmu!" Andy kembali mengatakan dengan nada sama.
"Oh, pantes selama setahun ini tidak ada keputusan untuk menikah dengan alasan karier, ternyata karna sudah ada perempuan itu?" Tunangan Andy terus menyemprot tuduhan tanpa melihat wajah Andy sudah sangat merah.
"Jangan bawa-bawa dia untuk tutupi kelakuanmu. Selama ini aku coba mengala, tapi kau tidak menghargaiku. Aku akan bicara dengan orang tuamu." Bentak Andy. Emosinya makin tidak terkendali melihat sikap tunangannya.
"Apa katamu? Kau mau bicara apa dengan orang tuaku? Kau mau batalin ini?" Tunangan Andy mengangkat cincin tunangan di jarinya.
Andy tidak menjawab, tapi wajahnya mengeras karena menahan marah. Apa lagi ingat tunangannya mencubit dia di tempat umum, emosinya makin meningkat. Sehingga tanpa sadar dia memukul stir mobil, membuat klakson mobil mengeluarkan suara yang mengagetkan.
"Turunkan aku...!!" Teriak tunangan Andy yang kaget.
"Atau aku akan menurunkan kaca dan berteriak?" Tunangan Andy mengancam sambil hendak menurunkan kaca mobil.
Andy segera menepi dan berhenti. Tanpa ragu dia membuka pintu mobil. "Turun...!!" Perintah Andy tegas membuat tunangannya terkejut. Dia tidak menyangka Andy akan menurunkan dia di pinggir jalan.
"Bajing^nnn...!!" Tunangan Andy kehabisan kata. Dia membanting pintu dengan kuat.
Andy langsung menjalankan mobil sambil mengeluarkan bunyi raungan knalpot seperti hatinya. Sedangkan tunangannya di pinggir jalan meluapkan amarah dengan sumpah serapah dan makian.
Andy terus menjalankan mobil seperti orang kerasukan hantu siang. Kepalanya terasa mau meledak, ingat yang dialami Nathania dan meninggalkan tunangannya di pinggir jalan.
Setelah menjalankan mobil agak jauh, dia berhenti dan menepi untuk menenangkan diri. Dia menurunkan kaca jendela untuk menghirup udara, seakan mau menggantikan udara yang ada di paru-parunya.
Sambil melihat jalanan yang padat, dia mengambil botol air mineral dan minum perlahan untuk menurunkan emosi, agar bisa berpikir.
Andy sadar, akan ada persoalan baru dengan tunangan dan keluarganya, setelah ketahuan dia berhubungan dengan Nathania. Begitu juga, akan ada persoalan baru dengan Nathania, setelah tahu dia sudah bertunangan.
Memikirkan itu, kepalanya berdenyut, nyeri dan sakit. Semuanya terjadi begitu cepat dan tidak terduga. Dia tidak menyangka akan bertemu Nathania, saat bersama tunangannya. Padahal dia sedang mencari solusi yang baik untuk menyelesaikan konflik hatinya.
Merasa lebih baik, Andy menjalankan mobilnya setelah berpikir. 'Aku harus lakukan sesuatu untuk mengamankan yang perlu diamankan, sebelum semuanya terlambat dan hanya ada penyesalan.'
...~_~...
...~▪︎○♡○▪︎~...