Only You

"Selamat siang Tuan Kevin. Senang bisa bertemu dengan anda."

Deg

"Kau ... "

"Iya tuan, dia adalah nona Riana Moreno. Dia baru pulang dari London dan kebetulan kemarin kami bertemu. Jadi, setelah aku tahu jika nona Riana akan menetap di sini, aku langsung menawarkan pekerjaan ini. Dan kita beruntung karena nona Riana bersedia," terang Satria bersemangat. Dia yakin dengan Riana menjadi model iklan produk mereka, maka produk mereka akan meledak dipasaran dan mereka untung besar. Lagipula, siapa yang tidak mengenal Riana? Model terkenal dan juga cantik. Ia yakin Kevin akan sangat menyetujui usulnya.

"Silahkan duduk nona Riana." Satria berdiri dan menarik kursi untuk Riana duduk

"Terimakasih tuan."

Kevin menatap tajam Riana. Dia mengepalkan tangannya karena Satria sudah memilih wanita rubah itu sebagai model iklan mereka. Memang perkiraan pemasaran produk mereka akan melesat jika Riana menjadi model iklan mereka. Namun masalahnya, ia tidak ingin berurusan lagi dengan wanita itu.

Padahal ia sudah mengusirnya dan melarang wanita itu masuk ke perusahaannya. Tapi siapa sangka, Riana menggunakan berbagai cara untuk bisa menemuinya.

Tidak jauh berbeda dengan Kevin, Alan juga terlihat tidak suka dengan kedatangan Riana. Dia merasa jika semua ini sudah di atur keduanya untuk tujuan tertentu.

"Pelakor dan Pebinor bersatu. Apa yang mereka rencanakan sebenarnya?" batin Alan geram. Dia tidak suka dengan keberadaan Riana. Andai Flora ada di sana, mungkin dia bisa mengusir Riana seperti sebelumnya. Tapi sayangnya, Flora di larang untuk ikut meeting hanya karena klien kali ini adalah mantan kekasih wanita itu. Jadi, terpaksa ia mengirim pesan pada nyonya besar Dirgantara.

"Jadi, bagaimana menurut anda tuan Kevin? Anda juga setuju, bukan?" tanya Satria

Kevin hanya tersenyum karena ini keputusan yang cukup sulit. Andai dia tidak mempunyai masalah dengan Riana, maka dia pasti akan langsung menyetujuinya. Tapi masalahnya sekarang adalah Flora. Dia tidak ingin istrinya salah paham karena ia menerima mantan kekasihnya menjadi model iklan di perusahaannya.

"Begini tuan, mungkin anda tidak tahu tapi aku dan nona Riana mempunyai sedikit masalah. Jadi, aku harus mendiskusikannya dengan istriku karena aku tidak mau dia ... "

BRAKH

"Tidak mau aku kenapa?"

Orang-orang yang berada di ruang rapat terkejut dengan suara pintu yang tiba-tiba dibuka dengan keras oleh Flora. Mereka semua menatap wanita itu dengan tatapan yang berbeda. Alan terlihat senang karena sebentar lagi pertunjukan akan segera di mulai. Berbeda dengan Kevin yang menelan ludahnya kasar karena melihat raut wajah istrinya yang terlihat dingin. Sementara Satria merasa senang akhirnya bisa bertemu dengan Flora, namun tidak dengan Riana, karena Flora hanya akan menghancurkan rencananya.

"Sa-sayang, kenapa kau kemari?" tanya Kevin terbata

"Kenapa? Kau tidak suka?" Flora menatap Riana sinis dan langsung duduk di samping Kevin yang berseberangan dengan Riana. "Pantas saja kau melarangku untuk ikut. Pasti karena ada mantanmu, kan?" geram Flora pelan

"Ti-tidak sayang, bukan begitu. Aku justru tidak tahu jika dia akan kemari. Satria yang membawanya dan memperkenalkan wanita itu sebagai model iklan kami," bisik Kevin takut

Flora mendengus kesal dan menatap Riana dan Satria bergantian. "Aku memang tidak terlibat dengan proyek ini. Tapi aku adalah istri Kevin dan aku berhak untuk tahu." Flora menatap Riana dan berkata, "aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, tapi aku akan bersikap profesional karena ini menyangkut pekerjaan. Jadi, aku tidak akan mencampuradukkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Dan aku harap, kau juga begitu, nona Riana."

Satria mengerutkan keningnya bingung. Dia merasa jika telah terjadi sesuatu antara Riana dan Flora. Apalagi Kevin mengatakan jika mereka mempunyai sedikit masalah. Tapi, apa yang sebenarnya terjadi?

"Apa kau meragukan kemampuan ku, nona Flora? Kau takut aku tidak profesional atau kau takut tuan Kevin akan tergoda dan kembali padaku," seringai Riana

Kevin menatap tajam Riana sementara Flora hanya tertawa keras. Hal itu membuat Alan senang karena Nona mudanya tidak selemah yang ia kira. "Ini pasti ajaran nyonya besar," gumam Alan senang

"Aku? Takut Kevin tergoda padamu? Bangunlah nona!! Ini masih siang, kenapa kau masih bermimpi?" ledek Flora. "Kevin itu pecinta kebersihan. Dia tidak suka memungut sampah yang sudah ia buang."

"Kau ... "

"Tunggu sebentar!!" sela Satria yang membuat Riana mendengus kesal tanpa mau melanjutkan ucapannya.

"Ada apa ini? Apa kalian sudah mengenal sebelumnya?" tanya Satria pada Flora

"Bukankah kau bilang dia model terkenal? Sudah pasti banyak yang mengenalnya, bukan. Kenapa kau masih bertanya?" gerutu Flora

"Bu-bukan itu maksudku, tapi dari pembicaraan kalian tadi, kalian seperti ada masalah."

"Kau bisa bertanya langsung pada nona Riana." bukan Flora, tapi kali ini Kevin yang berbicara. "Aku rasa rapat kali ini cukup sampai disini. Dan untuk pekerjaan sebagai model iklan, seperti yang Istri ku katakan tadi. Jadi, aku harap kau tidak melewati batas, nona Riana." Kevin menggenggam tangan Flora dan mengajaknya keluar dari ruangan tersebut.

"Maaf atas kekacauan yang terjadi. Tapi, kita bisa melanjutkan rapat lain waktu. Dan untuk pelaksanaan syuting iklan, kami akan menghubungi anda," ujar Alan.

Satria terlihat linglung. Tapi dia mengucapkan terima kasih pada Alan dan pamit undur diri.

Sementara itu, Flora terlihat merajuk setelah masuk di ruangan Kevin. Dia kesal dan tidak mau menatap Kevin yang terus merengek meminta maaf.

Untungnya mertuanya menghubunginya tepat waktu dan memberitahunya jika si ulat bulu itu ada di ruang meeting bersama Kevin. Jadi, dia bisa mengatasinya.

Dia tidak menyangka jika wanita itu mempunyai seribu cara untuk mendekati Kevin lagi. Walaupun ia percaya Kevin tidak akan tergoda, tapi dia tidak suka wanita itu menempel pada suaminya.

"Sayang, maafkan aku. Aku benar-benar tidak tahu kalau wanita itu bisa masuk ke perusahaan," rengek Kevin

"Sekarang kau meminta maaf, jika aku tidak datang memangnya apa yang akan kau lakukan? Menerimanya dengan senang hati karena dia model terkenal, begitu?" sentak Flora

"Te-tentu saja tidak sayang. Tadi aku sudah mengatakan pada Satria jika kami mempunyai sedikit masalah, jadi ... "

"Sedikit kau bilang?" hardik Flora.

"Ma-maksudku ... "

"Sudahlah, aku tidak mau dengar lagi. Mood ku hancur karena dirimu. Malam ini tidak ada jatah susu." Flora meninggalkan Kevin yang terus berteriak, namun Flora tidak perduli. Dia melarang Kevin mengikutinya karena ia ingin menangkan diri.

"Aish ... Gara-gara wanita itu, jatahku hilang," ujar Kevin frustasi.