*ini novel remaja bukan novel dewasa*
Amelia Chandra Kusuma sudah lama jatuh cinta pada
Arjuna Suryanata,namun cintanya bertepuk sebelah tangan
perjodohan yang diatur dua keluarga konglomerat itu menjadi beban untuk Juna
karena sebenarnya dia menentang perjodohan itu
karena mamanya yang terus mendesak
membuat Juna tak bisa menolak
berbeda dengan Amel yang dengan senang hati menerima perjodohan itu
apakah cinta Amel akan terbalas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
belajar memasak
Pagi ini Juna bersiap akan pulang ke jakarta,tapi Juna tak memberi tahu Amel, karena Juna akan memberikan kejutan pada Amel, Juna mengemas barangnya kedalam koper,dan sebagian barang sudah dikirim melalui jasa pengiriman
"Romi kamu sudah siap,,"
"siap bos"
"ingat sampai di jakarta nanti aku akan bikin kejutan untuk istriku, Kamu harus membantu ku menyiapkannya"
"beres bos,, semua bisa di atur"
Lalu Juna dan Romi menunju bandara, jarak hotel ke bandara cukuplah jauh, jadi Juna memilih berangkat lebih awal, padahal jadwal pesawat mereka masih siang hari
di sisi lain,,,
Amel bangun dari tidurnya, kemudian duduk di tepi ranjang, meregangkan otot-otot tubuhnya, lalu menuju kamar mandi, setelah beberapa menit di kamar mandi, Amel merias diri seperlunya, rencananya Amel akan kerumah mamanya dulu sebelum berangkat ke cafe
Amel berjalan menuju tempat parkir dan Memet sudah standby menunggu Amel
"pagi bos,"sapa Memet sambil membuka pintu belakang mobil
"pagi Met,kamu antar aku ke rumah mama dulu, nanti siang baru kita ke cafe"
"saip bos"lalu Memet melajukan mobilnya menuju rumah Bu Riska
Sesaat kemudian Amel sampai dirumah mamanya, kemudian Amel langsung menuju meja makan
"pagi semuanya"Amel menyapa Bu Riska dan Ferdi
"pagi sayang,," Amel mendekati Bu Riska lalu cipika cipiki,
"mama pikir kamu sudah lupa sama mama"
"apaan sih mama,,mana mungkin Amel lupa sama mama,,kak Ferdi gak ke kantor?"
"nanti aku berangkat agak siang,,ada klien minta ketemuan di restoran"
"ma, ajarin Amel masak dong,"
"ngapain kamu harus repot masak,kamu tinggal cari saja ART, untuk masak buat kamu sama Juna"
"mama ini, kayak gak tahu aja sifat Anak mama yang satu ini, pastinya dia mau bucin tu sama si Juna"sahut Ferdi
"tahu aja kakakku yang ganteng,aku pengen bisa masak untuk suamiku, biar dia makin cinta sama aku"ucap Amel dengan nada serius
"ya sudah, nanti mama kasih resepnya saja,kamu belajar sendiri,,lagian kamu setiap hari sibuk ngurusin cafe,kapan kamu ada waktu buat belajar masak,"
"nanti Amel bisa belajar di pantry cafe, kalau pas cafe lagi sepi"Amel terlihat bersungguh sungguh
"terserah kamu saja, mama cuma gak mau kamu terlalu capek sayang,mama khawatir dengan kondisi kamu,kamu tahu kalau sekarang ini kamu hanya punya satu ginjal,dan harusnya kamu itu gak boleh terlalu capek"tutur Bu Riska
"mama tenang saja ini kan cuma masak pasti gak akan capek,Amel akan selalu jaga kesehatan,dan rajin minum vitamin supaya Amel tetap kuat"
"apa Juna tahu tentang kondisi kamu"
"Amel belum cerita ma,tapi mungkin mama Laras sudah cerita"
"ya sudah,jaga dirimu baik' kalau sudah capek jangan memaksa untuk bekerja "
"iya ma, Amel akan ingat semua omongan mama"
Setelah berbincang cukup lama dengan keluarganya,Amel memutuskan berangkat ke kafe, begitu juga dengan Ferdi yang akan berangkat menemui klien
"hey Memet,sini lo"Ferdi memanggil Memet yang sedang berdiri di dekat mobil
"ada apa pak Ferdi"
"ini buat lo,dikartu ini ada saldo 5 juta ,buat beli bensin"Ferdi memberikan kartu tanpa sandi pada Memet
"serius pak,, Alhamdulillah, terimakasih banyak pak"
"tapi ingat Lo harus jagain Amel baik',awas kalau dia sampai lecet dikit aja,lo tanggung akibatnya"bisa dibilang Ferdi adalah kakak yang posesif dan juga protektif terhadap Amel, apalagi sejak kejadian 5 tahun yang lalu, sering kali Ferdi selalu mencemaskan Amel secara berlebihan
"siap pak, saya akan selalu siap siaga menjaga bos Amel"Memet mencium kartu pemberian Ferdi
"haha,untung banyak lo Met"kekeh Amel
Amel dan Ferdi berangkat ke tujuan masing-masing, dan dalam perjalanan menuju cafe,Amel singgah ke swalayan untuk membeli bahan masakan, untuk dia bawa ke cafe
Sesaat kemudian Amel dan Memet sampai di cafe,dan Amel langsung menuju pantry, Cindy memperhatikan tingkah sahabatnya itu,yang bahkan tak menyapa dirinya,
"mau ngapain dia ke pantry, selama ini dia gak pernah masuk pantry, kalau perlu apa' pasti nyuruh staf,,kepoin aah"jiwa kepo Cindy keluar
Lalu Cindy diam diam memperhatikan Amel,yang sedang mempersiapkan alat masak,serta memotongi bahan masakan,tak sengaja pisau mengiris tangannya
"aauuw, sikit,!"teriak Amel sambil mengibaskan tangannya
"lo kenapa Mel"Cindy yang sedari tadi mengawasi Amel, dengan cepat menghampiri Amel
"ya ampun,lo ini mau ngapain sih, kalau lo perlu sesuatu tinggal suruh staf aja seperti biasanya"
"gue mau belajar masak ndy"ujar Amel sambil meniup jari telunjuknya
"hahaha,Lo gak lagi sakit kan"Cindy menempelkan tangannya pada kening Amel
"gue serius ndy, kalau bikin bakery and cake gue bisa,,tapi kalau masakan khas Indonesia gue gak bisa"
"lagian ngapain lo repot masak,kan lo tinggal beli aja,"celetuk Cindy
"gue pengen masak buat Juna"ucap Amel sambil nyengir
"Juna lagi Juna lagi,, kalau dia lihat kamu luka kayak gini, pasti udah dia lempar semua barang disini,"Cindy mengomeli Amel sambil membalut luka sahabatnya itu
"gak segitunya juga kali,ndy"
"udah sini gue ajarin lo masak,gini gini jugak gue jago masak"Cindy menyingsingkan lengan bajunya
"yang bener lo,,kok gue gak tahu kalau lo jago masak"
"udah gak usah banyak omong,cepet lo ikutin arahan gue,awas jangan sampai kepotong lagi tu tangan"
"siap laksanakan suhu"
Lalu Cindy dengan telaten mengajari sahabatnya memasak, hingga akhirnya pelajaran memasak dari Cindy selesai,dan Amel merasa puas
"akhirnya jadi juga masakan gue"ucap Amel dengan wajah sumringah
"penampilan sih menarik,tapi kita tes dulu rasanya,,gue akan minta staf buat nyobain masakan lo"
Lalu Cindy memanggil Memet,Wati dan Santi
untuk testing masakan Amel, lalu satu persatu mereka mencicipi masakan Amel,dan Amel harap harap cemas
"rasanya lumayan enak,"kata Wati
"enak kok mbak"kata Santi
sedangkan Memet tak memberi komentar,dia sibuk mengunyah makanan, bahkan sampai habis
"seenak itu ya Met, sampai bersih gitu piringnya"kekeh Amel
"hehehe, maaf bos saya laper, tadi pagi gak sarapan"
"laper apa rakus lo"celetuk Cindy
Lalu Cindy menyodorkan satu piring lagi makanan pada Memet
"ni lo habisin, awas jangan sampai ada sisanya"
Memet bersendawa,, sambil memegangi perutnya yang sudah kenyang
"tapi saya sudah kenyang mbak"kata Memet
"gak da tapi tapian,lo habisin sekarang"Cindy memaksa
"nasib nasib,"kata Memet pasrah
Semua orang terkekeh
Akhirnya pelajaran memasak sudah selesai,karena merasa lelah setelah Berjam jam di pantry,Amel memutuskan untuk istirahat di ruang kerja, Amel masuk kedalam ruangan rahasia yang sudah di sulap menjadi kamar,ada satu ranjang,satu set meja kursi belajar dan juga satu lemari pakaian yang sudah Amel isi dengan beberapa lembar baju Juna serta baju Amel, dengan beberapa lukisan tentang Juna menggantung didinding
Dan tak lupa Amel juga memasang AC
Setelah beberapa saat Amel rebahan bahkan sempat tertidur, ternyata waktu sudah menjelang sore, lalu Amel bangun dan merapikan baju serta rambutnya didepan cermin yang ada pada lemari pakaian, setelah itu Amel turun kebawah
"Cindy, kenapa lo gak bangunin geu"kata Amel
"gue tadi mau bangunin lo,tapi gue lihat lo pules banget, jadi gue gak tega mau bangunin lo"
dari luar cafe, beberapa orang yang tak asing perlahan memasuki cafe,
"hi ladies,"dan ternyata si Rey dan Stella serta dua pengawal Rey, datang ke cafe
"mau apa lo kesini "tanya Amel ketus
"tentu saja gue kesini mau ngopi,,gue denger kopi disini enak,,jadi gue penasaran"kata si Rey sambil duduk di kursi
"gue gak jual kopi sama orang kayak lo"Amel mulai geram
"ayolah nona manis,,apa masalah lo sama gue,kenapa lo begitu sinis sama gue"
"sebaiknya lo cepat keluar dari sini"pekik Amel
"heeh,gak usah sok lo,baru cafe sekecil ini saja sudah sombong lo,,kita ini pelanggan jadi layani kita dengan baik"kata Stella dengan nada angkuh
"Stella tutup mulut lo, siapa yang nyuruh lo ngomong di sini" si Rey membentak Stella
"gue gak da waktu buat ngeladenin lo tuan Reynaldi, jadi tolong pergi dari sini dan jangan menakuti pelanggan yang lain,"tegas Amel
"bagaimana kalau gue gak mau keluar"si Rey menantang Amel
"Memet lo usir mereka sekarang juga"kata Amel,lalu Memet menarik lengan Reynaldi yang sedang duduk di kursi,dan dua pengawal Reynaldi bergerak mendekati Memet,lalu Reynaldi mengangkat tangannya isyarat agar pengawalnya mundur,dan Memet mendorong punggung Reynaldi serta Stella keluar cafe
Di luar cafe Amel kembali memperingatkan Reynaldi
"lo gak diterima di sini,jadi jangan sekali kali lo datang lagi ke sini, ngerti gak lo"Amel mengancam dengan jari menunjuk wajah Reynaldi,tapi justru Reynaldi memegang tangan Amel kemudian mencium tangan Amel
"tangan Anda lembut sekali nona manis,, tapi sayang Anda terlalu galak"kalimat godaan dari si Rey
Dan tiba-tiba satu tendangan maut mendarat di tubuh Reynaldi, hingga dia jatuh tersungkur
~£Q~