Berpacaran selama 5 tahun. Hingga mereka memutuskan untuk menikah. Satu hari setelah hari pernikahannya suaminya mulai berubah dan bahkan tidak pernah menyentuh istrinya karena alasan capek. Setiap hari di paksa untuk memahami, dan mengerti semuanya. Hingga akhirnya sang istri berusaha mencari tahu apa alasan di balik perubahan sikap suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kavhyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tania Dan Kenzi Menikah
Hari ini adalah hari dimana Tania dan Kenzi menikah. Mereka mengadakan pesta besar-besaran. Yang di hadir oleh sahabat, teman dan rekan bisnis Papanya. Semua orang mengucapkan selamat serta doa dari mereka semua. Akhirnya mereka sah juga jadi suami istri.
"Kamu terlihat sangat cantik sayang." Ucap Kenzi tersenyum.
"Cuman hari ini sayang? Jadi kemarin-kemarin aku ngak cantik?" Tanya Tania.
"Setiap hari kamu cantik sayang. Tapi hari ini kamu lebih cantik lagi." Ucap Kenzi. Tania pun tersenyum.
"Selamat sayangku. Ken jagain Nia ya. Awas saja sampai kamu nyakitin Nia." Ucap Gisel dan Jovanka memeluk Tania.
"Iya. Kalian cepat nyusul kayak kita. Mau sampai kapan jombloh mulu." Sindir Kenzi yang membuat Gisel dan Jovanka merasa kesal. Dia pikir menikah itu ajang perlombaan. Main nikah-nikah aja. Bukan cepat atau tidaknya, tapi mereka berdua takut salah pilih pasangan. Makanya dia harus cari pendamping yang tepat.
"Ngak dulu deh. Nanti aja. Lagian juga kita berdua ngak mau buru-buru. Iya kan Sel?" Tanya Jovanka. Gisel pun mengangguk.
"Betul tu."
"Ken, cepat-cepat kasih kita ponakan ya." Bisik Gisel ke Kenzi. Tania hanya memutar bola matanya malas.
"Pasti dong. Mau satu atau kembar?" Tanya Kenzi.
"Kalau kembar bisa, kenapa harus satu." Ucap Gisel.
"Kalian bahas apa sih?" Tanya Tania. Gisel dan Jovanka hanya menggelengkan kepalanya.
"Bukan apa-apa baby. Yaudah kita ke sana dulu ya." Pamit Gisel dan Jovanka. Tania mengangguk tersenyum.
"Selamat ya sayang." Ucap Orangtua Kenzi dan Tania. Mereka semua berharap kebahagiaan selalu menyertai anak-anaknya.
"Makasih Mah, Pah, Mih, Pih." Ucap Kenzi dan Tania dan memeluk mereka secara bergantian.
"Selamat princessnya Abang. Ken gue titip Nia ya. Buat dia bahagia dan jangan buat dia sedih." Ucap Dion dan memeluk adik satu-satunya. Kenzi mengangguk tersenyum.
"Makasih Bang." Ucap Tania.
Waktu begitu cepat berlalu dan acara pernikahan mereka berjalan lancar tanpa ada kendala. Hari ini hari yang sangat melelahkan kan.
"Gila capek banget." Ucap Tania yang langsung merebahkan badannya di kasur. Yang sudah menikah pasti paham bagaimana capeknya setelah acara.
"Cie...Cie... Ada yang nungguin nih." Goda Kenzi. Sedangkan Tania hanya memutar bola matanya malas.
"Apaan sih sayang. Aku rebahan karena capek." Ucap Tania.
"Batal dong malam pertamanya." Ucap Kenzi tidak semangat. Tania hanya terkekeh melihat laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya.
"Ngak dong. Nanti kan bisa." Ucap Tania. Mata Kenzi langsung berbinar.
"Seriusan sayang?" Tania mengangguk tersenyum. Kenzi pun langsung memeluk Tania.
"Aku bersih-bersih dulu ya." Ucap Tania. Kenzi pun mengangguk tersenyum. Dia juga mulai bersih-bersih. Semua rasa capeknya hilang saat melihat Tania yang sekarang sudah menjadi istrinya. Rasanya Kenzi masih belum percaya dengan semuanya. Setelah bersih-bersih mereka pun beristirahat.
"Sayang. Apa boleh?" Tanya Kenzi. Tania pun mengangguk tersenyum. Rasanya campur aduk. Ada rasa takut tersendiri untuknya. Jujur saja ini yang pertama untuk untuknya dan Kenzi mengetahuinya.
"Makasih sayang." Dan mencium kening Tania.
Malam yang panjang dan begitu indah.
KeEsokan harinya Kenzi terbangun dan melihat Tania yang masih tertidur.
"Sayang." Ucap Kenzi dan mencium kening Tania. Mendengar itu diapun langsung terbangun.
"Udah pagi ya." Tanya Tania yang masih menetralkan perasaannya. Kenzi pun mengangguk.
"Kalau begitu aku mandi dulu, baru setelah itu kita turun ke bawah." Sambung Tania.
"Iya sayang." Ucap Kenzi.
Setelah mandi dan bersiap-siap. Kenzi dan Tania turun di bawah. Ternyata semua orang sudah di meja makan.
"Cie..Cie..Ada pengantin baru yang baru bangun." Ejek Dion.
"Apaain sih bang. Kalau iri bilang dong. Makanya nikah." Ucap Tania dengan kesal. Sedangkan Dion hanya tersenyum puas.
"Kalian duduk dulu, kita sarapan." Ucap Mama Hani. Kenzi dan Tania pun mengangguk.
"Iya Mah."
"Hari ini rencana Mama dan Papa mau pulang ke Indonesia sayang." Ucap Mama Hani. Mendengar itu Tania menghentikan memakan makanannya. Mendengar itu dia terdiam. Mama Hani dan Papa Bian memutuskan pulang karena sudah lama dia di Australia. Dan mereka juga harus mengecek sendiri kondisi perusahaannya di sana. Dia di sini karena menemani putrinya. Tapi sekarang Tania sudah menikah dengan Kenzi. Mama Papanya yakin Kenzi bisa menjaga putrinya. Kalau soal kerjaan di sini ada Dion yang mengurusnya. Jujur saja sekarang Tania sudah mencintai Kenzi dan melupakan Ansel. Tapi semua rasa sakit yang di berikan Ansel masih membuatnya terauma. Tania berharap dia tidak pernah bertemu dengan Ansel.
"Abang ngak ikut?" Tanya Tania.
"Tidak sayang. Abang masih mau urus kerjaan di sini. Nanti dia nyusul kalau semua sudah selesai." Ucap Papa Bian. Tania pun mengangguk setuju.
"Ya sudah kalau begitu Mama Papa hati-hati di sana. Tania dan Kenzi juga akan ke Indonesia setelah urusan selesai." Ucap Tania dan menatap Kenzi.
"Are you sure?" Tanya Kenzi. Kenzi bukannya tidak mau ke Indonesia tapi dia tidak ingin Tania merasa sedih lagi. Tania pun tersenyum mengangguk.
"Tania juga sudah lama tidak pulang. Kalian semua jangan khawatir. Apa yang sudah terjadi adalah takdir dan masa lalu. Dan sekarang adalah masa depan Nia." Ucap Tania tersenyum dan berusaha meyakinkan keluarganya dan suaminya.
"Baiklah sayang. Kalau memang itu yang kamu mau. Mama dan Papa selalu dukung keputusan kamu." Ucap Mama Hani.
"Makasih Mah, Pah." Tania yang menatap Kenzi dan meminta pendapat. Bagaimanapun sekarang Kenzi adalah suaminya.
"Aku sama sekali ngak keberatan sayang. Yang penting kamu happy." Ucap Kenzi. Tania pun mengangguk tersenyum.
...****************...
Sedangkan di tempat lain. Dian dan Ansel sudah menuju ke rumah orangtuanya. Mulai hari ini dia akan tinggal di sana. Tidak lama kemudian mereka sampai. Dan semua keluarga menyambutnya dengan bahagia.
"Kita tidur di kamar kamu aja sayang." Ucap Ansel.
"Kenapa sayang? Kenapa ngak di kamar kamu aja." Tanya Dian. Mungkinkah Ansel masih mengingat Tania makanya dia tidak mau tidur di kamarnya? Pikirnya. Sedangkan Ansel terdiam dan ngak tau harus jawab apa.
"Apakah kamu masih mengingat Tania? Apakah itu yang menjadi alasan kenapa kamu ngak mau tidur di sana? Sambung Dian. Dengan cepat Ansel menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Bukan begitu sayang. Aku rencana untuk dekor kembali kamar aku jadi kamar Tiara." Bohong Ansel. Dian yang mendengar itu merasa legah. Dia pikir Ansel masih mengingat Tania
"Yaudah sayang. Kita tidur di kamar aku sementara waktu." Ucap Dian tersenyum. Ansel pun mengangguk.
Akhirnya setelah sekian lama mereka kembali ke rumah kembali. Mereka sangat bahagia.
Ansel
Wiliam