Pelipur Laraku

"aku menginap di hotel situ, antar lah pulang adik mu, aku bisa jalan sendiri ke sana, besok saja kita bertemu, aku akan istirahat" ucap Shella

Ikhsan menatap Shella dan menggenggam tangan Shella, seolah tidak mau berpisah, tapi dia mengerti, Shella pasti lelah karena perjalanan nya untuk menemuinya sangat panjang

"baik lah, nanti aku telpon kamu"

Shella mengangguk.

"aku balik duluan ya wid"

"iya mba"

Ikhsan mengantar Shella sampai depan warung dengan menggandeng tangan nya. Ia tidak ingin melepas tangan nya. Rindunya masih sangat berat. Ikhsan seperti tidak ingin berpisah walau hanya sedetik.

"aku masih kangen banget" bisik Ikhsan.

Shella melihat Ikhsan "sama, tapi besok kita masih ada waktu buat ketemu lagi"

"sampai kapan disini?"

"sampai habis kangen ku"

Shella mulai melangkah pergi. Ikhsan memberikan kecupan jauh pada Shella. Shella tersenyum dan membalasnya. Langkah Shella sebenarnya sangat berat, ia pun masih sangat merindu. ia pun tidak tau limit rindunya sampai kapan.

Mereka akhirnya bepisah di tepi jalan.

* di hotel *

Shella datang dengan wajah sumringah, sementara Shinta terlihat jelas amarahnya masih membara. Ia membenci wajah senang Shella, ia menganggap Shella sudah terpedaya oleh laki-laki yang bernama Ikhsan

" kamu pasti luluh kan? Alasan apa yang dia buat sampai kamu bisa senyum kaya gitu?"

Shella sengaja melebarkan senyumnya dihadapan Shinta. Shella menggoda Shinta yang sedang emosi karena kejadian tadi

"dia adik nya ta"

"adik-adikan?"

"adik kandung beneran, adik nya baru keterima di dinas kesehatan sini"

Shinta terdiam, dia masih belum yakin "beneran ngga itu? Nanti dia bohong lagi"

Shella memperlihatkan foto keluarga mereka, karena Ikhsan tadi mengirim nya kepada Shella.

Shinta mengganggukan kepala nya pertand

a dia sudah percaya dengan apa yang di ucapkan Shella. Aura amarah nya pun seketika menghilang.

Mereka pun istirahat karena malam mulai larut.

Drrt drrtt

Handphone Shella bergetar, itu adalah telpon dari Ikhsan.

"halo" Suara Shella masih serak karena baru bangun tidur, dia pun melihat jam tangan nya yang berada di meja kecil di samping tempat tidur.

"pagi sayang, baru bangun?"

"hhmm"

"siap-siap gih, bangunin Shinta, sejam lagi aku jemput kalian"

"hah, kamu ngga kerja?"

"ini kan hari minggu sayang"

"o iya lupa, ya sudah aku mandi dulu"

Shella menutup telpon nya. Dia membangunkan Shinta dan menyuruh nya siap-siap sesuai perintah dari Ikhsan.

Mereka pun telah siap pergi, Shella mengenakan casual dress pendek dengan belahan dada yang agak rendah, sehingga pa"udara nya menyembul sedikit, dia pun memakai kacamata hitam nya, Shella terlihat cantik dan Sexy.

Ikhsan terpesona melihat Shella, sudah lama tidak bertemu Shella, dia melihat penampilan Shella semakin cantik dan sexy

"sexy banget, besok-besok jangan dipakai lagi kalau keluar" bisik Ikhsan yang tidak tahan mengungkapkan kekaguman akan kecantikan dan kesexyan wanita yang dicintai itu

"oiya kenalin ini Angga" Ikhsan memperkenalkan teman satu profesi nya kepada Shella dan Shinta.

Mereka pun berkenalan. Angga termasuk orang yang sangat pendiam menurut Shella.

"oiya semalam aku minta maaf" ucap Shinta

"hahaha, ngga apa-apa wajar kamu marah, karena ngga tau"

"pokoknya kalau kamu nyakitin Ella, ku amuk kamu!"

"buset, galak amat"

" biarin, aku bakal belain teman ku, dia sudah setia pertahanin hubungan kalian trus kamu dua in dia, bener² ngamuk aku!" ucap Shinta menggebu

"mana bisa aku duakan dia, otak ku ini cuma dia isi nya, jadi ngga ada kesempatan orang lain buat bisa masuk"

"jangan cuma di mulut aja, nanti tau-tau dibelakang kamu selingkuh"

" ya ampun, kamu ini segitu nya, pernah kecewa banget kaya nya, tuh sama Angga, aman kalau sama dia, haha" Ikhsan ngeledek sambil mencoba menjodohkan teman nya dengan Shinta

Reaksi Angga hanya datar mendengar ucapan Ikhsan, karena dia sedang konsen menyetir mobil, Shinta yang memang orang nya ceplas ceplos pun mencoba membuka obrolan dengan Angga

"kamu bisu ya bang?"

"ngga" jawab nya singkat

"hah, jutek amat jawaban nya, sok ganteng banget"

"Shinta" tegur Shella

"Sorry" ucap Shinta

"hahaha, tapi ganteng kan dia?" tanya Ikhsan

"ganteng sih tapi sayang nya jutek"

Shella melirik Angga yang mulai agak kesal dengan celotehan Shinta.

" tuh dengerin Ga, jangan jutek-jutek, nanti dia ngga jadi naksir kamu "

"dih, siapa yang naksir dia! ya ampun!" Shinta mengelak pernyataan Ikhsan

"aku juga ngga mau ditaksir dia!" ucap Angga

"ooh, ada suara nya toh, maaf ya mas, abang, kakak atau apa lah itu, temenan sama kamu aja aku males apalagi sampai naksir, ngga mungkin banget!"

"kamu pikir aku mau temanan sama kamu? Kalau bukan karena di ajak Ikhsan aja aku males ikut!"

"trus ngapain kamu ikut?"

"sudah sudah" Ikhsan menghentikan pertengkaran Angga dan Shinta

"ya ampun, baru juga kenalan sudah berantem aja, kalau sampai kalian jadian aku tulis cerita kalian, aku serius" ucap Shella

"ngga mungkin!!!" jawab Shinta dan Angga