NovelToon NovelToon
STEP FATHER FOR MY DAUGHTER

STEP FATHER FOR MY DAUGHTER

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Single Mom / Hamil di luar nikah / trauma masa lalu / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:40.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rona Risa

Cerita ini buat orang dewasa 🙃

Raya Purnama menikah di usia tujuh belas tahun setelah dihamili pacarnya, Sambara Bumi, teman sekelasnya yang merupakan putra pengusaha kaya.

Namun pernikahan itu tak bertahan lama. Mereka bercerai setelah tiga tahun menjalin pernikahan yang sangat toxic, dan Raya pulang kembali ke rumah ibunya sambil membawa anak perempuannya yang masih balita, Rona.

Raya harus berjuang mati-matian untuk menghidupi anaknya seorang diri. Luka hatinya yang dalam membuatnya tak ingin lagi menjalin cinta.

Namun saat Rona berusia tujuh tahun dan meminta hadiah ulang tahun seorang ayah, apa yang harus Raya lakukan?

Ada dua lelaki yang menyita perhatian Raya. Samudera Dewa, agen rahasia sekaligus penyanyi yang suara emasnya menguatkan hati Raya di saat tersulit. Alam Semesta, dokter duda tampan yang selalu sigap merawat Rona yang menderita leukimia sejak kecil.

Di antara dua pilihan, Raya harus mempersembahkan hadiah terindah bagi Rona.

Siapa yang akan dipilih Raya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CODE BLUE

"Kamu bisa jalan?"

Agselle mencoba berjalan, namun limbung. Kakinya terasa seperti jelly. Ia nyaris jatuh lagi.

"Bertahanlah."

Laki-laki itu menyelipkan belati di ikat pinggangnya. Ia kemudian mengangkat dan menggendong Agselle dengan mudah.

Baru berjalan beberapa langkah keluar kamar, tiba-tiba terdengar letusan tembakan.

"BAJINGAN!"

Makian Arga menggema di udara. Peluru itu menembus udara kosong saat lelaki penyelamat Agselle berhasil merunduk dan menghindar tepat waktu.

Arga kembali menembak. Lelaki itu menyusup ke bawah meja makan sambil tetap memeluk Agselle.

Tiba-tiba lelaki itu melepas pelukannya, sambil berkata, "Tetap di sini!"

Agselle mengerjap, meringkuk di bawah meja seperti bayi, ketakutan membuatnya susah bernapas.

Laki-laki itu menerobos keluar meja, menerjang lutut Arga hingga membuatnya jatuh terjengkang.

Keduanya bergulat dan saling menghantam.

Arga berhasil memukul kepala laki-laki bertopeng itu dengan pistolnya. Laki-laki itu sesaat terlempar ke samping, namun ia bangkit dengan cepat dan menendang tangan Arga hingga pistolnya terlempar.

Arga menggeram dan menyapu kaki laki-laki bertopeng itu, membuatnya terjatuh. Arga berusaha mengunci tubuhnya dan meninju kepalanya.

Laki-laki itu berhasil mencabut belati di pinggangnya, menyabet paha Arga yang menahan perutnya dan lengannya yang terayun di udara.

Darah mengucur deras. Arga melolong dan jatuh ke samping.

"Menyerahlah!"

Laki-laki bertopeng itu bangkit dengan goyah dan menodongkan pistolnya sendiri ke arah Arga. Pukulan Arga yang menyarang kepalanya cukup menyakitkan dan menimbulkan kunang-kunang di balik pandang.

Arga meringis, sayatan di lengan dan pahanya cukup dalam dan membikin nyeri. Napasnya memendek. Namun amarahnya kian membuncah--ia tak sudi kalah dari laki-laki bertopeng emas itu.

Nekat, Arga mencoba meraih pistol yang tergeletak di lantai dekat meja makan, beberapa meter darinya.

DOR!

Lelaki bertopeng itu melepas tembakan. Sebutir peluru melubangi tangan kanan Arga.

Arga meraung kesakitan sambil menitikkan air mata.

Agselle juga meneteskan air mata. Terguncang menyaksikan pertumpahan darah di depan matanya.

"Ugh..."

Laki-laki bertopeng itu memegang kepalanya. Limbung. Darah mengucur deras dari balik topengnya, membasahi dagu dan lehernya.

Tanpa dinyana, laki-laki bertopeng itu tersungkur dan pingsan.

Arga meringis kesakitan, namun hatinya melonjak kegirangan. Barangkali laki-laki bertopeng itu mengalami pendarahan akibat pukulan keras di kepalanya tadi. Setidaknya, hantaman Arga tidak sia-sia.

Arga menarik napas dalam-dalam. Ia harus bisa menahan rasa sakit akibat luka-luka dalam di tubuhnya. Pertarungannya belum selesai.

Ketika Arga hendak meraih pistolnya, ia terkejut melihat senjata miliknya itu raib entah ke mana.

"Hentikan..."

Agselle sudah berdiri beberapa meter di depannya, tangannya yang gemetar mengacungkan pistol Arga ke kepala Arga.

"Ja-jangan bergerak!"

Arga tak bisa menahan diri untuk terbahak.

"Memang kamu bisa membunuhku, matahariku?"

Wajah Agselle sepucat mayat. Air matanya membanjir.

"Tidak, Sayang, kamu tidak bisa membunuhku," kata Arga kalem. "Kemarilah. Aku tidak akan menyakitimu. Kita harus pergi sekarang."

"Tidak...!"

Agselle melepas tembakan dengan panik. Pelurunya menggores bahu Arga dan melubangi lantai kayu.

Arga berteriak marah dan menerjang Agselle. Agselle terhempas ke lantai, kepalanya membentur dinding. Rasanya sangat menyakitkan.

"Perempuan bodoh! Kalau Bos Besar sudah mengizinkanmu mati, aku sendiri yang akan membunuhmu!" maki Arga sambil merebut pistolnya. Tanpa ampun ia menendangi wajah dan tubuh Agselle hingga wanita cantik itu memuntahkan darah.

Tolong...

"HENTIKAN! KAMU BAJINGAN!"

"SIENNA, JANGAN!"

Segalanya terjadi begitu cepat. Entah bagaimana Sienna tiba-tiba muncul dan berlari ke arah Arga. Ekspresinya murka dan tangannya mengayunkan sebuah batu besar ke kepala Arga.

DOR!

DOR!

Sebutir peluru menembus perut Sienna. Di saat yang sama, sebutir peluru juga menembus kepala Arga.

Keduanya merosot ke lantai, bersimbah darah, tak bergerak.

"SIENNA!"

Agselle menjerit histeris. Semua kesakitannya kini berpusat di relung hatinya. Dahsyat menyiksa. Ia bangkit dan berusaha meraih Sienna dalam pelukannya, namun ia terjatuh di lantai, terluka dan tidak berdaya.

"Tidak... Sienna..."

Agselle bersusah payah merayap maju--sekujur tubuhnya sakit, berdarah, lemah, gemetar.

Tiba-tiba sesosok lelaki ramping dan tak asing di mata Agselle sudah berlutut di sisi Sienna. Tangan kirinya menggenggam pistol, tangan kanannya mengecek denyut nadi di leher Sienna.

"Dia sekarat," gumam lelaki itu. Ia meraih walkie-talkie di ikat pinggangnya dan bicara dengan cepat.

"Raka Garuda di sini. Gagak hitam tewas. Satria Garuda terluka parah. Satu korban sekarat, Sienna Adams. Satu korban luka parah, Agselle Adams. Misi penyelamatan darurat. MPJX+F9. Kuulangi. Misi penyelamatan darurat. MPJX+F9. Code Blue. Code Blue."

***

Satu jam sebelumnya, di kantor William Adams, sesaat sepeninggal Raka Garuda, suasana hening namun begitu mencekam.

William duduk diam di kursinya, fokus mengetik sesuatu di ponselnya. Al memandang lurus William sambil merangkul Sienna. Sienna menunduk menatap karpet, air mukanya pucat dan bibirnya mengatup rapat.

Aku tidak bisa berdiam diri begini... aku harus melakukan sesuatu!

Sienna bangkit dari sofa dan berjalan meninggalkan kantor William.

"Sienna!" tegur Al, kaget.

"Kamu mau ke mana, Nak?" tanya William tajam.

"Toilet," sahut Sienna tanpa menoleh. "Perutku sakit."

Al dan William bertukar pandang penuh arti. Al tahu apa yang diinginkan William, dan apa yang harus dilakukannya.

Al mengangguk dan cepat-cepat menyusul Sienna.

"Sienna, tunggu..!"

"Aku mau ke toilet! Jangan ikuti aku!" bentak Sienna, wajahnya merah padam.

Al terdiam. Sienna jarang membentaknya. Al tahu Sienna berbuat seperti itu jika ingin menjauh darinya, persis dua tahun lalu, saat Sienna menuntut cerai karena merasa gagal menjadi istri dan ibu yang baik.

Kali ini, Al tahu Sienna ingin menjauh karena merencanakan sesuatu. Ia pasti nekat ingin menuju tempat Agselle, apapun cara dan resikonya.

"Sienna," Al menangkap lengan Sienna, tak gentar meski Sienna memberinya tatapan garang seperti harimau yang siap menerjang. "Kamu tidak boleh gegabah..."

"Code Blue! Code Blue! Ruang PICU 4! Pasien anak Dimas Saloka, penyakit jantung bocor! Code Blue! Code Blue!"

Al dan Sienna terlonjak. Alarm dan suara pemberitahuan itu menggema jelas di seluruh penjuru rumah sakit melalui speaker yang tertanam di langit-langit. Seorang pasien anak berada dalam kondisi gawat darurat, dan membutuhkan penanganan medis dari para spesialis secepatnya.

"Dimas!" pekik Sienna. Anak itu sempat menjadi pasien Sienna, namun saat Sienna cuti, penanganan Dimas jatuh ke tangan Al, seperti Rona. Setelah Sienna kembali, Dimas masih dalam perawatan Al karena orangtuanya yang meminta begitu. Jadi jika terjadi situasi darurat seperti ini, Al-lah yang seharusnya paling bertanggung jawab menangani dan memberikan pertolongan kepada Dimas, apalagi ia masih berada di rumah sakit.

Al mengejar Sienna. Dalam hati ia mencemaskan Dimas namun juga bersyukur Sienna langsung melupakan niatnya dan lebih mengikuti naluri kedokterannya untuk menyelamatkan nyawa pasien, meski pasien itu bukan lagi tanggung jawabnya.

Keduanya berlari menuruni tangga darurat dan sampai di Ruang PICU 4 yang terletak di lantai dua.

Beberapa perawat hilir mudik. Orangtua Dimas berdiri di luar pintu, wajah mereka basah oleh air mata.

"Dokter, tolong selamatkan anak saya...," isak ibu Dimas, tatapannya kepada Sienna dan Al penuh permohonan.

"Jangan khawatir, Bu, kami akan melakukan segalanya untuk menolong Dimas," jawab Sienna cepat. "Ayo, Dokter Al!"

Sienna dan Al memasuki kamar perawatan intensif. Dimas tergeletak tak sadarkan diri di atas ranjang dengan sejumlah alat dan kabel menempel di tubuhnya. Garis lurus terpampang di monitor pendeteksi detak jantung.

"Henti jantung, Dok."

Perawat membacakan detil data kondisi terakhir Dimas. Al memasang stetoskop dan memeriksa Dimas dengan cepat dan teliti.

"Siapkan defribilator!" perintah Al. "Dokter Sienna, aku mau kau--"

Sejenak Al membeku. Sienna sudah tidak ada di ruangan.

"Defribilator sudah siap, Dok!"

Perawat menjulurkan alat kejut jantung itu ke tangan Al. Perasaan dan benak Al berkecamuk tak karuan. Di hadapannya, seorang anak terombang-ambing di batas tipis antara hidup dan mati. Di saat yang sama, perempuan yang sangat dicintainya baru saja melarikan diri. Menyongsong maut.

Apa yang harus kulakukan?

"Dokter Al!" perawat di dekatnya menyeru penuh peringatan.

Al menarik napas dalam-dalam. Menguatkan batin, meski air matanya hampir jatuh.

"Persiapkan daya 150 joule! Sekarang!"

***

Maafkan aku, Al...

Sienna berlari ke parkiran dan secepat kilat masuk ke mobil ferrari merahnya. Ia berhasil keluar dari pintu palang parkir tepat saat jeep hitam yang dikendarai Raka Garuda meluncur ke jalan besar.

Sienna tahu mobil yang dikendarai Raka adalah jeep karena ia melihat kunci mobil itu tergantung di ikat pinggang Raka, tampak jelas saat Raka menyibak mantelnya untuk merogoh ponsel di saku celananya.

Sepintas, mata tajam Sienna juga melihat sebuah walkie-talkie dan dua pucuk pistol tergantung di sana, serta dua bilah belati.

Sienna juga sempat mengakses rekaman CCTV lahan parkir rumah sakit pagi ini melalui ponselnya saat kabur dari Ruang PICU 4 menuju lobi depan. Pagi ini, hanya ada satu jeep hitam yang memasuki area rumah sakit.

Sudah jelas itu mobil Raka Garuda.

Sienna membuntuti jeep hitam itu dengan jarak aman. Ia tak mau kentara membuntuti Raka.

Sienna tahu perbuatannya ini sangat nekat dan beresiko. Tapi Sienna tidak bisa tinggal diam. Nyawa Agselle dalam bahaya. Ia sudah pernah merasakan pedihnya kehilangan anggota keluarga yang sangat dicintainya. Ia tak mau merasakan penderitaan itu lagi.

Agselle memang bukan kakak kandungnya. Ibu Agselle, istri pertama William Adams, adalah wanita blasteran Jerman-Indonesia yang juga seorang dokter spesialis anak, bernama Giselle Shensbach. Giselle meninggal karena kecelakaan saat Agselle berusia dua tahun.

Tiga tahun kemudian, William menikahi ibu Sienna, perempuan jelita berdarah Jawa yang juga seorang praktisi yoga dan meditasi kundalini, bernama Syifa Mandala. Sienna lahir dua tahun setelahnya.

Sejak kecil, Agselle sangat menyayangi dan melindungi Sienna. Mereka seperti berbagi nasib yang sama sebagai anak berdarah campuran--rawan lirikan dan rundungan karena fisik mereka berbeda. Agselle selalu pasang badan jika ada yang mem-bully atau mengejek Sienna. Sienna selalu berterima kasih dan memuja Agselle karenanya.

Agselle dan Sienna sangat dekat dan selalu bersama sejak kecil. Mereka hanya sempat terpisah setelah Agselle lulus kuliah kedokteran spesialis di Amerika dan harus pulang ke Indonesia. Agselle digadang-gadang menjadi direktur rumah sakit CHC dan kelak mewarisi kepemilikan rumah sakit itu jika William wafat.

Meski tak akan mewarisi apa-apa dari usaha ayahnya, Sienna tidak berkecil hati atau iri. Ia selalu memuja Agselle, tahu Agselle sangat layak mendapat itu semua. Sienna berjanji akan mendampingi Agselle menjalankan tugasnya sebagai pewaris bisnis Adams suatu hari nanti.

Karenanya begitu lulus, Sienna langsung mengajukan diri dan diterima bekerja di rumah sakit terbaik di dunia. Ia bertekad menyerap ilmu dan pengalaman sebanyaknya di Amerika sebelum pulang dan menerapkannya di Indonesia, khususnya di rumah sakit CHC.

Namun entah bagaimana, Agselle tiba-tiba memutuskan menikahi seorang lelaki yang tidak direstui William dan keluarga besar Adams. Semua tidak setuju karena Arga Wilis adalah mantan narapidana kasus perampokan. Sienna juga sempat menghubungi Agselle, meminta kakaknya memikirkan ulang baik-baik keputusannya itu.

Namun, hal itu justru memicu sikap dingin Agselle. Sejak saat itu, Agselle sengaja menjauh darinya, dari semua keluarganya. Ia bahkan rela meninggalkan warisannya, sehingga jabatan direktur rumah sakit CHC dan kepemilikannya kelak jatuh ke tangan Sienna.

Tujuh tahun lalu, Agselle bercerai dan kembali ke keluarga Adams. Meski Agselle mengungkap ke publik bahwa alasannya cerai adalah Arga tak terima dirinya mandul, tetapi Sienna tahu Arga dijebloskan ke penjara karena telah menganiaya kakaknya.

Sienna membenci mantan suami Agselle yang tak pernah ditemuinya itu. Namun di sisi lain, Sienna bersyukur, Agselle akhirnya pulang. Hubungan mereka kembali rekat dan hangat. Seperti saat mereka sering bermain dan berceloteh dan bernyanyi bersama waktu kecil dulu. Sienna sangat mensyukuri itu.

Dan sekarang, Sienna tak mau kehilangan Agselle. Apapun resikonya, ia akan membawa pulang Agselle.

Bajingan itu sudah tega menyiksa Agselle berkali-kali seperti ini... tak akan kuampuni!

***

Sienna menghentikan mobilnya di antara pepohonan, dekat dengan sebuah pondok kayu yang juga merupakan villa pribadi keluarga Adams yang terletak di hutan barat.

Di tengah jalan tadi, Raka sadar Sienna membuntutinya--mungkin Raka melihat ferrari merah miliknya di kaca spion jeep-nya. Barangkali Al dan ayahnya sudah memperingatkan Raka bahwa Sienna telah kabur dan kemungkinan besar membuntutinya.

Raka pun sigap meningkatkan kecepatan, meliuk mulus di antara kendaraan lain. Ia sangat mahir mengemudikan mobilnya. Persis seperti Dominic Toretto di seri film Fast & Furious. Dalam sekejap, jeep hitam itu lenyap entah ke mana.

Sienna menggeram. Tapi ia tidak putus asa. Otak cerdasnya bekerja cepat.

Ia tahu jalur ini. Mereka tidak menuju bandara--jalan ini adalah urat nadi yang menghubungkan kota di selatan pulau dengan kota di barat pulau. Di antaranya, membentang hutan barat yang terkenal rimbun dan sebagian wilayahnya menjadi area konservasi spesies burung langka.

Keluarganya punya satu villa pribadi di kawasan hutan itu, yang jarang dikunjungi setelah kakek dan nenek Sienna meninggal. Villa itu dibangun sebagai rumah peristirahatan pribadi dan terakhir mereka yang sangat mencintai alam.

Jelas bukan kebetulan Raka lewat jalur ini. Ia seperti diburu waktu--tak mungkin ia akan meninggalkan pulau dengan pelayaran feri di pelabuhan ujung barat pulau dan bukannya dengan pesawat. Sienna mendapat firasat kuat, Agselle dan Arga masih ada di pulau ini. Mungkin tiket penerbangan ke Sumatera tempo hari itu tipuan.

Dan bagi Sienna juga, villa keluarganya di hutan barat adalah tempat persembunyian dan penyekapan yang sempurna. Siapa yang akan menduga putri sulung William Adams dikurung di salah satu villa pribadinya sendiri?

Bajingan licik! Tak akan kumaafkan!

Keyakinan Sienna semakin kuat saat melihat jeep hitam terparkir di antara pepohonan, beberapa meter di depannya. Raka Garuda berdiri di samping mobilnya, mengawasi pondok kayu yang terlihat jelas di antara celah rimbun pohonan. Sepucuk pistol siaga di tangannya.

Sienna mengambil batu besar di dekat kakinya. Ia juga siap menyerang. Dendam dan amarah begitu membakar hatinya.

DOR!

Suara tembakan dari dalam pondok itu begitu mengguncang Sienna.

Agselle!

Sienna berlari menuju pondok tanpa pikir panjang. Lompatannya panjang dan kilat seperti seekor kijang. Raka terkejut saat melihat sosok Sienna melewatinya begitu saja, terang-terangan menuju pondok.

"Berhenti!"

Sienna tak peduli. Ia menerjang pintu pondok.

Sosok Agselle terkulai di lantai dekat dapur, lemah dan berdarah, sementara Arga menghajarnya habis-habisan.

"HENTIKAN! KAMU BAJINGAN!" teriak Sienna, dengan murka ia melompat maju sambil mengayunkan batu di tangan.

"SIENNA, JANGAN!" Raka berhasil menyusul, wajahnya pias. Ia melihat Arga mengarahkan pistol ke tubuh Sienna. Secepat kilat, Raka membidik dan menembakkan peluru ke arah Arga.

DOR!

DOR!

Di depan mata Sienna, sebutir peluru yang ditembakkan Raka menembus dahi Arga. Darah mengalir turun di antara kedua alisnya. Matanya hampa saat raganya kehilangan nyawa dan jatuh ke lantai.

Di saat yang sama, Sienna merasakan panas dan sakit luar biasa menembus ulu hatinya. Peluru Arga telah melubangi lambungnya. Air mata menggenang di pelupuk mata Sienna. Sekujur tubuhnya lemas.

Ia tahu, ia juga kalah.

Saat ia tergeletak di lantai, ia hanya bisa menatap hampa langit-langit. Entah bagaimana, wajah Al membayang indah di sana. Bercahaya lembut penuh cinta.

Seperti malaikat.

Maafkan aku, Al. Aku mencintaimu.

***

1
anjurna
Nggak tau harus berkata-kata apa di bab ini. Bingung bagaimana menyikapi tindakan Sam. Tau Sam ingin terbebas dari Al, tapi caranya itu loh...😔😔😔

/Rose//Rose//Rose/ untuk Kakak Author...
Rona Risa: thanks kak ❤️❤️❤️
total 1 replies
anjurna
Ayo Sam. Aku paham betul kebencianmu dengan Al dan seluruh keluarganya.
anjurna
Mereka masih sekolah dan belum menikah. Bapak gemblung iki😫😫😫
Rona Risa: crazy emang 😅😅😅
total 1 replies
anjurna
Begitu sulit hidup mu Sam.
Rona Risa: sangat 🥲🥲🥲
total 1 replies
anjurna
Sisil! Kamu sama nggak warasnya seperti sodarmu!!!
Rona Risa: kembar sih 🤧🤧🤧
total 1 replies
anjurna
Kasihan Sambara.
anjurna
Ada orang gila. Alvaro bener-bener gila😭😭😭
Rona Risa: ada emang... banyak... beruntung kalau gak ketemu atau berurusan sama mereka 🥲
total 1 replies
anjurna
Seperti Rona saat itu. Terpenjara di mansion😔😔😔
anjurna: Bahkan setelah keluar dari mansion pun cobaannya mereka ada aja. Sam yang masuk kandangnya Alvaro. Kalau Rona sakit😢😢😢
Rona Risa: like father like daughter 🥲🥲🥲
total 2 replies
anjurna
Ya, ampun. Terkejut aku. Renatta masih bocil loh😱😱😱🤦‍♀️
anjurna: Nggak tau sama atau beda, tapi aku juga pernah lihat berita seperti itu. Waktu lihat sedih, merinding dan nggak habis pikir😭🤧🤧🤧
Rona Risa: renatta masih mending... itu di berita ada anak tk nyabulin temennya gimana coba kak... kejadian nyata... tk lho tk 😭😭😭
total 2 replies
anjurna
Kenapa jadi bersedih-sedih?😢😢😢🤧
Rona Risa: karena masa lalunya rumit 🥲🥲🥲🥲
total 1 replies
anjurna
Lah Samudera gimana, Sam.
anjurna: Dukunglah Samudera, Sam🤣🤣🤣
Rona Risa: gak dipikirin sama dia... 🤧🤣
total 2 replies
anjurna
Al hanya bisa pasrah😁😁😁
Rona Risa: harus tahu diri 😅
total 1 replies
F.T Zira
🌹untuk Sam
Rona Risa: thankss ❤️❤️❤️
total 1 replies
F.T Zira
hatiku di porak poranda oleh ka author😭😭😭
dua Sam memiliki kisah tragis nya masing masing dan Raya yg tanpa sadar menjadi penyelamat mereka..
aku berharap Samudra sembuh tapi juga berharap Sambara bahagia
Rona Risa: hatiku juga porak poranda 🥲🥲🥲
total 1 replies
F.T Zira
tapi Raya justru keturunan Alvaro...
Rona Risa: sampai sini sambara belum tahu... 🥲🥲🥲
total 1 replies
F.T Zira
aku mau ngomel ngak jadi klo gini.. 😑😑😑
F.T Zira
ngomongin dirimu Ray🤭
Rona Risa: jelas 😆😆😆
total 1 replies
F.T Zira
hasutannya... aduhhh... gak ada yg bisa mlawan dah kalo gini
Rona Risa: hehehe 😂😂😂
total 1 replies
F.T Zira
😅😅😅 bandel sih.. masih di mobil juga😂..
Rona Risa: masih muda nggak pikir panjang 🙃🙃🙃
total 1 replies
F.T Zira
Sam menepati janjinya.. tapi menggunakan caranya sendiri..
diriku jadi dilema berat ini..😓😓😓
F.T Zira: peras otak banget.. tapi di sini jadi di perjelas sisi abu abu sembara jadi kelihatan. kakak top deh pokoknya/Heart/
Rona Risa: kakak kamu memahamikuuu 😭😭😭😭😅😅😅

mimpi buruk beneran aku abis nulis masa lalu sambara 🤧🤧🤧
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!