NovelToon NovelToon
Absolute Martial Art

Absolute Martial Art

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Harem / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Pengangguran Sukses

Dunia dimana yang kuat berkuasa dan yang lemah di tindas, tempat dimana banyak harta karun tersembunyi dan hewan moster berkeliaran. Seni bela diri adalah kehidupan dan kehidupan adalah seni bela diri itu lah kehidupan para kultivator

Zhou Yun yang merupakan keturunan dari Klan Zhou yang agung, serta mempunyai bakat yang luar biasa ingin menyatukan seluruh upper realm dibawah namanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengangguran Sukses, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjadi Murid Tetua Agung

Langit senja di atas Sekte Pedang Surgawi bersinar keemasan, awan-awan seakan menari menyambut kepulangan para pahlawan.

Saat rombongan Zhou Yun kembali, seluruh gerbang utama dipenuhi murid yang sudah menunggu. Sorak sorai membahana, bendera sekte berkibar, dan dentuman genderang terdengar dari puncak gunung.

“Zhou Yun! Zhou Yun!”

“Tuan muda sekte! Pahlawan kita!”

Suara itu mengguncang langit, membuat aura para murid membara.

Malam itu, di lapangan murid inti, diadakan pesta besar. Aula dipenuhi lentera bercahaya spiritual, meja-meja dipenuhi hidangan pil aura, minuman buah immortal, dan daging roh langka.

Bukan hanya para murid inti, bahkan para murid elit turun dari puncak, ikut serta dalam pesta. Suasana penuh kehangatan, tetapi juga dipenuhi rasa hormat, karena semua tahu siapa yang menjadi pusat dari perayaan ini.

Sepuluh murid yang keluar dari dunia percobaan kebanyakan sudah mencapai ranah False God—diumumkan naik menjadi murid elit. Sorakan membahana, dan nama Zhou Yun dielu-elukan paling keras.

“Zhou Yun, murid inti nomor satu! Kini engkau resmi menjadi murid elit!”

Suara tetua pengawas menggema, diikuti tepuk tangan keras.

Zhou Yun berdiri di tengah kerumunan, wajahnya tetap dingin dan tenang meski semua sorotan tertuju padanya. Bai Yufan dan Zhou Shen berdiri di samping, bangga sekaligus kagum. Lan Xue tersenyum kecil, matanya berkilau penuh kebahagiaan.

Para murid berdesakan ingin mendekat, tetapi aura pedang Zhou Yun membuat mereka secara alami menjaga jarak—seakan ia adalah puncak gunung yang tak bisa begitu saja disentuh.

Ketika pesta mencapai puncaknya, suara petir lembut terdengar dari langit. Semua murid menoleh ke atas. Awan spiritual berputar, dan sosok berjubah putih dengan rambut panjang perak perlahan turun dari langit.

Itu adalah Tetua Agung Sekte Pedang Surgawi, eksistensi legendaris yang hampir tidak pernah menampakkan diri.

Seluruh murid, termasuk tetua biasa, segera berlutut.

“Hormat kepada Tetua Agung!”

Tetua Agung hanya mengangkat tangannya. Aura pedangnya menyelimuti seluruh lapangan, namun hangat dan penuh tekanan mulia. Tatapannya langsung tertuju pada Zhou Yun.

“Anak muda,” katanya dengan suara tenang namun mengandung kekuatan yang menembus jiwa,

“kau telah membawa nama sekte kita melampaui sejarah. Hari ini aku datang bukan hanya untuk memberi selamat… tetapi juga untuk melihat dengan mata kepala sendiri bibit pedang yang mungkin akan menembus langit.”

Suasana hening, semua murid menahan napas.

Tetua Agung menatap Zhou Yun seakan sedang menilai masa depan seorang raja.

“Zhou Yun, apakah kau bersedia menerima bimbingan pribadiku?”

Sorakan, teriakan, dan decak kagum langsung mengguncang pesta.

Menjadi murid langsung Tetua Agung berarti menapaki jalan menuju puncak sekte, bahkan mungkin takdir sebagai pewaris berikutnya.

Zhou Yun menundukkan kepala sedikit, wajahnya tetap dingin, namun di matanya muncul cahaya pedang yang berkilat.

“Junior bersedia.”

Langit seakan bergetar. Malam pesta itu, nama Zhou Yun kembali menorehkan sejarah baru—sebagai murid pribadi Tetua Agung.

Sorakan pesta belum juga reda, tetapi di balik kegembiraan itu, ada banyak wajah murid elit yang berubah keruh.

Mereka bisa menerima jika Zhou Yun menjadi murid elit tertinggi, bahkan nomor satu di antara generasi muda. Tapi ketika Tetua Agung sendiri turun tangan dan mengangkat Zhou Yun sebagai murid pribadi, perasaan iri, takut, dan benci mulai meracuni hati banyak orang.

Di sudut aula, seorang pemuda berjubah putih dengan sulaman naga pedang berdiri kaku. Wajahnya tampan, sorot matanya tajam, auranya stabil seperti samudra—dialah Lin Feng, murid langsung Ketua Sekte Pedang Surgawi sekaligus kandidat kuat pewaris sekte.

Di sekitarnya, para murid elit lain meliriknya dengan was-was. Mereka tahu, perasaan yang membuncah dalam hati Lin Feng saat ini bukanlah hal sepele.

Lin Feng menatap Zhou Yun yang sedang dikerubungi pujian. Tangannya yang memegang cawan spiritual gemetar, urat biru menonjol di punggungnya.

“Zhou Yun…,” bisiknya pelan, nyaris seperti desahan racun.

“Kenapa kau? Aku yang ditempa sejak kecil oleh ketua sekte, aku yang dianggap puncak generasi ini… kenapa Tetua Agung, yang bahkan ketua pun tunduk padanya, memilihmu?”

Semua orang tahu perbedaan itu.

Ketua Sekte Pedang Surgawi berada di Ranah Saint, puncak yang sudah membuat sekte ini ditakuti seluruh wilayah.

Namun, Tetua Agung adalah eksistensi di atas itu—Ranah Supreme. Satu langkah lagi, ia mungkin bisa mengguncang seluruh Upper Realm.

Walaupun Tetua Agung hampir tidak pernah turun tangan, tidak mencampuri politik sekte, dan hanya berdiam melindungi gerbang sekte dari balik kabut pedang abadi—namun sekali ia berbicara, bahkan ketua sekte hanya bisa menunduk hormat.

Kini, orang itu turun tangan untuk Zhou Yun.

Lin Feng menunduk, menyembunyikan ekspresi gelapnya. Murid-murid elit lain bisa merasakan aura pedangnya bergetar tak stabil, seakan pisau tipis yang siap pecah.

Salah satu murid elit berbisik,

“Lin Feng, tenanglah… kau masih murid ketua, posisi itu tidak tergantikan…”

Tapi Lin Feng hanya mengepalkan tinjunya.

“Tidak tergantikan? Kau tahu apa artinya ini? Jika Zhou Yun ditempa oleh Tetua Agung, maka bayangan yang ia bawa akan menutupi semua generasi kita. Bahkan aku…”

Ia menutup matanya sejenak, napasnya berat. Lalu perlahan senyum tipis penuh kegelapan muncul di wajahnya.

“Kalau begitu, aku hanya punya satu jalan. Entah bagaimana caranya… aku harus menjatuhkan dia. Kalau tidak, aku hanyalah bayangan yang tak berarti di balik pedang miliknya.”

Di tengah pesta yang penuh sorakan, bibit intrik baru lahir.

Semua orang merayakan kebangkitan legenda baru bernama Zhou Yun. Tapi di balik itu, api cemburu Lin Feng—murid ketua sekte—mulai menyala. Api yang suatu hari bisa membakar sekte dari dalam.

Pesta sudah memuncak ketika gelombang aura megah tiba-tiba melanda area murid inti. Semua murid refleks berdiri, wajah mereka berubah serius.

Sosok seorang pria paruh baya berjubah emas dengan lambang pedang naga turun perlahan dari langit. Tatapannya tajam, auranya bagaikan pedang abadi yang menembus waktu.

“Ketua Sekte Pedang Surgawi!”

Suara seruan itu serentak terdengar.

Murid hingga tetua segera memberi hormat. Bahkan para murid elit yang biasanya sombong pun berlutut dengan penuh rasa takut.

Ketua sekte melangkah masuk dengan senyum tipis. Pandangannya menyapu seluruh lapangan, lalu berhenti tepat pada sosok yang berdiri tegap di tengah pesta—Zhou Yun.

Ketua sekte menatap Zhou Yun lama, seakan ingin menembus jiwa pemuda itu. Lalu, ia tersenyum.

“Zhou Yun… selama aku berada di luar sekte, berita tentangmu bergema ke seluruh wilayah. Kau telah membawa nama Sekte Pedang Surgawi mencapai puncak baru. Bahkan aku sendiri… tidak pernah menyangka akan lahir murid sepertimu.”

Suasana terdiam. Para murid saling pandang, wajah mereka penuh rasa hormat.

Ketua sekte melanjutkan, suaranya dalam namun hangat:

“Mulai hari ini, kau bukan hanya kebanggaan sekte, tetapi juga pondasi masa depan kita. Aku berharap kau menjaga hati dan pedangmu tetap lurus.”

Zhou Yun menundukkan kepala sedikit.

“Junior akan selalu mengingat pesan Ketua Sekte.”

Pertemuan dengan Lin Feng

Setelah itu, Ketua Sekte menoleh ke arah seorang pemuda yang berdiri di sisi aula.

“Lin Feng, kemarilah.”

Lin Feng yang sejak tadi diam, wajahnya gelap, hanya bisa menggertakkan gigi sebelum melangkah maju. Semua mata segera tertuju padanya—dua bintang terang Sekte Pedang Surgawi kini berdiri berdampingan.

Ketua sekte tersenyum puas, seakan sedang melihat masa depan yang cerah.

“Zhou Yun, ini adalah Lin Feng, muridku sendiri. Ia selama ini digadang-gadang sebagai generasi penerus sekte. Aku ingin kalian berdua saling mengenal, karena suatu hari kalian akan bahu-membahu menjaga sekte ini.”

Zhou Yun menatap Lin Feng dengan tenang, aura pedangnya stabil. Ia hanya mengangguk singkat.

“Senang berkenalan.”

Lin Feng tersenyum tipis, tetapi sorot matanya dingin dan tajam. Ia menunduk hormat kepada Zhou Yun, namun di dalam hatinya seakan ada badai yang bergolak.

“Senang berkenalan…” ucapnya lirih, suaranya nyaris tak terdengar.

Namun, di balik itu ia berteriak dalam hati:

Zhou Yun… aku akan membuktikan bahwa hanya aku yang pantas berdiri di puncak, bukan kau.

Ketua sekte menepuk bahu keduanya, wajahnya penuh kebanggaan.

“Bagus… dengan kalian berdua, masa depan sekte kita akan tak tergoyahkan.”

Para tetua dan murid bersorak, namun hanya sedikit yang menyadari—pada malam pesta itu, dua bintang terang Sekte Pedang Surgawi mulai bersinar… tetapi satu cahaya perlahan membawa panas iri yang bisa membakar segalanya.

1
Davide David
abdet thor
Bagus Rozi: Ditunggu ya hari minggu ada crazy up😁
total 1 replies
Anisanisa Nisa
😊
Ubur ubur
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!