"Kamu tidak perlu tahu bagaimana luka ku, rasa ku tetap milik mu, dan mencintai tanpa pernah bisa memiliki, itu benar adanya🥀"_Raina Alexandra.
Raina yatim piatu, mencintai seorang dengan teramat hebat. Namun, takdir selalu membawanya dalam kemalangan. Sehingga, nyaris tak pernah merasa bisa menikmati hidupnya.
Impian sederhananya memiliki keluarga kecil yang bahagia, juga dengan mudah patah, saat dirinya harus terpaksa menikah dengan orang yang tak pernah di kenal olehnya.
Dan kenyataan yang lebih menyakitkan, ternyata dia menikahi kakak dari kekasihnya, sehingga membuatnya di benci dengan hebat. padahal, dia tidak pernah bisa berhenti untuk mencintai kekasihnya, Brian Dominick.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawar jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
melepas mu aku patah
"andai kamu mengerti, saat aku melepas mu, hati ku sudah di pastikan patah berkeping. Andai kamu juga tahu, bahwa sebelum itu, aku berperang dengan diriku sendiri, hingga akhirnya tak ada jalan selain rela.🥀"
Bara segera meninggalkan Raina dengan cepat, kedua pipinya mengembang sempurna, sesaat kemudian dia menggeleng pelan.
"astaga, aku sudah gila sepertinya." ucap Bara dengan menepuk pelan dahinya.
Kemudian, kedua matanya justru teralihkan saat melihat Brian yang ternyata masih berada di sofa ruang tamu miliknya. Meskipun Brian mematikan lampu ruangan itu, tetap saja cahaya dari arah ruangan menyorot tubuhnya.
" Pulanglah!"
"aku tidak ingin terlibat drama tidak penting." ujar Bara dengan mencoba menggoyangkan tubuh Brian yang masih tak merespon dirinya.
"Brian!" ujar Bara dengan kesal.
"aku tidak akan pulang jika tanpa mu,"jawab Brian dengan pelan.
"aku tidak mau!" balas Bara lagi.
"ya sudah, kalau begitu aku tidur disini." ucap Brian dengan tidak beranjak sama sekali.
Meski Bara tidak suka dengan ibunya, akan tetapi tetap saja, dia tidak tega pada Brian yang memang nyata adiknya. Walaupun keduanya bukan saudara kandung, rasa sayang itu masih sedikit tersisa di sudut hati Bara.
Keduanya adalah kakak beradik yang sangat bahagia kala itu, Tetapi sebelum ibu Bara meninggal. Hingga akhirnya datanglah ibu Brian, sehingga membuatnya membenci semua orang selama ini.
"kamu anak manja, mana bisa tidur di sofa, sana pulang!" ujar Bara lagi, dia tak ingin hatinya luluh lagi, sudah begitu banyak rasa sakit yang di rasa olehnya selama ini.
"kalau begitu, biar aku tidur di kamar mu. Oh iya, kata ayah, kamu sudah menikah juga, kamu tidak berniat mengenalkan aku kepadanya?" tanya Brian masih dengan mata terpejam, dan juga kedua kakinya yang berayun pada sofa. Sementara Bara, justru berdiri dengan menyatukan kedua tangannya di dadanya.
"tidak, nanti kamu memintanya juga dari ku!" tiba-tiba, Bara mengucapkan kalimat di mana dia sering mengucapkannya, saat mereka masih sering bersama dulu. Seketika, bibir Brian tersenyum lebar, dia bahagia karena Bara masih mengingat tentang mereka.
"itu bukan hal untuk di bagikan, atau di pinjam kak. Aku sudah dewasa sekarang," ucap Brian lagi dengan pelan.
"aku pakai kamar mu kak, malam ini saja ya. Hanya malam ini kok." ujar Brian dengan memelas.
"ya sudah terserah!" jawab Bara akhirnya.
"tapi, besok segera pergi, dan jangan ganggu aku lagi." ucap Bara dengan kesal.
"terimakasih kakak ku yang baik hati, dan tidak sombong." balas Brian yang kegirangan, dia bahkan segera beranjak dari sofa, dan segera masuk kedalam kamar Bara.
****
Raina yang masih belum terlelap, terkejut ketika mendengar suara pintu terbuka.
"siapa?" ucap Raina dengan takut.
"loh, kok balik lagi?" tanya Raina ketika melihat itu adalah Bara.
"kamar ku di pakai, aku tidur dengan mu malam ini." ucap Bara tanpa panjang lebar, dia bahkan dengan santai segera melempar rubuhnya keranjang, dan juga segera memejamkan kedua matanya.
"Loh, gak bisa gitu dong. Kan sudah janji, kota tidurnya terpisah, kenapa jadi begini sih?" ucap Raina masih tidak ingin berbagi ranjang.
"iya, besok ya Raina Alexandra!"
"aku, sekarang mengantuk dan ingin tidur." jawab Bara dengan setengah meninggi, Raina segera terdiam ketika Bara memanggilnya dengan nama lengkap, sudah di pastikan dia akan di telan bulat-bulat jika masih mencoba melawan.
Akhirnya, dengan terpaksa Raina mencoba terlelap. Meski kesulitan, akhirnya Raina terlelap, begitu juga dengan Bara.
Sementara itu, Brian masih tidak bisa memejamkan kedua matanya dengan lelap. Dia masih memikirkan Raina. Brian ingin sekali bertemu Raina, tetapi dia bahkan tidak tahu, di mana keberadaan Raina.
Brian juga tidak akan tahu, jika Rico tidak mengatakan kepadanya, bahwa dia bertemu Raina saat acaranya bersama Alicia semalam. Brian tidak bisa membayangkan bagaimana ketakutan Raina benar-benar jadi kenyataan.
"Ra, andai kamu tahu, aku juga sama tersiksanya dengan mu. Aku juga tidak pernah bisa berhenti merindukan mu."
