Ratu Antagonis

Tansy dan Melinda datang ke kerajaan untuk mengadu mengenai mereka yang di usir oleh Xera, awalnya para penjaga enggan memasukkan mereka namun melihat kondisi Tansy yang sudah mereka ketahui bahwa sedang mengandung, akhirnya mereka mengizinkannya untuk masuk.

Dan sekarang, mereka berdua berada dihadapan putra mahkota yang nampak duduk tenang di tempatnya.

"Yang mulia, tolong izinkan Tansy untuk tinggal disini. Saya tidak bisa membawanya karena kondisinya yang sedang mengandung." Jelas Melinda, dia terlihat begitu menyedihkan.

Untuk Tansy sendiri, dia hanya diam dengan kepala yang tertunduk.

"Baik, Tansy akan tinggal di kediaman khusus selir." Angguk putra mahkota, Tansy dan Melinda saling pandang sebelum akhirnya mereka tersenyum diam-diam.

"Terimakasih yang mulia." Kompak keduanya.

Para pelayan mulai mengantar Tansy ketempat yang putra mahkota katakan, kamar selir yang begitu luas dan nyaman.

"Ibu, aku senang sekali. Akhirnya aku bisa tinggal di istana...." Senang Tansy.

"Benar sekali, ibu juga senang." Angguk Melinda.

"Tapi ibu, bagaimana jika putra mahkota tidak menyukai ku lagi?" Lirih Tansy, dia benar-benar memikirkan hal ini.

"Itu tidak mungkin, kau seorang jenius di kerajaan. Tunjukkan saja kemampuan mu bahwa kau berguna untuk putra mahkota, jangan sampai sihir mu melemah. Jika bisa, perkuat lagi agar tidak ada orang yang berani menindas mu disini." Tegas Melinda.

"Baik ibu, aku mengerti." Senyum Tansy.

Setelah berbincang cukup lama, akhirnya Melinda pun pergi meninggalkan istana saat matahari mulai menunjukkan sinarnya. Melinda kembali ke rumahnya yang dulu saat bersama suaminya, rumah yang sederhana bahkan tergolong kecil untuk ukuran para bangsawan.

•••

Matahari mulai menunjukkan dirinya, Xera yang masih terlelap nampak terusik karena sinar matahari tersebut. Perlahan-lahan, bola mata berwarna merah itu mulai terbuka, yang pertama kali Xera lihat adalah dada wajah tampan sang kaisar.

Xera sedikit terkejut, namun dia kembali menetralkan rasa terkejutnya itu dengan menyentuh wajah kaisar. Terasa lembut dan halus.

"Tidurlah lagi." Ucap kaisar dengan memeluk erat pinggang Xera hingga keduanya semakin mendekat.

Mata Xera terpejam kembali, dia merasakan nyaman dalam tidurnya. Untuk sejenak, Xera melupakan rasa sedihnya yang mendalam.

"Nona!!!"

Xera terlonjak dari tempatnya, dia langsung duduk dan menatap dua orang wanita yang terlihat shock dengan kondisi Xera saat ini.

"Amy, Syua?" Kaget Xera, dia melirik kaisar yang masih terbaring dengan santai.

"Nona, siapa dia?" Heran mereka berdua, mereka ingin mendekati Xera tapi itu tidak sopan karena ada laki-laki disampingnya.

"Dia, itu....." Xera menarik paksa lengan kaisar agar duduk bersamanya, mau tidak mau kaisar pun ikut duduk disamping Xera. Kaisar menatap dua pelayan Xera yang terlihat shock dan tak percaya.

"Ya?" Tanya kaisar pada Amy dan Syua.

"Itu, nona... Yang mulia, ahh selamat pagi yang mulia kaisar." Tunduk mereka yang langsung bersujud dilantai, Xera menghela nafas berat. Dia bangun dari tidurnya dan berjalan menuju cermin, tapi sebelum itu Xera mengambil kimono tidurnya untuk menutupi dress tidurnya yang pendek.

"Kemarilah." Ucap Xera pada mereka berdua yang langsung bergegas, sesekali mereka melirik kaisar yang justru kembali merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur Xera.

"Nona, bagaimana bisa dia ada disini?" Bisik Syua.

"Apa nona di ancam olehnya?" Tanya Amy lagi.

"Lupakan, bagaimana dengan hasil penyelidikan?" Tanya Xera, dia tidak peduli dengan sosok laki-laki yang saat ini masih terbaring di ranjang.

"Semuanya sudah kami selidiki namun semua Mentri dan juga para jajarannya tidak ada yang terbukti bersalah." Jelas Amy.

"Benarkah? apakah dia raja dan putra mahkota?" Tanya Xera, dia menatap dirinya didepan cermin. Wajahnya yang cantik terlihat menyeramkan dengan sorot mata yang datar dan penuh kemarahan.

"Itu benar nona." Angguk mereka berdua.

Xera tersenyum miring, dia menyisir rambutnya dengan santai. Sorot matanya masih tetap sama, datar dan dingin.

"Kirimkan surat tagihan dari toko kita, suruh raja untuk melunasi nya sekarang. Jika tidak, ambil kembali semua senjata yang mereka beli. Lalu, umumkan jumlah kekayaan mall milikku agar semua orang tahu bahwa kerajaan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan toko yang saat ini sedang populer." Jelas Xera.

"Baik nona."

"Buat pihak kerajaan meminta bantuan pada ku, ahh maksudku mengemis." Senyum Xera.

"Ehh baik nona."

Xera berjalan kearah kaisar, setelah itu Xera duduk di sampingnya. Kaisar yang sedang tertidur langsung membuka matanya dan menatap Xera, Xera tersenyum lebar.

"Aku tahu, kau bisa memerintah mereka untuk mengacau di kota." Ucap kaisar yang tahu dan paham apa yang saat ini Xera pikirkan.

"Sungguh?" Senang Xera.

"Ya, Ethel akan mengantarmu nanti." Angguk kaisar yang bangun dari tidurnya.

"Terimakasih." Senang Xera yang memeluknya erat, kaisar terdiam namun dia kini membalas pelukannya.

Amy dan Syua hanya diam membisu, keduanya terlihat seperti sepasang suami istri.

"Aku akan memberikan surat tagihan pihak kerajaan untuk mu, anggap saja aku memberikannya sebagai hadiah karena kau telah memberikan persenjataan untuk kekaisaran." Senyum kaisar.

"Hutang maksud mu?" Tanya Xera untuk memastikannya.

"Ya." Angguk kaisar.

"Berapa banyak kerajaan memiliki hutang padamu? apakah sangat banyak?" Tanya Xera penasaran.

"Setengah dari modal mall mu, apakah itu besar?" Tanya kaisar, hal itu membuat Xera melongo dengan mulut yang terbuka lebar.

"Luar biasa!!!" Kagum Xera.

"Kau bisa menggulingkan kerajaan dengan mudah, aku bisa membantumu jika kau mau."

"Tidak, tidak. Terlalu dini untuk menggulingkan pihak kerajaan, aku hanya ingin membuat mereka tidak tenang. Biarkan kerajaan ini hanya tinggal cangkang, aku akan menyiksa mereka secara perlahan-lahan!" Senyum Xera, sorot matanya terlihat berbeda.

Kaisar menyentuh rambut Xera dan mengelusnya pelan, dia suka melihat ekspresi Xera yang penuh intimidasi dan kemarahan. Sangat cantik!

"Aku harus kembali, ada sesuatu yang belum aku selesaikan. Jika kau membutuhkan sesuatu, katakan saja pada Ethel." Senyum kaisar.

Xera mengangguk paham, dia tersenyum pada kaisar yang mulai bersiap-siap untuk pergi. Sebelum pergi, kaisar menyempatkan dirinya untuk mengecup kening Xera dan Xera tidak mempermasalahkan hal tersebut, dia benar-benar senang karena kaisar memberinya hak penuh untuk mengendalikan para iblis.

"Nona, dia...."

"Ya, dia raja iblis yang legendaris itu. Bersiaplah, aku akan pergi ke hutan larangan yang ada di kekaisaran." Senyum Xera.

"Apa yang akan anda lakukan, nona?" Heran mereka, mereka benar-benar penasaran.

"Tentu saja mengacau, setelah persenjataan di ambil kembali oleh pihak kita, barulah kita membuat kekacauan di pinggir hutan. Raja pasti membutuhkan banyak biaya untuk perbaikan, aku ingin dia mengemis padaku untuk biaya tersebut." Senyum Xera, dia benar-benar ingin mengendalikan pihak kerajaan.

"Nona, anda ingin mengakuisisi kerajaan?" Kaget Syua, Xera hanya diam dan tersenyum. Tanpa membalas pun, keduanya paham dan mengerti. Wajah mereka berdua pucat, Xera yang sekarang ternyata sangat mengerikan!!!