Viona gadis cantik yang sempurna dia memiliki sejuta kelebihan. Mempunyai IQ di atas rata-rata, pintar beladiri, dan karir yang memumpuni. Tapi siapa sangka dibalik itu semua viona mempunyai trauma masa lalu yang mengharuskan nya kehilangan separuh ingatan dan melupakan kekasih lamanya.
"siapa kamu?".
"Aku Lucius.. Apa kamu sungguh melupakanku Vi?".
Laki-laki itu berbicara dengan mata yang berkaca-kaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurmala sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah untuk Ximon
Viona yang sedang berada di kamar mendapatkan pesan dari asistennya.
"Nona ternyata orang yang membuntuti anda adalah suruhan tuan Ximon pemilik perusahaan Griffin".
"Coba selidiki apa yang dia mau dengan mengawasi ku".
"Baik nona".
"Mau apa dia dengan menyuruh orang mengawasi ku".
"Mungkin kalau aku memberikan sedikit pelajaran untuknya tidak apa-apa" dengan tersenyum misterius.
"Aku akan memberi sedikit hadiah untuknya besok".
Kemudian Viona merebahkan diri dan beristirahat karena hari ini sungguh melelahkan.
Di negara D seorang pria duduk di waiting room setelah melakukan proses check in dan mendapatkan boarding pass dia menunggu keberangkatan ke negara A menyusul seseorang yang berarti baginya.
"Sebentar lagi kita akan bertemu" ucapnya dengan raut wajah tidak sabar.
Setelah matahari menampakkan sinarnya seorang gadis cantik dibalik selimut menggeliat lalu bangun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tak lama dia keluar dan menuju walk in closet dan memilih kemeja merah dan rok hitam di atas lutut lalu menuju meja rias untuk memakai riasan tipis, serasa penampilannya sudah sempurna dia mengambil heels 10 cm berwarna hitam lalu memakainya.
Kakinya yang jenjang dan langkah yang teratur membuatnya terlihat seperti model Catwalk.
Suara sepatu hells menggema menuruni tangga membuat para pelayan melihatnya, mereka terkagum kagum pada nona mudanya.
Dia baik hati, cantik begitu sempurna, itulah yang mereka nilai.
“Pagi semua" ucap Vivi.
"Pagi sayang" ucap Alice dan Garvin.
"sarapan dulu sayang" ucap Alice.
"Iya mi".
"Putri papi pagi ini cantik sekali".
"Sepertinya setiap hari aku juga cantik".
"Ya memang kamu selalu cantik sama seperti mami mu".
"Pagi-pagi sudah gombal" ucap Alice.
Viona yang mendengar perdebatan orang tua nya hanya tersenyum dia senang mempunyai keluarga yang harmonis.
Dalam hati dia berharap akan ada laki-laki yang menerima dia apa adanya tanpa melihat siapa dia dan bagaimana masa lalunya.
"Aku sudah selesai, aku berangkat dulu ya".
"Memangnya kamu tidak berangkat bersama papi".
"Tidak mi aku bawa mobil sendiri".
"Oh Ya sudah sana berangkat".
Lalu Viona mencium tangan dan pipi kedua orang tuanya.
Alice mengantar sang putri ke depan pintu.
"hati-hati sayang jangan ngebut bawa mobilnya".
"Siap Bu bos".
"Dasar anak itu".
Viona langsung masuk kedalam mobil dan mengendarai nya dengan santai karena suasana hati nya sedang bahagia, dia tidak sabar memberi seseorang hadiah.
Setelah sampai di perusahaan Viona masuk ke dalam ruangan nya lalu langsung menghidupkan laptop.
Jari-jari lentik itu berselancar indah dan kode-kode rumit mulai bermunculan di laptopnya, semakin lama kode itu semakin banyak dan Viona mulai mengetikan sesuatu disana.
"DONE" ucapnya.
“Selamat bersibuk-sibuk penguntit”
Itu lah pesan yang muncul di laptop pekerja di perusahaan Griffin.
Sedangkan di perusahaan Griffin mereka dibuat sibuk oleh hacker yang membocorkan data-data perusahaan.
Bahkan Ximon dibuat naik darah karena data perusahaan nya dijual ke perusahaan lain.
Dengan langkah lebar dia memasuki ruang kendali yang isinya ada 8 orang hacker handal yang dia pekerjakan, namun mereka tidak mampu menghentikan kebocoran data dan menangani virus di komputer nya.
“Apa saja pekerjaan kalian sampai melindungi data perusahaan saja tidak mampu" ucap nya lantang dan menggelegar.
"Maaf tuan hacker yang kami lawan lebih hebat, saya tidak tahu siapa orang yang baru anda singgung" jawab salah satu hacker yang bekerja pada nya.
Tak lama komputer mereka meledak dan menampilkan tulisan.
“Selamat bersibuk-sibuk penguntit”.
"Tuan kami tidak tahu tulisan yang ada di komputer kami ditunjukkan untuk siapa?" Ucap hacker yang lain.
Ximon tertawa menggelegar sampai membuat mereka yang disitu merasa aneh, tadi atasan nya marah-marahdan sekarang tertawa.
"Ternyata ini ulahmu gadis kecil" ucapnya dengan tersenyum.
"Sepertinya aku ketahuan mengirim seseorang untuk mengawasi mu dan kamu membalas ku dengan kerugian yang tak terhitung".
"Jangan sampai aku salah bertindak Vivi ku ternyata begitu sadis, bisa-bisa aku dibuat bangkrut oleh nya.
"Tuan, apa yang akan kita lakukan dengan data perusahaan yang hilang" ucap Regan.
"Pulihkan bagi yang masih bisa di pulihkan".
"Ya tuan, apa tuan tahu siapa yang melakukan ini".
"Ya aku tahu siapa pelakunya".
"Siapa tuan".
Ximon hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Regan.
Dia mengambil ponsel di saku celananya lalu mengetikkan pesan pada Viona.
"hadiah mu membuatku sangat terkesan" lalu mengirimnya.
