Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Sementara di kantor Adrian sedang di sibukkan dengan banyak nya berkas-berkas mengenai perusahaan miliknya.

"Tuan apa kau tidak kelelahan? Aturan nya kau istirahat saja biar, saya saja yang memeriksanya?" apa lagi nanti malam adalah hari special!" jawab Jeremy, yang heran melihat sahabat sekaligus bos nya di kantor.

"Apa kau tidak memiliki pekerjaan? Tanya Adrian tampa mengalihkan pandangan nya pada berkas yang di periksanya.

"Ada, cuman sudah selesai makan nya aku ingin membantumu!" jawab Jeremy

"Baiklah bantu aku memeriksa ini!" suru Adrian dan memberikan setumpuk berkas untuk di periksa dan berhasil membuat Jeremy membolakkan matanya.

"Apa apaan ini? Tanya heran Jeremy yang melihat setumpuk berkas untuk di periksanya.

"Kau bilang ingin membantuku? Jadi aku berikan saja semua nya pada mu! Apa kau keberatan?" tanya Adrian dengan senyum liciknya.

"Iya!" tapi tidak semuanya juga kali." gerutu Jeremy namun dia tetap mengambil setumpuk berkas dan langsung berjalan keluar menuju ruangan nya.

"Hahahahah dasar aneh? Tawa Adrian pun pecah saat melihat mimik wajah Jeremy yang menolak membantunya, tetapi tetap saja mengambil setumpuk berkas yang di berikan Adrian.

Tak berselang lama, ponsel milik Adrian pun berbunyi menandakan ada panggilan masuk." Dengan cepat Adrian mengambil ponsel miliknya dan melihat siapa yang sedang menghubunginya.

"Mama? Tanya Adrian dan segera menekan tombol berwarnah hijau.

"Halo ma? Jawab Adrian

"Halo sayang, jangan lupa nanti setelah pulang dari kantor langsung pulang ya? Jangan sampai telat, kamu kan ingat hari ini adalah hari penyambutan Perusahaan baru mu?" tanya nyonya Caroline

"Adrian ingat ko Ma," nanti Adrian dan Jeremy akan pulang tepat waktu!. Jawab Adrian dari seberang telepon.

"Ya sudah kalau begitu mama tutup telepon nya? Jawab nyonya Caroline dan langsung memutuskan panggilan secara sepihak.

Adrian pun kembali fokus pada pekerjaan nya.

******

Pukul 19:00 malam pun tiba, yang artinya acara penyambutan Perusahaan baru milik Adrian akan segera di mulai.

Para rekan bisnis Adrian semua sudah hadir dengan pakaian yang sangat mewah, mau itu pria atau wanita.

"Wah aku tak menyangka Tuan muda Pratama sangat lah kaya? Puji Siska dalam hatinya.

Adrian sudah datang dengan balutan jas senada dengan Jeremy, yang membuat dua orang pria itu sangat lah tampan. "Dan di gilai para wanita muda.

"Ya Tuhan apa kah aku sedang bermimpi? Melihat pangeran yang jelas-jelas nya hanya ada di dongeng?" tanya Monica yang melihat Adrian datang dengan tubuh gagahnya, dan memiliki tinggi 179 cm, membuat siapa saja akan mengejarnya.

"Apa kalian tidak bisa diam? Jawab ketus Yuni

"Hey Yun, apa kau sudah bosan dengan wajah tampan sahabat mu itu?" tanya Claudia, namun Yuni tidak menjawab sama sekali pertanyaan dari sahabat nya.

"Aku juga tak menyangka bahwa tuan muda Pratama memiliki rupa yang sangat tampan? bak seorang pangeran kerajaan?" puji Claudia.

"Ku harap aku bisa menjadi nyonya muda Pratama? Jawab Monica dan mendapat senyuman dari Claudia sahabat nya sekaligus rekan model nya.

"Aku ingin mendapat kan pria yang di samping Tuan Pratama? Jawab Claudia pada Monica sahabat nya.

"Hey bukan nya itu Siska? Tunjuk Claudia pada Yuni dan Monica saat melihat Siska datang sendiri.

"Wah ternyata si pelakor sudah datang? Jawab Monica dan langsung menghampiri Siska yang diam mematung menatap kagum pada Adrian.

"Upss sorry? Tadi gue gak sengaja, lagian pelakor ngapain sih datang ke mari?" ejek Monica dan Claudia.

"Akh.. Sialan?. Bentak Siksa saat minuman di tumpahkan di bagian dadanya.

"Heh yang sialan itu lo? Tunjuk Claudia pada Siska dan langsung mendorong tubuh Siska dengan sedikit kencang, Siska yang mendapat dorongan spontan pun tidak dapat menahan dorongan pada tubuhnya.

"Apa anda baik-baik saja? Tanya Adrian saat melihat Siska terdorong, dengan sigap Adrian langsung menolong Siska dengan menangkap tubuhnya yang hampir saja terjatuh.

"Terima kasih tuan muda? Jawab Siska pada Adrian yang sudah membantunya kembali berdiri.

"Ma'af kan sahabat saya Nona? Dengan cepat Yuni menarik ke dua sahabat nya itu menjauh dari Adrian, sementara itu Adrian menatap kagum pada wajah cantik Yuni, "yang sudah berubah namun tidak berubah dengan sifat cuek nya itu.

Dengan cepat Adrian langsung meninggalkan Siska yang diam mematung, dan sangat kesal dengan sikap dinginya Adrian.

"Kalian berdua bisa diam gak sih? Bentak Yuni pada kedua sahabat nya itu.

"Lo lihat sendirikan gimana centilnya dia natap pangeran kita? Jawab kesal Monica dan Claudia.

"Gue tau, tapi gak harus gitu juga kali?. Jawab lirih Yuni.

"Yuni?" panggil Adrian." dan mendapat senyuman dari Claudia dan Monica.

"Gue minta maaf atas semua yang terjadi? Ucap Yuni pada Adrian.

"Gila nih cowo nyata gak sih, atau ini hanya halusinasi gue ajah? Tanya Claudia dan mendapat cubitan dari Monika.

"Akh." pekik kesakitan Monica saat lengan nya di cubit Claudia.

"Lo apa-apa an sih? Marah Monica, pada Claudia.

"Apa kita bisa bicara sebentar? Tanya Adrian, sebelum Yuni menjawab pertanyaan dari Adrian Jeremy langsung memanggil Adrian.

"Dari tadi gue cariin lo, ternyata di sini? Tanya Jeremy yang tidak sadar dengan Yuni yang ada di depan nya.

"Tante nyariin lo Adrian, ayo kita temui Tante? Ajak Jeremy dan langsung menarik Adrian secara paksa.

"Kenapa lo diam ajah Yun? Kenapa gak jawab pertanyaan Adrian?" tanya kesal Claudia saat sahabat baik nya itu tidak meladeni Adrian.

"Aku mau pulang!" jawab Yuni dan segera berjalan pergi menuju pintu keluar.

"Tungguin kita dong? Dengan mengejar Yuni, Claudia dan Monica segera menyusul sahabat nya itu.

Tak sengaja Bram menabrak Yuni, saat melewati pintu keluar.

"Akh.." teriak kesal Yuni pada Bram yang sudah berani menabrak nya, sampai ingin terjatuh.

"Ma'af nona? Ucap Bram, namun Yuni tidak perduli dan langsung meninggalkan acara pesta malam ini.

"Sudah ayo kita temui Nyonya Caroline dan putranya? Jawab nyonya Silvi dan langsung menarik lengan Bram.

"Hy jeng Caroline? Sapa nyonya Silvi dan langsung memeluk tubuh sahabatnya itu.

"Hy juga Jeng Silvi? Dengan saling berpelukan seakan tak pernah bertemu.

"Selamat atas perusahaan barunya tuan muda Adrian? Jawab Bram dan mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan pada Adrian, dengan cepat Adrian menerima uluran tangan dari Bram.

"Terima kasih!" ucap Adrian