NovelToon NovelToon
Mertua Adalah Maut

Mertua Adalah Maut

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:19.8k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Andini adalah seorang istri yang sudah menikah dengan suaminya yang bernama Fikhi selama 8 tahun dan mereka sudah memiliki dua orang anak yang masing-masing berusia 8 dan 6 tahun. Fikhi adalah suami yang setia dan tak pernah bermain api dengan wanita lain namun Andini merasa bahwa cobaan rumah tangganya bukan dari orang ketiga melainkan mertuanya yang bernama Ismi. Wanita tua itu sejak awal tak suka pada Andini, awalnya Andini tak mau ambil pusing dengan sikap mertuanya namun Fikhi tak pernah bersikap tegas pada Ismi yang membuat wanita tua itu sewenang-wenang padanya. Puncak kesabaran Andini adalah ketika Ismi yang meminta Fikhi menikah lagi dengan Nadine, wanita pilihannya untuk memiliki cucu laki-laki. Arini memberikan pilihan pada Fikihi, memilih dia dan anak-anak atau mereka berpisah saja karena Andini sudah tak tahan dengan sikap Ismi. Bagaimana akhir kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sikap yang Tidak Berubah

Andini memutuskan untuk pergi menemui Ismi di rumah sakit walaupun sebenarnya ia enggan untuk datang ke sana namun demi alasan kemanusiaan maka Andini pun datang juga untuk menjenguk calon mantan ibu mertuanya yang selalu saja menyakiti hati dan perasaannya lewat berbagai tindakan dan ucapan pedasnya. Sebelum tiba di sana nampak Andini menghela napas terlebih dahulu seperti ia tengah mempersiapkan mentalnya sebelum menemui Ismi, ia sudah menyiapkan diri jika harus berhadapan dengan Ismi yang bisa saja mengeluarkan kata-kata mutiara yang pedas dan menyakitkan hatinya lagi namun Andini berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini adalah untuk kebaikannya. Maka ia pun berjalan masuk ke dalam gedung rumah sakit itu dan secara tak sengaja ia justru berpapasan dengan Fikhi.

"Andini?"

"Mas Fikhi."

Fikhi tak bisa menahan diri untuk tak tersenyum pada Andini, ia tak menyangka kalau bisa bertemu dengan Andini saat ini di rumah sakit ini. Awalnya Fikhi pikir Andini sama sekali tak akan peduli dengan kondisi ibunya namun rupanya ia salah.

"Terima kasih banyak karena kamu sudah mau datang ke sini, Andini. Aku pikir kamu tak mau datang makanya aku ke sini mau mencoba untuk menghubungi kamu lagi."

"Sudahlah Mas, aku tak bisa basa-basi begini. Cepatlah tunjukan di mana ruangan ibu biar aku bisa segera pulang."

Namun nyatanya Fikhi sama sekali tak melakukan seperti apa yang Andini minta barusan. Karena terlalu bahagia melihat Andini di depannya maka Fikhi malah berusaha membujuk Andini sekali lagi untuk membatalkan rencana perceraian mereka.

"Tolong kamu pikirkan lagi mengenai hal itu, Andini. Aku melakukan semua ini demi anak-anak supaya mereka bisa tumbuh tanpa trauma dengan berpisahnya kedua orang tua mereka."

"Kamu sama sekali tak perlu khawatir soal itu, Mas karena aku bisa menanganinya."

Fikhi kehabisan kata untuk membujuk Andini karena rupanya sangat sulit sekali bagi Fikhi bisa meluluhkan Andini.

"Kalau memang kamu tak mau mengajakku masuk ke dalam menemui ibu maka akan jauh lebih baik kalau aku pulang saja."

****

Fikhi yang mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Andini sontak saja menahan tangan Andini dan mengatakan permintaan maafnya atas apa yang barusan ia lakukan.

"Aku minta maaf, baiklah sekarang juga aku akan membawa kamu menemui ibu."

Fikhi pun kemudian menunjukan jalan di mana Ismi dirawat saat ini. Andini sama sekali tak mengajak Fikhi bicara sepanjang perjalanan mereka dan hanya mengikuti saja langkah kaki Fikhi sampai di ruangan inap Ismi.

"Bu, ada Andini yang mau datang menjenguk."

Ismi menatap Andini dengan tatapan yang sama sekali tak ramah, Andini sudah bisa menebak semua ini bahkan jauh sebelum ia tiba di ruangan inap ini.

"Kenapa dia mau datang menemuiku? Apakah dia ingin menertawakan aku karena masuk rumah sakit?!"

"Bu, tolong jangan berburuk sangka dulu pada Andini. Dia datang dengan niat yang baik."

"Kamu ini masih saja membela dia!"

Andini pun berdehem dan kemudian mencoba bicara baik-baik pada Ismi dan mengatakan rasa simpatinya pada apa yang menimpa Ismi. Andini kemudian menyodorkan buah tangan yang dibelinya untuk Ismi.

"Bawa saja kembali buah itu, aku tak sudi untuk memakannya. Pasti di dalam sana kamu berikan racun kan?"

Andini nampak tak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Ismi barusan.

****

Nadine datang ke rumah sakit untuk menjenguk sang mertua namun saat tiba di ruangan inap Ismi justru dirinya menemukan Andini. Nadine tentu saja tak suka dengan Andini pun sebaliknya pun juga sama. Andini nampak sama sekali tak nyaman dengan keberadaan Nadine dan ia memilih segera pergi saja dari ruangan inap Ismi setelah berpamitan.

"Tunggu dulu!" seru Nadine seraya mencekal lengan Andini kasar.

"Apa-apaan kamu ini? Lepaskan tanganmu!"

"Apa yang kamu lakukan di sini? Apakah kamu sedang berusaha untuk menggoda suamiku dan membuat kalian tak jadi bercerai?"

"Apa katamu? Aku datang ke sini hanya untuk menjenguk ibu dan tak ada maksud yang lain."

"Dasar pembohong! Aku tahu bahwa kamu ini sedang merancang sesuatu yang licik saat ini!"

Fikhi yang menyusul Andini dan Nadine segera melerai keduanya. Fikhi meminta maaf pada Andini atas apa yang dilakukan oleh Nadine barusan dan hal tersebut membuat Nadine geram bukan main.

"Kamu ini apa-apaan sih, Mas? Bagaimana bisa kamu malah mengatakan itu padanya?!"

"Kamu jelas salah, kalau kamu tak mau meminta maaf pada Andini maka biarkan aku saja yang mewakili kamu!"

Andini muak harus menyaksikan drama rumah tangga antara Fikhi dan Nadine jadinya ia langsung saja balik badan dan masuk ke dalam lift.

****

Nadine merajuk dengan apa yang Fikhi lakukan padanya barusan, Fikhi sendiri seperti tak peduli jika saat ini Nadine merajuk dan bersikap seolah tak terjadi apa pun yang mana sikap Fikhi yang seperti ini membuat Nadine jadi kesal bukan main.

"Kamu benar-benar tak mau mengatakan apa pun padaku? Memberikan penghiburan contohnya?"

"Untuk apa aku melakukan itu? Bukannya kamu sedang marah? Kalau sedang marah maka biasanya aku akan diam dan membiarkan orang itu untuk memproses emosinya sampai tenang dan bisa diajak bicara."

Entah bagaimana namun Nadine sama sekali tak suka dengan ucapan Fikhi barusan. Ambisi Nadine untuk membuat Fikhi bertekuk lutut padanya pun semakin menjadi dan Nadine sangat yakin bahwa tak lama lagi Fikhi akan jatuh berlutut padanya.

"Ada apa kalian berdua?" tanya Ismi kala mereka tiba di ruangan inapnya.

"Bukan apa-apa Bu, kami hanya bertengkar karena Andini," terang Nadine.

Ismi kemudian menatap tajam Fikhi namun Fikhi sendiri sama sekali tak peduli dan malah memandang ke arah yang lain. Ismi kemudian sibuk meminta maaf pada Nadine dan mengatakan bahwa Fikhi tak akan mengulanginya lagi.

"Bu, mungkin ini adalah waktu yang tak tepat untuk mengatakan ini namun rasanya aku harus mengatakan ini."

"Apa yang sebenarnya kamu hendak katakan?"

****

Andini dalam perjalanan pulang kembali ke rumah selepas dari rumah sakit menemui Ismi walau sebelumnya ia sudah menyiapkan hati dan mental namun nyatanya Ismi selalu bisa membuat dirinya kesal dan menjatuhkan mentalnya. Andini merasa tak habis pikir dengan Ismi yang sepertinya belum juga bertobat padahal ia sudah diberikan sakit seperti itu.

"Sudahlah untuk apa juga aku harus memikirkan dia."

Andini kemudian mampir ke sebuah warung martabak untuk membeli martabak dan setelah selesai membeli martabak, ia kembali melajukan motornya namun baru beberapa saat ia melajukan motornya, tiba-tiba saja motor yang Andini tumpangi malah mendadak mesinnya mati.

"Aduh, kok mesinnya mati?"

Andini menepikan motornya dan kemudian mencoba menghidupkannya namun hasilnya nihil dan sebentar lagi hari gelap.

"Butuh bantuan?"

1
Marifatul Marifatul
🤔🤔🤔
Mutia Akmar
ya Allah
tega banget ngomong gitu sama anak perempuan nya
Ma Em
Makanya Dikhianati kalau berumah tangga itu jgn mau diatur oleh orang tua berbakti sama orang tua emang bagus wajib hukumnya sekarang kamu menyesalkan karena terlalu menuruti kemauan ibumu.
Ma Em
Fian cepatlah lamar Andini dan menikahlah jgn sampai Fikhi mengganggu hubunganmu dan Andini
Holipah
pemeran utama nya lelet ky nya
Serena Muna: emang tahu siapa yang jadi pemeran utamanya?
total 1 replies
Holipah
kecerobohan orang klw mau cari bukti g d poto bt bukti mlhn langsung nlp orang yang bersangkutan
Lee Mba Young
knp gk di poto, HP kn canggih guru lagi, masak gitu aja gk bisa drpd di kira fitnah. sekarang kn jmn canggih kok
Holipah
mantan rujuk sorry y 🤣🤣
Lee Mba Young
rujuk iuhhh sorry ye,, mending jadi janda bhgia lahir batin drpd rujuk dng suami model gitu.
Ma Em
Rasakan tuh Ismi menantu kesayanganmu skrg sdh tdk peduli lagi sama kamu.
Ma Em
Fian itu modus sama Andini masa beli snack dapat coklat padahal mah emang sengaja mau kasih coklat sama Andini itu cuma alasannya saja.
Ma Em
Semoga Ismi segera mendapatkan karma yg akan menjadi penyesalan seumur hidupnya karena telah memisahkan Fikhi dan Andini
Ma Em
Luar biasa
Serena Muna: terima kasih kak
total 1 replies
Ma Em
Mertua yg tdk punya perasaan karena tlh merusak rumah tangga anaknya sendiri semoga Ismi dan Nadine segera mendapatkan hukuman yg menyedihkan karma yg sangat pedih untuk mereka berdua karena tlh merusak kebahagiaan orang
Wawang Baim
mampir
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
Mika Su
Harus lanjut ceritanya bagus
Serena Muna: terima kasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!