Drasha, si gadis desa yang cantik dan polos tiba-tiba diklaim sebagai keturunan keluarga Alveroz yang hilang 15 tahun silam.
Kecuali Nyonya besar Alveroz, tidak ada dari keluarga itu yang menerima Drasha. Bahkan dua orang yang katanya mama papa biologis Drasha lebih mengutamakan sang anak angkat.
Bagi mereka, Drasha adalah putri palsu yang hanya ingin memanfaatkan harta keluarga Alveroz. Sementara itu, sang anak angkat yang pandai mengambil hati keluarga, membuat posisi Drasha semakin terpojok.
Tapi, tanpa mereka semua tahu, Drasha bukan ingin memeras harta keluarga Alveroz melainkan dia membawa dendam dalam hatinya.
Siapa Drasha sebenarnya? Apakah dia memang putri palsu atau justru putri asli keluarga Alveroz? Dendam apa yang membuat Drasha memasuki keluarga Alveroz?
Yuk temukan jawabannya di cerita Drasha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa Adriel Tahu?
Di ruangan balet sekolah, sinar matahari menciptakan siluet tubuh-tubuh ramping yang bergerak dengan anggun. Di tengah mereka, seorang gadis cantik berdiri depan. Itu Cherryl. Terlihat dia memakai seragam balet berwarna lembut dengan rambut yang disanggul rapi.
Tubuh lentur gadis itu bergerak dengan ujung kakinya sebagai penopang, lalu kakinya yang lain terangkat lurus ke belakang.
Dia sedang melakukan posisi arabesque. Lengannya yang sama dengan kaki penopang mengarah ke depan, sementara lengan yang lain ke belakang.
Meski, keringat sudah menetes di pelipisnya, Cherryl lanjut menari. Dia lalu mengakhiri tariannya itu dengan lompatan ringan dan mendarat nyaris tanpa suara.
"Oke, cukup untuk hari ini, anak-anak," kata pelatih wanita berambut kemerahan.
Para anggota balet tersebut segera berhamburan dari posisinya. Ada yang masih tinggal bergosip, ada juga yang masih lanjut latihan. Sementara, Cherryl langsung berjalan, meninggalkan ruangan yang didominasi oleh kaca itu.
Di salah satu sudut ruangan dia mendengar empat anggota balet menyebut nama Drasha yang jadi topik hangat lagi HouseLine.
Cherryl menarik napas dalam-dalam lalu mempercepat langkahnya.
Ketika tiba di ruangan ganti, dia tidak segera menanggalkan pakaian baletnya. Cherryl langsung menuju loker dan mengambil hapenya yang dia simpan dalam sana.
Detik berikutnya, Cherryl merasakan gejolak emosi yang menggempur dadanya. Mata gadis itu membelalak, wajahnya memerah, mata dan bibirnya berkedut kesal.
Siapa lagi penyebabnya kalau bukan satu nama … Drasha.
Ya, Cherryl melihat video Drasha yang sedang bermain biola dengan lihai dan sangat mengesankan di aplikasi HouseLine.
Dia sangat tahu mama Tamara juga sangat pandai bermain biola.
"Huh, lo makin ke sini, makin ngeselin, yah, Drasha." Cherryl menurunkan tangannya, lalu melangkah pelan ke depan cermin.
Tinju mengepal kuat di susu tubuh gadis itu.
"Lo pasti mau narik perhatian mama gue dengan permainan biola lo itu." Cherryl menyorot tajam. Satu tetes air berhasil jatuh ke pipinya.
Dia menarik napas dalam-dalam lalu mengangkat hapenya dan masuk ke website misterius. Roos.
Dia menghubungi Mr. D yang tempo hari dia minta untuk mencari tahu soal Drasha.
Lyrre:
Gimana informasi soal Drasha
Kok lama banget
Mr. D:
Be patient
Semua butuh proses
Lyrre:
Oke saya punya tugas tambahan
Bayarannya segera saya transfer setelah kamu setuju
Mr. D:
Apa itu, princess
Lyrre:
Bantu takedown berita soal permainan biola Drasha di HouseLine dan di mana pun itu
Tanpa sisa
Jangan ada jejak soal permainan biola dia
Mr. D:
Oke
Saya setuju
Setelah itu, Cherryl menukik kedua alisnya sambil tersenyum miring, memandangi pantulannya di cermin.
"Hmm, gue bakalan halangin semua strategi lo buat dapetin posisi gue sebagai putri tunggal Riovandra dan Tamara Alveroz, Drasha." Cherryl menyeka setitik air di pipinya dengan jari telunjuk.
***
"Cheers!"
Drasha dan Rachelle bersulang dengan gelas minuman mereka, lalu menyesap sedotan dari gelas bersama-sama. Mereka sedang duduk di sebuah kafe yang posisinya tidak jauh dari Alveroz Highschool.
"Congrats, yah, Drasha, kamu diterima jadi anggota orkestra sekolah kita."
"Makasih, Rachelle."
"Hm..." Rachelle meletakkan gelas minumannya lalu menatap Drasha. "Tapi, yah, aku bingung, kenapa setiap pembahasan tentang kamu di HouseLine itu cepet banget kena takedown."
"Memangnya aku dibahas lagi?"
"Iya dong, sempet jadi hot topic lagi tadi, soal kamu yang main biolanya keren banget. Tapi, gak lama setelah itu, beritanya ilang, GONE."
"Yaudah, gapapa, Rachelle."
"Bukannya apa, Drasha. Kan kalau beritanya masih ada, orang-orang yang sering ngeremehin kamu karena berasal dari desa bisa dikasih paham." Rachelle menyimpulkan lengan di dada. "To be honest, aku gedeg banget denger kebanyakan orang-orang di auditorium tadi remehin kamu. Tapi, aku juga puas banget liat ekspresi mereka setelah kamu nampilin bakat main biola kamu yang super duper wah itu, mereka langsung diem terpukau."
Drasha menyunggingkan senyum.
"Eh, tapi aku juga sebenarnya kaget banget lho, Drasha. Aku nggak nyangka kamu bisa sehebat itu main biola. Apalagi aku denger-denger salah satu anak orkestra bilang kalau kamu mainin lagu paling sulit untuk pemain biola. Apa yang tadi tuh … Panini… Cepi apa gituh."
"Caprice No. 24 karya Niccolò Paganini."
"Nah, iya itu deh pokoknya." Rachelle kemudian memajukan wajahnya sedikit. "Aku jadi penasaran, bakat biola kamu nurun darimana, Sha? Mama atau papa kamu, kakek atau nenek maybe?"
"Ummm, kayaknya ibu aku." Setelah menjawab Drasha langsung mengalihkan pembahasan. "Oh iya, kita jadi belajar, kan."
"Jadi dong," kata Rachelle.
Kedua gadis itu selanjutnya mengeluarkan buku-buku dan alat tulis mereka dari tas.
***
Setelah belajar bareng, Rachelle pulang lebih dulu karena dijemput oleh bodyguard wanitanya. Seperti biasa, Drasha menolak untuk diantar pulang.
Gadis itu keluar dari kafe sambil berkutat dengan hapenya.
Tiba-tiba – streschhhh…
Sebuah motor sport hitam berhenti tiba-tiba di dekatnya. Drasha sampai tersentak kaget karena mengira dirinya akan ditabrak.
Tadi pagi hampir kena tabrak hoverboard, sekarang motor sport.
Drasha pikir orang yang berbeda, tapi ternyata sama. Orang di atas motor sport itu sama dengan orang yang hampir menabraknya dengan hoverboard.
Adriel.
Cowok itu melepaskan helm fullfacenya dan merapikan rambutnya yang acak-acakan.
Dari motornya, Adriel menatap Drasha lurus. Tajam tapi tidak menusuk.
"Lo bukannya pulang nyelesain tugas gue, malah asyik nongkrong, yah, di sini." Adriel menoleh pada pintu kafe.
Drasha menghela napas tipis sambil memperbaiki posisi tali tas biolanya di pundak. "Nggak ada salahnya kan nongkrong, aku juga nggak harus nyelesain tugas-tugas kamu malam ini, kamu kan juga nggak bilang kapan harus selesaiinnya."
"Semuanya harus selesai malam ini. Kasih gue besok pagi, titik!"
Drasha memandang sekilas ke arah lain, lalu menatap mata Adriel. "Iya, nanti aku kerjain kalau sampai rumah."
"Yaudah, ayo gue anterin pulang," kata Adriel.
Drasha mengernyit heran. Kenapa sih dengan cowok ini?
"Jangan salah paham, gue bukannya modus nganterin lo balik, gue cuma mau lo cepet sampai di rumah supaya ngerjain tugas gue."
"Nggak usah, aku mau pesen ojek online kok."
"Udah naik aja sini, motor abang-abang ojol itu pada lemot. Pake motor gue cepet nyampenya." Adriel mengambil helm lain yang ada di jok belakang motornya.
"Aku bilang nggak usah," tolak Drasha lagi. "Kamu juga nggak tahu kan aku tinggal di mana."
"Siapa bilang? Gue tahu kok lo tinggal di mana."
"Oh ya?"
"Iya, lo tinggal di mansion keluarga Alveroz, kan?"
Drasha membeku sesaat. Dari mana Adriel tahu soal dia yang tinggal di kediaman Alveroz family?
Gadis itu juga teringat ketika Adriel menyebut dia tahu soal ibu Drasha. Siapa cowok ini? Kenapa dia tahu sebanyak itu tentang Drasha? Apa dia juga tahu tentang Drasha yang sebenarnya?
cwo yg di toilet restoran itu jg gk sih
penasaran bangt sm siapa drasha
beneran drasha asli ato plsu