Reynand saputra, pria tampan, bak seorang aktor, namun berhati dingin. di paksa ikut perjodohan oleh orangtuanya. padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih yang sangat di cintainya, tapi mereka tak menyetujui hubungannya. Nanda gadis imut, belesung pipi. memiliki rambut lurus nan panjang yang baru berusia 20 tahunan, terpaksa menikah dan harus terjebak dengan pria tampan dan dingin seperti Reynand saputra. Karena terikat janji perjodohan yang papanya ucapkan. bagaimana selanjutnya? ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Karena acaranya sudah selesai. Kami pamit undur diri dulu," Ucap pak penghulu pada pemilik acara tersebut. Setelah selesai memakan jamuan yang di sediakan oleh empunnya rumah tersebut.
"Iya pak. Terimakasih banyak atas bantuannya," Ucap Adnan. Lalu segera menyalimi pak penghulu dan saksi nikah anaknya tersebut. Sambil menyelipkan sebuah amplop di masing-masing tangan mereka.
"Sama-sama pak," Ucap mereka. Lalu berpamitan pada orang-orang di sana dan meninggalkan mereka.
"Sebaiknya kalian berdua segeralah beristirahat!" Ucap Risa. Saat melihat pengantin baru yang tentunya sudah kegerahan dengan pakaiannya tersebut.
" Gak pulang mah?" Tanya Rey.
"Malam ini kita menginap di sini saja, semua baju gantimu sudah di taruh oleh mama mertuamu di kamar istrimu," Ucap Risa memberitahu. Setelahnya, Rey pun sudah terlihat melangkahkan kakinya ke atas. Karena sudah tahu di mana letak kamar nanda. Setelah mendapat intruksi dari mama mertuanya tersebut. Sementara para orang tua masih terlihat asyik mengobrol di di sana.
"Cie....cie..ciee si pengantin baru!" Olok sarah saat melihat kakaknya yang sudah akan memasuki kamarnya itu, mengekor di belakang Rey yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kamarnya.
"Udah gak sabaran banget ni yeee!" Olok sarah lagi. Saat melihat kakaknya yang masih bermaksud melanjutkan perjalanannya tersebut.
"Apaan sih!" Dengus Nanda kesal. Sembari memelototkan matanya ke arah Sarah.
"Ganteng pake banget lo kak orangnya, andai aja mama ijinin sarah yang nikah sama dia, sarah mah dengan senang hati menerimanya." ucap Sarah lagi. Sembari memasang wajah kesal, karena teringat dirinya yang masih duduk di bangku SMP. Sehingga itulah yang menjadi penyebab utama, mamanya tak bisa memilihnya.
"Lo bisa ngomong begitu karena belum kenal dia aja, coba kalau lo udah kenal dia, lo gak bakalan mau jadi istrinya." Jawab nanda, karena adiknya itu memang tak sempat mendengar cerita sial dia dosennya tersebut, beberapa hari yang lalu. Sembari langsung melengos masuk ke dalam kamarnya, karena sudah malas meladeni ucapan ngawur adiknya itu. Sementara sarah hanya tersenyum mesem-mesem ke arah kakanya itu.
"Aaaaaaaaa....aaa!" Teriak nanda terkejut sembari reflek menutup matanya dengan tangan, saat melihat pria itu yang sudah melepas semua pakaian pengantin yang di kenakannya, dan hanya menyisakan celana boksernya menutupi bagian pinggangnya. Sehingga langsung menampak kan otot-otot kekar dan juga perut sixpek yang ia miliki.
"Apa yang ingin anda lakukan? Kenapa anda tidak memakai baju!" Brondong nanda. Dadanya sempat berdebar-debar tak karuan saat melihat penampilan pria itu, karena mengetahui sifat mesum yang ia miliki. Di tambah lagi, ini juga pertama kalinya dia sekamar dengan seorang pria selama hidupnya, tentunya dia akan merasa tak tenang dan was-was.
Rey hanya melemparkan tatapan dinginnya ke arah gadis itu, karena terlalu berharap ingin di tiduri olehnya. Kakinya sudah terlihat berjalan ke arah kamar mandi, untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum ia tidur.
"Dasar pria mesum!" Umpat nanda kesal. Rey sempat menghentikan langkahnya, lalu melemparkan tatapan tajamnya ke arah gadis itu, saat mendengar ucapannya.
"Ups." Nanda pun langsung menutup mulutnya, karena kelepasan mengantakan itu. Untungnya setelah itu, pria itu memilih untuk tidak menggubrisnya dan sudah terlihat menghilang di balik pintu kamar mandi. Nanda pun langsung menarik nafas panjang lalu membuangnya kembali, karena merasa lega.
Beberapa menit kemudian.
"Ya allah ya ro.....bbbb!" Lagi-lagi nanda mengucapkan istighfar, saat melihat pria itu yang sudah keluar dari kamar mandi, dengan santainya hanya mengenakan handuk kecil yang melilit pinggangnya itu. Untung saja dia sudah selesai mengganti pakaiannya. Dia sudah tak mampu berkata-kata kembali tatkala melihat pria itu yang sudah mengenakan pakaiannya satu persatu dengan tidak tahu malunya di hadapannya itu. Dia hanya bisa menelungkup kan bantal di atas wajahnya karena merasa malu dan ternodai dengan pemandangan itu.
Sementara Rey, lagi-lagi hanya bersikap acuh dan sama sekali tak ingin berbicara dengan gadis itu, karena masih syok menerima kenyataan status barunya itu.
Bruukkk.
Kasur di samping Nanda sudah terasa berat, sehingga dia langsung menyingkirkan sedikit bantalnya untuk mengintip ke sampingnya itu, demi mengetahui apa yang tengah terjadi.
"Kenapa anda tidur di samping saya!" Ucap Nanda kesal sembari langsung terbangun dari tempatnya, dan segera berlarian ke arah shofa yang terletak di samping ranjangnya itu, karena tak ingin tidur sekasur dengan pria itu. Dia tak habis pikir dengan sifat pria itu. Bukankah dia sudah memiliki kekasih, lantas kenapa dengan santainya dia melakukan hal-hal gila itu di hadapan perempuan lain, julukan pria mesum benar-benar lebih cocok untuknya, ketimbang julukan dosen killer.
"Akh! julukan gadis cerewet dan ceroboh benar-benar pantas untukmu," Geram Rey dalam hati, karena kesal. Namun lagi-lagi dia memilih untuk tidak menanggapi gadis itu kembali, dan segera memejamkan kedua matanya yang sudah terasa kantuk.
Sepanjang malam, Nanda tak bisa tertidur barang sekejap pun, karena kehadiran pria itu di kamarnya. Karena khawatir sewaktu-waktu pria itu akan bangun dan berbuat hal yang tidak di ingin kannya, ketika ia tidur.