Legenda Kaisar Iblis

"Siapa orang bodoh yang sok jadi palawan?" Preman itu merasa jengkel. Namun saat mereka berbalik untuk melihat orang yang berbicara, ekspresinya langsung menegang.

Suaranya menjadi gemetar, mereka Tampa sadar mundur beberapa langka dan terjatuh di tanah. "Kamu, kamu."

Mereka ketakutan seperti melihat monster.

Qin yuan merasa penasaran dan berbalik untuk melihat apa yang membuat mereka ketakutan. Setelah itu dia juga terkejut dengan pemuda di depannya. Ini adalah anak yang di temui di jalan saat akan ke kota. Dia belum tau nama kakak ini karena dia menolak berkenalan dan melarikan diri begitu saja.

"kamu?" Kakek qin merasa tidak yakin.

"Dia?" Qin yue jatuh ketanah dengan tubuh terikat namun dia melihat dengan jelas siapa orang yang membuat para preman itu ketakutan.

Seorang pria tampan dengan pakaian lusuh itu berdiri di sana seperti pahlawan keadilan. Hal ini membuat hati kecil Qin yue bergetar. Dia merasa ada cairan halus yang masuk dan menghangatkan hatinya membuat jantung berdetak lebih cepat.

Dia pernah di dorong pada kondisi putus asa sekali. Setelah kematian ayahnya dia merasa sangat sedih. Dia berharap hari yang mengerikan itu tidak terjadi. Dan sekarang dia merasakan itu lagi, saat situasi mendorongnya pada titik putus asa. Dia merasa ingin menangis, melihat orang-orang yang dia sayangi menderita karenanya. Membuatnya merasa sakit.

Dia tidak ingin sedih seperti saat itu, jadi untuk kali ini dia tidak akan lari. Dia akan mengira akan diri untuk menyelamatkan orang yang di sayanginya. Seperti ayahnya saat itu, dia telah bertekad. Meski dia tau apa yang akan terjadi pada dirinya setelah itu, dia tidak merasa menyesal.

Akan tetapi, pada saat ini seorang telah menolongnya. Dari rasa keputusan asa an dan kesediannya selama ini telah di angkat semua. Pria itu seperti cahaya di kegelapan gua, membuatnya merasakan sesuatu yang di sebut harapan.

Perasaan ini sulit di ungkapkan. Saat dia melihat pria yang berdiri penuh keberanian ini. Dia merasa, jika ada pria ini di sampingnya tidak akan ada ketakutan di hatinya. Karena pria ini membuatnya merasa aman.

"Apa yang terjadi?" sosok pemuda itu akhirnya bertanya.

Mendengar pertanyaan itu membuat preman itu ketakutan, ini adalah orang yang menghajarnya beberapa waktu yang lalu. Kenapa anak ini di sini?

Qin yuan menjawab dengan dengan kesulitan. "Mereka menabrak kakek dan berkata kalo kakek sudah mengotori baju mereka lalu meminta ganti rugi."

"Apa mereka yang memukuli mu?"

Qin yuan mengangguk sebagai tanggapan.

Melihat hal ini Wu Sheng menatap tajam orang-orang itu. Dia dalam suasana hati yang tidak baik baru-baru ini. Dan ada orang bodoh yang membuat keributan, sehingga membuat banyak orang menghalangi jalannya. Dia yang tadinya kesal menjadi lebih kesal.

Karena tidak ada tempat untuk melampiaskan Amara bagaimana kalo memukul bajingan itu lagi. Dia akhirnya menggunakan kedok seperti palawan keadilan untuk melepaskan kekesalannya.

Wu Sheng mulai maju dan berniat menghajar preman-preman ini. Para preman mencoba menjelaskan diri mereka, mengatakan kalo mereka tidak bersalah. Namun Wu Sheng tidak perduli dan mulai mengajari mereka dengan beberapa pukulan.

Para preman itu tidak berani melawan dan mendapat banyak pukulan dari Wu Sheng. Orang-orang bahkan merasa bingung dengan apa yang mereka lihat. Para bajingan itu membawa senjata tapi tidak menggunakannya. Dan seorang anak muda dengan tangan kosong menghajar mereka dengan muda.

Orang-orang mulai mengutuk dalam hati. Untuk apa anda membawa senjata jika tidak di gunakan. Apa itu semua adalah mainan? Jadi itu hanya untuk menggertak dan mengancam?

Rasa takut mereka terhadap preman pasar ini benar-benar sia-sia. Baru sekarang mereka tau kalo orang-orang ini pengecut.

Kakek qin dan 2 orang yang tadi di tindas menjadi sangat terkejut. Tidak mengharapkan pemuda yang secara acak mereka temui akan menyelamatkan mereka dalam kondisi ini. Mereka juga sangat puas melihat preman-preman itu di pukuli.

Para preman itu akhirnya terkapar dan tergeletak di tanah. Beberapa orang bahkan kesulitan untuk berdiri. Mereka bahu-membahu untuk pergi dari tempat ini secepatnya.

Wu Sheng tersenyum puas saat pekerjaan nya sudah selesai. Setidaknya ini bisa menenangkan sedikit kemarahannya karena kehilangan koin. Setelah itu dia berjalan dan berniat pergi.

"Tunggu." saat Wu Sheng berniat pergi suara seorang wanita terdengar.

Wu Sheng berbalik untuk melihat. Gadis cantik ini adalah apa yang dia temui di jalan saat itu. Kakek tua sudah melepaskan dari ikatan tali. Tapi jujur saja Wu Sheng lupa dengan namanya. Wu Sheng memilki kesan yang buruk tentang rombongan ini jadi dia dengan cepat melupakannya saat itu. Apalagi dengan berbagai banyak hal yang terjadi baru-baru ini, membuat Wu Sheng melupakan segalanya.

"Ada apa?"

"Terima kasih." katanya dengan wajah memerah.

Melihat wajah cantik itu membuat jantung Wu Sheng berdetak lebih cepat. Dia tiba- tiba merasa ingin memeluknya dan mencium gadis ini.

Sial, tidak heran anda membawa masalah! Anda terlalu cantik!

Saat itu gadis ini memiliki wajah yang dingin. Namun itu benar-benar berbeda setelah dia menggunakan wajah imut dan sedih seperti wanita lemah. Hati kecil Wu Sheng yang baru dalam masa puber benar-benar telah jatuh.

Wu Sheng segera menenangkan diri.

"Tidak masalah, mereka juga menggangguku pagi ini, jadi aku hanya mengajari mereka beberapa hal." Wu Sheng menjawab dengan senyum.

Qin yue akhirnya memahami kenapa bajingan ini ketakutan pada pria ini saat itu. Lalu dia bertanya dengan malu-malu. "Apa kamu ingin kembali ke desa?"

Melihat arah yang di tuju Wu Sheng, dia seharusnya akan meninggalkan kota ini.

"Benar, ada apa?"

Qin yue menundukkan dan wajahnya menjadi lebih merah. "Bisa kita pergi bersama, kami juga sudah selesai dengan urusan di sini."

Wu Sheng sedikit batuk untuk menenangkan diri. Gadis ini terlalu imut sialan!

Setelah menghela nafas dia menyetujuinya. "Baiklah kita akan berangkat bersama, apa ada hal lain yang ingin kamu cari. Aku bisa menunggu sebentar."

Wajah Qin yue berseri-seri mendengar jawaban Wu Sheng. Dia berkata dengan antusias. "Tidak ada, mari berangkat."

"Baiklah mari berangkat." Wu Sheng mengangguk sebagai tanggapan.

Banyak hal terjadi hari ini membuat Wu Sheng lelah. Mereka akhirnya memutuskan untuk menginap di penginapan kecil sebelum pergi besok.

Wu Sheng masih menyimpan beberapa perak untuk di pakai semalam. Penginapan itu tidak terlalu mewah jadi harganya tidak terlalu mahal.

Setelah paginya, ke empat orang akhirnya meninggalkan kota.