Berniat memberi kejutan, Bella menemukan tunangannya melamar wanita lain, bahkan saat dia akan menghampiri pria itu, keluarga pria itu malah menariknya pergi dan mengusirnya dari rumah.
Bella tak terima, dia dibilang wanita rendah, yang berharap keuntungan dari jabatan tinggi Vero. Padahal yang membuat Vero bisa bekerja di tempat itu adalah Bella.
Merasa kesal, diperlakukan seperti itu, bahkan Vero memutuskan hubungan pertunangannya hanya dengan sebuah pesan.
Bella pergi ke sebuah klub malam, dia mabuk dan menarik seorang pria yang dikiranya penghibur di klub malam itu.
Padahal, pria itu adalah kakak dari wanita yang merebut tunangannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Sudah Diterima
Ethan masih terus berdiri di luar, Panji tadi meminta Ethan untuk pergi dan menutup pintu. Tapi, Ethan sama sekali tidak pergi. Malah terus berlutut di teras.
Lukas sudah beberapa kali meminta tuannya itu untuk berdiri saja. Tapi Ethan menolak, dia sama sekali tidak ingin berdiri. Dia ingin Panji melihat rasa bersalahnya yang memang tulus itu. Dia tidak akan beranjak dari tempat itu, ataupun berdiri. Sebelum Panji memaafkan Bella. Tidak perlu memaafkannya. Ethan hanya ingin Panji memaafkan Bella.
Bibi Tina yang melihat bagaimana nona mudanya dan Ethan seperti itu. Bersikeras meminta maaf pada tuannya. Rasanya sangat tidak tega.
Bibi Tina yang memang mengantarkan segelas teh untuk Panji. Mencoba untuk bicara pada Panji.
"Tuan, tehnya"
"Letakkan saja di meja, bi!"
"Tuan, nona masih berdiri di depan pintu. Dan suaminya..." bibi Tina menjeda ucapannya, karena Panji segera melirik tajam ke arahnya.
Tapi, bibi Tina tetap harus mengatakan apa yang ingin dia katakan.
"Nyonya pasti tidak tega melihat nona seperti itu tuan. Nona memang salah, tapi dia juga mungkin dalam keadaan terdesak. Dalam keadaan dimana dia tidak punya pilihan. Orang yang jelas-jelas sangat nona cintai di dunia ini adalah tuan. Tidak mungkin dia membiarkan momen paling berharga bagi tuan, terlewatkan begitu saja. Tuan, tolong dengarkan penjelasan nona. Dan pria itu, sepertinya pria itu juga bukan orang yang tidak bertanggung jawab. Bukankah suami nona sudah mengumumkan di depan orang banyak. Dia yang menjebak nona sampai menikah dengannya karena memang tuan Ethan tidak ingin lagi kehilangan nona. Dan pria itu sampai saat ini masih berlutut di luar!"
Bibi Tina merasa sudah dia mengatakan semua yang ingin dia katakan. Jadi, Bibi Tina pun keluar dari ruang kerja Panji. Dia masih melihat Bella berdiri di sana.
"Nona, panggil saja tuan besar. Mungkin sekarang amarahnya sudah mereda" kata bibi Tina yang langsung pergi meninggalkan Bella.
Bella mendekati pintu.
"Ayah..."
Pintu itu terbuka. Panji yang matanya berkaca-kaca membuka pintu itu.
"Dasar anak nakal!"
Grepp
Bella terisak memeluk Panji.
"Maafkan aku ayah, maafkan aku" kata Bella.
Dia sungguh tidak bermaksud menyembunyikan semuanya dari ayahnya. Tapi memang semuanya terjadi begitu saja. Ethan mengancamnya dengan melaporkannya ke petugas saat itu kalau tidak mau tanggung jawab dan menikah. Jadi, dia harus bagaimana?
"Kenapa bisa bertemu dengan Ethan di klub malam?" tanya Panji ketika putrinya sudah tidak terisak lagi.
Bella terlihat bingung, tapi dia tidak mau mengulangi membuat ayahnya marah. Dia akan menderita semuanya.
Dan Bella pun menceritakan semuanya, dari awal sampai akhir. Panji mengusap wajahnya kasar. Dia adalah seorang guru. Bagaimana anaknya bisa berperilaku seperti itu.
"Maafkan aku ayah" kata Bella lagi.
Bella tahu dia salah. Dia tidak seharusnya melampiaskan sakit hati, patah hatinya saat itu dengan minum di klub malam. Bahkan punya pikiran di luar nalar sampai memesan seorang pria penghibur.
Saat pikirannya waras seperti ini. Dia benar-benar menyesal. Dia sungguh tidak akan melakukan hal itu lagi. Dan hal itu memang tidak akan terjadi. Dia sudah punya suami sekarang.
Namun tetap saja Panji merasa anaknya benar-benar melupakan semua ajaran baik yang dia ajarkan sejak kecil.
"Apa kamu bisa bayangkan bagaimana jadinya, kalau saat itu yang bertemu denganmu bukan Ethan?" tanya Panji.
Bella kembali menunjukkan wajah menyesal. Dia juga tidak bisa membayangkannya. Bagaimana jadinya kalau saat itu yang bertemu dengannya bukan Ethan. Bisa saja pria penghibur yang dia sewa malam itu justru berbuat tidak baik padanya. Sekarang kan seperti itu, demi uang terkadang seseorang bisa melakukan hal-hal di luar akal dan di luar batas.
"Bagaimana kalau dia membuat video, lalu memerassmu dengan video itu?" tanya Panji itu.
Dia adalah seorang guru, dia tahu betul hal seperti itu memang benar-benar ada. Banyak orang yang pada akhirnya mengakhiri hidupnya karena terus diperass dan diancam oleh orang-orang seperti itu. Banyak juga dulu mahasiswi di tempat dia mengajar seperti itu kisahnya.
Bella langsung menjadi ketakutan. Dan memang itu tujuan Panji. Dia ingin anaknya itu lain kali kalau bertindak atau melakukan apapun di pikir dulu dengan matang.
"Maaf tuan, nona. Tuan Ethan masih diluar!" kata bibi Tina yang mengambilkan minum untuk Bella.
Panji segera menoleh ke arah pintu.
"Panggil suamimu! suruh dia ke ruang kerjaku!" kata Panji yang pada akhirnya berdiri dan kembali ke ruang kerjanya.
Bella mengangguk paham. Dia mengusap wajahnya yang sembab karena menangis terharu ayahnya mau memaafkannya tadi. Dan segera menuju ke arah pintu.
Ceklek
Begitu pintu terbuka, Bella menjadi tidak tega melihat Ethan yang masih berlutut. Hujan masih turun dengan deras. bagian belakang tubuh Ethan bahkan sudah basah terkena cipratan air hujan.
"Nyonya" sapa Lukas ketika melihat Bella keluar.
"Ethan, masuklah. Ayah ingin bicara denganmu di ruang kerjanya. Dan kamu tuan Lukas, masuklah. Bibi Tina sudah membuatkan teh!"
Bella tidak bicara lagi, dia juga tidak membantu Ethan berdiri. Meski dia merasa sangat kasihan pada Ethan dengan keadaannya sekarang. Ethan ini nekat sekali sampai seperti ini, pikirnya.
Bella bersama Lukas duduk di ruangan tengah. Mereka sedikit memiringkan kepalanya penasaran dengan percakapan antara Panji dan Ethan.
Tapi beberapa saat kemudian. Ethan keluar dari kamar itu bersama Panji.
"Bibi Tina, ambil beberapa pakaian ganti untuk Ethan. Bawakan ke kamar Bella..."
"Ke kamarku?" tanya Bella.
"Tentu saja, dia kan suamimu! nak Lukas, istirahatlah di kamar tamu. Saat makan malam siap nanti. Kita makan malam bersama!" kata Panji yang langsung pergi ke kamarnya.
Bella tentunya tak perlu lagi menunjukkan dimana kamarnya. Ethan juga pernah masuk diam-diam kesana.
"Apa yang kamu katakan pada ayah?" tanya Bella penasaran, kenapa ayahnya bisa dengan mudah menerima Ethan.
"Semuanya, kebenarannya. Kita sudah tidur bersama, maka kita harus menikah..."
"Kamu!" Bella terlihat tidak senang mendengar jawaban Ethan. Tapi, itu semua benar. Jadi, dia membantah juga percuma. Padahal dia hanya mengatakan pada ayahnya kalau dia mabukk, tidak sampai mengatakan sudah tidur bersama.
"Bella, ayahmu sudah menerimaku. Apa kamu juga sudah bisa menerimaku?" tanya Ethan pada Bella.
***
Bersambung...
trims kak sehat sukses terus dlm berkaryanya🙏💐
happy ending😍