Aku Bisa Tanpamu

Pagi sekali Dira sudah datang kerumah juragan.dia juga butuh kepastian.sudah dua Minggu Fathir tidak kembali dan tidak mau berbicara atau membalas pesan Dira.

"Mi ijinkan Dira masuk sebentar."

"Tidak bisa.kamu bukan menantu keluarga Tohir lagi.sebaiknya kamu pergi dari sini dan jangan pernah datang lagi."

"Mi tolong dengarkan dira mi."

"Jangan sebut aku mami dengan mulut kotor mu itu lagi.cepat pergi dari sini sebelum aku panggil satpam komplek mengusir kamu dengan tidak hormat."

"Aku mau ketemu Fathir sebentar saja."

"Tidak.bu AIDA berpaling dan pergi."

diperjalanan pulang,dira sudah bertekad akan segera merantau.dia tentu tidak mau dilihat oleh para tetangga disana saat rumah tangganya tidak baik baik saja.dia tidak mau keluarganya malu dengan kehadiran Dira disana tanpa suami.

"Apa yang terjadi nak,apa benar yang semua orang katakan.jika kamu berselingkuh dengan teman den Fathir."dira dicerca banyak pertanyaan oleh ayah dan ibunya.

"Tidak yah, tidak mungkin dira melakukan itu.dira sungguh tidak tau apa yang terjadi ayah Dira tidak tau."

"Kami percaya nak.sekarang apa yang akan kamu lakukan."

"Aku akan pergi merantau yah.jangan katakan pada mereka kemana aku pergi jika suatu saat mereka tau kebenarannya.ayah besok dira pergi ini surat surat berharga yang sudah mereka hadiah kan pada dira.perhiasan Dira tolong disimpan Bu."

"Tunggu Dirga saja ya.tidak usah ayah.berkas Dira sudah lengkap semuanya tinggal berangkat Dira juga tidak mau orang orang akan bertanya aneh aneh pada dira bu."

"Memang kamu mau ke mana nak?"

"Dira ada teman kota,Dira akan kesan kami sudah janjian."

Orang tua Dira hanya bisa merelakan putri satu satunya berangkat.ini juga keinginan dia dari dulu.air mata mengalir melepaskan kepergian putri nya.

walau berat tapi harus direlakan.iklas agar tidak ada hambatan buat Putri mereka mencari pekerjaan dan bisa sukses dimasa depan seperti yang pernah Dira inginkan

bus besar yang Dira tumpangi bergerak lambat, Tapi itu hanya perasaan Dira saja

memandang sepanjang jalan dari Jendela kaca.dira bersebelahan dengan seorang pemuda yang akan merantau kekota yang sama.dira beruntung pemuda itu tau tempat yg dira tuju.

mereka berdua cerita banyak,tapi tetep menyembunyikan status pernikahannya.

"Disana hati hati ya dek,apa lagi bertemu dengan orang baru.aku sudah lama disana jadi sudah tau bagaimana kondisi disana.

pandai-pandailah jaga diri jangan mudah terbujuk rayuan manis apalagi baru kenal."

"terimakasih bang."dira yang sudah mulai terserang kantuk bersandar di bahu pria yang baru dikenalnya.padahal dia bisa saja bersandar kesebelah kirinya tapi dia malah memilih bahu pria itu.

Di Persinggahan Rama ingin sekali turun,dia lapar tapi karena Dira masih bersandar malah sudah melingkarkan tangan di lengannya membuat Rama tidak berani mengganggunya.

"mas mau turun ya," terpaksa meminta bantuan ke penumpang lain untuk membelikan nasi buat mereka berdua.dira tidur sangat lelap sehingga Rama segan dan membiarkan perempuan itu mengait lengannya.

Saat bis akan kembali melaju baru dia tersadar dari mimpi indah."maaf ya bang aku tertidur.ya kita sudah jalan lagi ya padahal tadi mau makan pas berhenti."

"Kamu lapar?Dira mengangguk.yuk kita makan aku juga lapar,tadi abang ini yang belikan.aku juga tidak tau apa lauknya ucap Rama."

"Yang penting ada yang dimakan bang daripada kita kelaparan."tawa mereka berderai seolah olah sudah sangat akrab padahal baru kenal beberapa jam yang lalu.tidak banyak yang mereka bahas akhirnya kembali tertidur tapi Dira bersandar pada dinding bis.

Sebelum subuh,Dira terbangun mata nya tidak bisa terpejam lagi.melihat keluar jendela hanya terlihat toko yang masih tertutup.rama yang disebelahnya saja masih tertidur pulas.

Melihat ponselnya, tidak ada notifikasi pesan atau panggilan dari Fathir.air mata dira menetes, hidungnya juga sumbat.pernikahan yang hampir tiga tahun kandas dalam sekejap mata.dia sendiri belum habis pikir dengan yang terjadi sekarang.

"Kamu sudah bangun dek."dira tergagap dan menghapus sisa air mata nya.

"hehe sudah dari tadi bang.kita masih jauh ya bang?"Dira mengalihkan pembicaraan dia tidak mau Rama akan mencernanya dengan banyak pertanyaan.

"Masih, pelabuhan saja belum sampai.dari pelabuhan delapan atau sembilan jam lagi kita sampai."

Dira menarik nafas panjang."jauh benget ya."

"seharusnya naik pesawat dek hanya empat puluh lima menit sampai di bandara."

"Ohh ia kah,tapi jika aku naik pesawat kita gak bakalan bertemu kan bang."tawa mereka lebih sering terdengar dibandingkan yang lain padahal sudah semuanya penumpang terbangun saat bis yang mereka tumpangi sudah masuk kawasan loket.

"Sini aku bantuin.rama menyambut koper yang diseret dira."mereka bahkan dikira sepasang kekasih oleh beberapa orang yang juga akan merantau.

Tike sudah ditangan,kapal berlayar jam delapan pagi, penumpang bis masih ada kesempatan untuk mencari sarapan atau sekedar membeli cemilan sebagi bekal di kapal nanti.dek tungguin di sini jaga barang barang kita jangan sampai diambil orang.rama meletakkan tasnya diatas koper dira.

Kembali dengan membawa air mineral dan cemilan juga sarapan.nih jalan masih jauh di kapal tidak ada warung.

Dira memang lebih ikhlas sekarang,dia sudah membulatkan tekadnya untuk merantau bahkan ini adalah impian nya dulu sebelum menikah dan kini pernikahan kandas ditengah jalan.

Dompet aku mana ya? seorang perempuan mencari kedalam tasnya sampai mengeluarkan semua isi dari dalam tapi tidak menemukan yang dia cari, panik dia sangat panik,dia histeris semua identitas ada didalam dompet itu hanya tinggal tiket dan dan beberapa lembar uang yang ada disaku celananya.

Dia menangis menyesali keteledoran yang dia lakukan meletakkan tas yang dia gunakan saat sarapan.itu lah kesimpulan yang mereka dengar.jadi hilang bukan di loket tapi saat dia sarapan.

"Aku boleh usul tak,sebaiknya kamu jangan tinggal dikawasan teman kamu itu ya nanti aku cari tempat kos yang lumayan aman."

"Memang nya tempat itu kenapa?"Dira tentu penasaran padahal kata Siska dia senang dan nyaman tinggal disana.siska bahkan sering mengirim uang kepada orang tua sejak dia merantau kekota yang Dira tuju saat ini.

"nanti kita lihat sendiri.jika menurut kamu cocok silahkan,kalo tidak kita cari tempat yang lain."

"ia bang, lagian Siska juga tidak bisa dihubungi nih.ponsel nya tidak aktif."

dia jadi penasaran sama Siska, tidak sabar sampai ketujuh padahal naik kapal saja belum.

rama menarik tangan Dira duduk sebelah sini,Dira yang terkejut menurut,ada sepasang perempuan duduk dekat Dira yang seorang menggendong anak kecil.

"kenapa pindah tanya perempuan itu."

"tidak apa-apa kak,yang punya anak selalu diprioritaskan ditempat umum."rama tersenyum bijak.

"Kan bisa saya disitu,"tunjuk nya pada dira.

"aku pikir kakak berdua biar bisa barengan sama adik nya menunjuk perempuan disebelah nya. Perempuan itu menghela nafas sambil terus berdiri seolah sedang menenangkan bayi dalam gendongan.