NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Mr Billionare

Jerat Cinta Mr Billionare

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:21.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

"Jangan terlalu berlebihan Alya, ingat pernikahan kita ini hanya pura-pura. Kita menikah bukan karena keinginan kita, jalani saja sewajarnya. Jangan berharap aku akan menjamahmu!"

Alya Adelia Wijaya. Gadis muda yang statusnya masih pelajar, harus merelakan masa mudanya untuk menikah dengan seorang pria yang menjadi pilihan orang tuanya.

Tanpa sepengetahuannya, orang tuanya sudah menjodohkannya semenjak mereka masih kecil dan Alya sendiri tidak pernah tahu kalau dirinya ternyata sudah dijodohkan.

Setelah menikah, ia merasakan kehidupannya berubah drastis. Awalnya dimanja oleh orang tuanya, kini harus mengabdikan hidupnya pada suaminya yang selalu bersikap dingin dan jutek.

Mampukah Alya membuat pria jutek itu berubah sikap dan bisa menerimanya dengan baik?

Atau mungkin dia putuskan untuk meninggalkan pria yang tidak pernah menganggapnya sebagai pasangan?

Cover: free licence, freepik.com

Edit : sampul buku written by Ika Dw.



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Bimbang

Untuk menyenangkan kedua orang tuanya, Rivaldo memutuskan mengajak kedua orang tuanya dan juga istrinya jalan-jalan dan juga makan malam di luar. Rivaldo melihat Alya begitu bahagia dengan keberadaannya di luar dia bahkan sudah tidak begitu canggung dengan kedatangan mertuanya.

"Wah ternyata kehidupan di luar jauh lebih enak daripada di dalam terus. Sayang sekali, baru kali ini aku diajak makan malam di luar. Setiap hari aku hanya mengurung diri di dalam kamar, rasanya jenuh sekali."

Gadis itu menggerutu mencibir sang suami yang tidak pernah mengajaknya makan malam di luar atau hanya sekedar jalan-jalan.

"Kamu tahu sendiri kan, kalau aku ini orangnya sibuk. Aku nggak pernah ada waktu untuk mengajakmu keluar hanya untuk makan-makan nggak jelas seperti ini," bantah Rivaldo.

Seketika sang ibu langsung menegurnya. "Nggak jelas bagaimana maksudnya? Kamu itu yang gak jelas! Seorang suami itu wajib untuk membahagiakan istrinya. Bukan hanya memberikan harta saja tapi memberikan kasih sayang yang utuh. Kalau kamu sibuk bekerja terus lantas Sampai kapan kamu bisa membahagiakan istri kamu," seru Tarisa membela Alya dan menyalahkan putranya. "Papa kamu aja yang sudah tua sering mengajak Mama nonton walaupun nggak makan di luar. Jangan sampai kamu kalah sama kamu. Yang tua aja masih ingin senang-senang kenapa yang muda malah diminta untuk mengurung diri di kamar, suami macam apaan itu?"

Alya semakin besar kepala saja. Mertuanya jauh lebih peduli padanya dibandingkan dengan anaknya sendiri. Kedatangan mertuanya cukup membuatnya bahagia. Awalnya dia takut kalau mertuanya itu galak dan tidak bisa menerimanya dengan baik, tapi nyatanya pemikirannya salah, justru mereka sangat baik dan menyayanginya.

"Alya kamu jangan mau kalau diminta untuk di rumah terus. Setidaknya seminggu dua kali kamu minta diajak keluar. Kalau dia nggak mau nurutin kamu, kamu langsung hubungi Mama. Kamu jangan terlalu nurut sama dia, itu orang memang sekeras batu, ingin hidup semaunya sendiri."

Tak ingin suasana semakin panas, Rivaldo memutuskan untuk diam. Apapun yang dikatakannya pasti tidak akan pernah benar di mata orang tuanya.

"Sayang! Kamu nggak makan  salmon?" tanya Tarisa menatap Alya yang hanya makan steak daging.

"Em ..., Aku nggak suka sama salmon, ma," jawab Alya.

"Kenapa kamu tidak suka sama salmon Alya? Ini sangat baik loh buat anak muda yang lagi reproduksi?"

Menurutnya, daging Salmon banyak mengandung omega 3, yang baik untuk otak. Selain itu, ikan Salmon juga banyak mengandung protein, vitamin B12, kalsium dan juga kalium.

'Hah? Reproduksi apaan? Mama ini aneh-aneh aja. Yang namanya orang nggak suka ya tetep nggak suka. Kecuali dikasih duit, nggak bakalan nolak, hihi.'

Dalam hati dia menggerutu. Seumur-umur belum pernah menikmati daging Salmon.

"Al! Mama rasa daging salmon itu cocok untuk perempuan yang baru menikah. Apalagi kalian kan, nanti juga bakalan punya anak. Nggak ada salahnya kalau kamu belajar buat memakan salmon. Lama-lama juga pasti enak kok."

Uhuk ... Uhuk ...

Seketika Rivaldo dan Alya tersedak saat meminum jus. Mereka berdua serempak saling bertatapan.

"Punya anak?"

Alya terbengong dengan bola matanya membulat menatap mertuanya.

"Iya. Punya anak. Memangnya kalian nggak ingin punya anak?" tanya Tarisa.

Rivaldo menimpali. "Ck! Ya mana bisa kita punya anak sekarang, ma! Alya kan masih sekolah. Dan aku nggak mau Alya putus sekolah karena buru-buru hamil," desis Rivaldo.

"Iya. Mama mengerti, kalau sekarang Alya masih sekolah. Tapi kan sebentar lagi juga mau lulusan. Benar kan, Al?" tanya Tarisa menoleh pada Alya.

Alya hanya mengangguk dan melempar senyuman getir. "Iya ma."

"Mama rasa nggak ada salahnya kalau kalian segera program kehamilan. Alya sendiri bukannya belajar di rumah. Nggak bakalan tahu kalau dia hamil."

'Astaga! Mama ini bener-bener ya? Bikin kepalaku pusing Mulu!'

Tarisa yang sudah ingin memiliki cucu, mengharapkan menantunya untuk segera memberinya momongan.

Rivaldo kurang suka dengan pendapat orang tuanya. Bahkan ia masih berpikir  kurang waras karena sudah menikahi bocah dibawah umur, apalagi berkeinginan untuk membuat anak dengannya.

"Kenapa kamu diam, Do? Apa kamu nggak ingin menuruti keinginan Mama?"

"Ya gimana ya? Bukannya aku nggak mau, tapi kan masalahnya Alya masih terlalu kecil. Dia masih sekolah. Jika dia hamil, nggak lucu Ma."

Tarisa mendengus. "Kurasa itu cuma alasanmu saja. Kalau Alya sekolahnya langsung di sekolahan, Mama nggak maksa kalian untuk segera punya anak. Tapi kalau Alya mengikuti daring di rumah, Mama rasa bisa kok," gerutu Tarisa.

Rivaldo bersikeras menolak keinginan orang tuanya. Ia juga yakin kalau Alya juga sependapat dengannya.

"Nggak bisa. Ma! Aku nggak ingin bersikap ceroboh seperti itu. Aku tidak ingin Alya tertekan hanya karena permintaan Mama. Dia juga butuh waktu buat berfikir. Punya anak itu nggak gampang, ma, masih banyak butuh banyak persiapan. Utamanya mental."

Rivaldo cukup tak nyaman didesak untuk segera memiliki momongan. Ia benar-benar belum siap. Kecuali jika dirinya sudah bisa jatuh cinta pada Alya, dan Alya juga memiliki perasaan yang sama terhadap dirinya.

"Iya, Mama mengerti, mama ini sudah tua dan pengalaman Mama jauh lebih besar daripada kamu. Tapi kan kalian juga harus belajar untuk menjadi dewasa. Kamu juga sudah dewasa, Do. Apa kamu nggak ingin segera punya keturunan? Mama ini sudah tua. Mama ingin sekali menimang cucu. Mama  suka iri sama ibu-ibu kompleks, kalau pagi mereka jalan-jalan dengan menggendong cucunya. Terus kapan Mama bisa seperti mereka?"

Tarisa dan Beni berharap, Rivaldo bisa berfikir lebih dewasa.

"Huft .... Ngaco!"

Rivaldo memasang mukanya manyun tak suka dengan cara berpikir orang tuanya.

Bukannya ia tidak menyukai kehadiran anak, dalam hidupnya. Tapi ia belum siap jika hatinya masih belum bisa terbuka untuk mencintai Alya.

Tatapan Tarisa beralih pada Alya yang tengah menunduk. Gadis itu kembali canggung dan tidak punya keberanian untuk bertatap muka dengan mertuanya.

"Alya! Bagaimana denganmu? Apa menurutmu Mama ini terlalu egois?" tanya Tarisa dengan menatapnya dalam-dalam.

Nyas!! Seketika Dada Alya seperti tersengat aliran listrik. Ketakutannya semakin menjadi-jadi. Apa yang harus dia katakan pada mertuanya, sedangkan ia tidak memiliki jawabannya.

Ia menoleh pada Rivaldo yang tengah membuang muka. Ia yakin Rivaldo tetap keukeh menolak permintaan orang tuanya.

"Ak ... Aku."

"Mama tahu kamu tidak bisa menjawabnya. Tapi Mama minta tolong. Tolong pertimbangan permintaan Mama ini dengan baik-baik."

"Mama hanya ingin cucu, keturunan dari Rivaldo. Karena di sini Rivaldo anak tertua Mama. Dan Mama rasa Rivaldo sudah cukup umur untuk memiliki keturunan."

Alya benar-benar dibuat bingung, ingin menolak, takut mertuanya bakalan sakit hati. Jika ia bilang iya, tentunya ia sendiri belum siap, apalagi suaminya yang kemungkinan besar juga tidak setuju.

"Duh Gusti, aku harus bilang apa sama Mama. Om galak juga nggak mau merespon. Aku benar-benar bingung ya Allah."

1
Ika Dw
oke👍
Gabutz
lanjuut
muna aprilia
lnjutt
muna aprilia
lnjut
weny aptini
semangat Alya.. /Kiss/
Ika Dw: haha ... makasih kak, 🤭😊 🥰
total 1 replies
Ika Dw
thank you ☺️☺️
Ika Dw
thanks kak🙏🤗
Ika Dw
haha .. bener 😁
Kanaya yasmine
Pedofil lebih tepat nya 😂😂
Kanaya yasmine
Anjaaayyy… applause 👏 buat loee
Kanaya yasmine
Deggg…bar bar jg loe alya🤭😆..gue suka gaya loe 💃🏻💃🏻
Ika Dw
tunggu sebentar kak, masih diketik 🙏🤗
Mustafik
lanjutannya mana tor
Isma Hany
episode nya gantung,gak ada sambungan nya
Yuno
Cerita ini keren banget, susah move on!
Ika Dw: terimakasih sudah mampir kak, selamat membaca🙏🤗
total 1 replies
Stefhany Anhai Rivera Maco
Karakter keren! 😍
Ika Dw: terimakasih sudah mampir kak, selamat membaca🙏🤗
total 1 replies
Ika Dw
Bab Awal sudah panas dingin, bagaimana kedepannya ya?? jadi penasaran, jangan takut sama suami galakmu Alya!! /Bye-Bye/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!