Axelo kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua kesalahan pada istrinya, tapi semua tidak mudah karena....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atika Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Dua puluh satu.
Axel berada di tempat yang di mana ketika masa depan menjadi pemimpin mereka, tapi karena sekarang Axel mengulang waktu maka dengan mudah ia mengalahkan ketua sebelumnya. Yap satu minggu setelah Axel kembali dia mulai menaklukan dunia bawah dengan cara membantai para ketua kelompok mafia itu, walaupun belum sampai puncak mafia. Karena puncak mafia di duduki oleh Lucifer.
The Ghost adalah mafia nomor dua setelah Lucifer, dan mafia itu kini dipimpin oleh Axel.
Markas The Ghost berada dalam hutan pinggiran kota, sama halnya seperti mafia lainnya The Ghost juga memiliki usaha perdagangan haram, dan mereka menutupinya dengan restaurant.
Axel duduk di kursi kebesaranya tanganya menghimpit batang rokok "Jack bawa beberapa anggota kemari" titah Axel.
"Baik king" ucap Jack menunduk hormat lalu pergi keluar.
Axel membalikan kursi membelakangi pintu "Lucifer... Tak ku sangka ternyata istriku itu adalah anggota Lucifer, bagaimana bisa aku tidak tahu hal ini, ck ternyata kemampuan ku masih kurang. Buktinya untuk mencari tahu data Azura saja tidak dapat" monolognya.
Menatap lurus ke depan, seringai muncul di wajah Axel "Tentu saja, mari kita bekerja sama dengan Lucifer" ucapnya.
Tok
Tok
Tok
"Masuk" ucap Axel.
"Tuan, ini dia" ucap
Axel berbalik dia menatap empat anggota yang di bawa oleh Jack. "Dengar kalian culik dia, terserah apa yang ingin kalian lakukan tapi satu hal jangan sampai dia mati paham" ucap Axel meletakan selembar foto.
Salah satu dari mereka mengambil foto itu dan memperlihatkan kepada yang lainnya "Baik King, kalau begitu kami pamit" ucapnya.
"Hm"
Mereka pergi untuk melaksanakan tugas mereka "Jack bagaimana dengan penjualan apa semua lancar?" tanya Axel.
"Baik king, semua berjalan lancar. Hanya saja beberapa belakangan ini ada penurunan pembelian tuan" jawab Jack.
"Bagaimana bisa?" tanya Axel menahan emosi.
"Pasar kini sedang berada di bawah kendali seseorang king" jawab Jack.
"Siapa? Apa Lucifer?" tanya Axel.
"Di pebisnis biasa tuan, tapi dia juga berpengaruh di dunia bawah king, karena dia adalah cucu dari kelompok mafia Zero king"
"Zero? Apa maksud mu?" Axel bingung di kehidupan pertama tidak ada mafia Zero.
"King anda tidak tahu, mafia Zero adalah mafia di atas Lucifer. Meskipun mereka tidak terlalu mencolok mereka bisa saja menguasai pasar jika mereka menginginkan" jelas Jack.
Axel rasanya semakin bingung semua ini tidak terjadi di kehidupan pertamanya. Apa karena dia berubah dan Azura pun berubah makanya semua ini terjadi, atau karena memang terjadi hanya saja dia tidak tahu. Tapi jika semua berubah apa mungkin masa depanya dengan Azura pun berubah?. Tidak. Azura adalah miliknya dia tidak akan menjadi milik siapapun selain dirinya.
Jack menatap heran ketuanya ini "Maaf king apa ada masalah?" tanya Jack.
"Belikan beberapa hadiah indah untuk kekasih saya jangan lupa belikan bunga dan coklat" ucap Axel tidak menjawab pertanyaan Jack.
"Baik king, kapan harus di antarkan?" tanya Axel.
"Besok, alamat nya akan saya kirimkan pada mu" jawab Axel.
Kini Marsha berada di tempat yang telah di janjikan dengan seseorang "Lama" ucap orang itu.
"Maaf, gue harus cari alasan dulu buat mereka gak curiga" jawab Marsha.
"Ck alasan"
"Dengar ini, lo harus segera singkirkan mereka satu persatu di mulai dari Reva, lalu Azura dan terakhir itu serahkan pada gue" ucapnya.
"Gak semudah itu, semua berubah" ucap Marsha.
"Apa maksud mu?" tanya orang itu heran.
"Azura kini tidak lagi mengejar Axel dia sekarang menjadi acuh dan mulai menunjukan keberanian" ucap Marsha.
"Lalu apa yang menjadi penghalang nya, bukan kah itu lebih mudah"
"Ck, mudah jika Axel pun tidak peduli, tapi sekarang keadaannya berbalik, Axel yang mengejar Azura" jawab Marsha.
Orang itu diam, dia tidak tahu jika keadaan berubah seperti ini, bukan ini rencana dia apa sesuatu telah terjadi?. "Bagaimana dengan Bella?" tanya orang itu.
"Bella dia masih aman, tidak ada yang curiga" jawab Marsha.
Orang itu menghela nafas "Pergi, gue bakal susun ulang rencana" ucap orang itu lalu pergi.
Sejak tadi Marsha menahan kesal karena dia sungguh sudah sangat muak, kenapa harus dirinya yang menjadi mainan kedua orang itu. "Sialan kenapa harus gue yang lakuin semua ini, menyebalkan" ucap Marsha. Lalu pergi dari sana dengan kaki di hentakan.
"Kapan gue bisa bebas tanpa harus di awasi" gerutunya.
Di dalam mobil hitam empat orang sedang memperhatikan Marsha "Itu dia orangnya"
"Kita tangkap dia lalu lakukan sesuatu yang menyenangkan" ucap yang duduk di belakang dengan senyum misteriusnya.
Mobil itu mendekati Marsha dan berhenti di depan Marsha. Salah satu dari mereka turun "Maaf nona bisa anda bantu saya" ucapnya.
Marsha yang melihat laki-laki tampan itu pun tersenyum "Ah tuan bisa, apa yang bisa saya banting eh bantu maksudnya" ucap Marsha. Pria itu menatap aneh Marsha "Begini nona, saya sedang mencari alamat bisa tolong bantu arahkan" ucap pria itu.
"Oh bisa"
"Baiklah mari nona masuk kedalam" ucap pria itu. Tanpa curiga Marsha masuk kedalam mobil.
"Mangsa yang mudah" gumam laki-laki yang menyetir mobil.
"Eh kok banyak?" heran Marsha.
"Diam jangan bergerak, jika sayang nyawa" ucap pria sambil menodongkan senjata.
Marsha membeku dia ceroboh, sial dia terkena jebakan "Cabut" ucap pria yang duduk di sebelah kemudi.
Marsha tak bisa berbuat banyak karena dia dihimpit oleh senjata yang di todongkan pada kepala. Mereka sampai disebuah rumah sederhana, salah satu dari pria itu menyeret Marsha untuk masuk kedalam rumah. Dan memasukan kedalam ruangan kosong tidak ada barang apapun di sana dan warna temboknya pun berbeda dengan yang di luar. Jika di luar berwarna abu dan hitam di ruangan ini berwarna merah gelap.
Marsha meronta untuk dilepaskan "Lepasin gue sialan...lepas" namun nihil karena tenaganya tidak sebanding dengan pria.
Jika kalian mengira bahwa ke empat pria ini akan memperkosa Marsha, itu salah besar. Mereka telah beristri tentunya mereka setia tidak mungkin mereka menyentuh wanita lain. Dan kesenangan yang mereka maksdu itu adalah menyiksa mangsa sampai mangsa itu memohon kematian.
Marsha di dorong hingga tersungkur, pintu ruangan itu di tutup lalu di kunci. Marsha bangkit dan menggedor pintu "Buka..BUKA SIALAN, LEPASIN GUE...GUE...GUE GAK MAU DISINI" teriak Marsha tapi percuma saja mau sampai pita suara putus pun tidak akan terdengar karena ruangan itu kedap suara.
Marsha tertunduk lemas disini tidak ada jendela jadi bagaimana dia bisa keluar dari ruangan merah ini. Marsha mendongak ia melihat ventilasi, itu akan muat untuk tubuhnya tapi bagaimana caranya dia bisa naik.
[Percuma saja, kamu tidak bisa keluar dari ruangan ini] suara entah darimana suara itu berasal. Marsha mencari kesan kemarin namun ia tidak menemukan apapun.
"Siapa yang bicara?, lepasin gue " ucap Marsha.
[Melepaskan mu? Hahaha tentu saja tapi jika kami sudah puas] Marsha ketakutan setelah suara itu kini hening.
Dia bagaikan di suatu tempat yang tak ada seorang pun, seperti ruang dimensi dimana tak ada yang jelas tak ada pintu masuk atau pintu keluar.
Marsha meringkuk, tubuhnya bergetar ketakutan "Lepasin" gumamnya.
Pria yang melihat itu di monitor pun tertawa "Liat, sepertinya dia mental jelly" ucap pria inisial A.
"Hahaha, ini baru permulaan" ucap pria B.
"Tapi sebelum dia keluar tadi dia bertemu dengan seseorang apa harus kita beri tahu kepada king" ucap pria A.
"Beritahu saja" ucap pria D.
"Hm"
"Dih, lo si kutub " ucap pria D menyindir pria C.
"Serah" lalu dia keluar dari ruang kamera.
Tbc...
Smngttt....🌹🌹🌹
ada jg yg bkl saingan sm axel....jd biarin aja dia brjuang,tnggal nnti dkung kputusan azura dia bkln mlih spa....sbg kk' sm shbtnya,yg pnting sllu dkung dia apa pun yg trjdi....ok....