NovelToon NovelToon
Istri Seharga 2 Miliar

Istri Seharga 2 Miliar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / Selingkuh / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:29.4k
Nilai: 5
Nama Author: Biqllyn

Bagaimana perasaanmu, jika kau berada di atas kasur bersama suami yang belum pernah kau temui selama 2 tahun? Atau mungkin akan menjadi calon mantan suami?

Jovicca menghabiskan satu malam panas dengan suaminya, ini adalah pertemuan pertama mereka setelah menikah selama 2 tahun. Tetapi yang mengetahui hubungan itu cuma Jovi tidak dengan Alvian. Pria itu hanya menganggap Jovicca wanita malam yang harus memuaskan nafsunya.

Hal itu membuat Jovicca yakin untuk berpisah dengan suaminya. Dia mengetahui Alvian sangat menentang pernikahan ini. Kalau bukan karena paksaan dari kakek Alvian, pria itu enggan untuk menikahinya. Setelah kakek meninggal, Alvian bersikeras ingin bercerai dengan Jovicca.

Saat Jovicca menyetujui keinginan pria itu untuk perceraian, Alvian malah mempertahankan pernikahan mereka.

***
“Saya tidak ingin bercerai.”

“Apa maksudmu? Bukankah kau yang selalu memaksa untuk berpisah denganku?”

“Saya batalkan.”

“Aku tau kamu udah siapin surat perceraian."

"Saya bakar."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biqllyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Renata mengelus kepala Alvian dan tersenyum menatap putranya. "Besok Mama mau bicara sama kamu, sebelum kamu berangkat ke kantor temui mama ya."

Alvian hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan, Renata berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah meninggal anaknya sendiri di taman belakang.

Alvian mengangkat lagi ponsel Jovicca dan mengaktifkan lagi suaranya. "Chesy, kamu masih di situ?"

"Iya, aku masih ngerjain dokumen buat meeting besok. Dikit lagi selesai. Kamu tadi kenapa?" Xellan balik bertanya, dia bingung kenapa pria ini tiba-tiba membisukan panggilan telepon mereka. Tidak biasanya.

"Gak ada apa-apa. Hidupkan kameranya boleh?" tanya Alvian hati-hati.

Xellan tidak membalas pertanyaan pria itu, melainkan langsung menghidupkan kamera ponselnya. Meletakkan benda persegi panjang itu di hadapannya.

Merasakan handphone yang dia pegang bergetar, Alvian menjauhkan ponsel itu dari telinganya dan melihat kalau Xellan mengalihkan telepon mereka menjadi video call. Pria itu terlihat tersenyum dan langsung menerima panggilan video call dari wanita yang dia cintai itu.

Hal yang pertama dia lihat adalah wajah serius Xellan yang sedang mengerjakan tugasnya di depan laptop. Alvian diam, dia hanya memperhatikan setiap inci wajah wanita di balik layar ponselnya.

Jika di perhatian lagi, wajah itu tidak banyak berubah sejak sembilan belas tahun yang lalu. Wajah cantik dan manis dalam waktu bersamaan.

"Aku tahu, aku cantik. Gak usah terlalu di perjelas dari cara kamu melihatku," ucap Xellan saat mengetahui pria di seberang sana tengah asik melihat wajah seriusnya dalam mengerjakan dokumen yang akan di gunakannya untuk meeting besok.

Alvian tertawa kecil karena mendengar perkataan Xellan. Memang wanita ini sangat blak-blakan. Berbeda seperti wanita lain yang malu-malu gak jelas.

Tepat jam sebelas malam, kerjaan Xellan telah selesai. Sekarang wanita itu sedang merenggangkan badannya yang terasa kaku.

"Kamu belum mengantuk?" tanya Xellan saat menyadari lelaki di seberang telepon masih saja setia memperhatikan setiap pergerakannya.

"Aku belum mengantuk."

Terlihat Xellan menaikkan sebelah alisnya. "Kamu belum mengantuk apa memang sengaja tidak tidur karena aku?"

Alvian menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku memang belum mengantuk. Apa boleh kita seperti ini sampai pagi?"

Kali ini giliran Xellan yang menggelengkan kepalanya. Wanita itu tidak ingin Jovicca memergokinya tengah video call dengan Alvian. Bagaimanapun juga, Xellan tidak ingin Jovicca tahu perihal hubungannya dengan Alvian.

"Enggak, nanti Jovicca tahu gimana? Aku masih gak mau Jovicca tahu ya, Al," balas Xellan dengan gelengan kepala.

Alvian menghela nafasnya, mau tidak mau dia harus menuruti perkataan Xellan. Dia tidak ingin hubungannya dengan Xellan harus merenggang lagi karena keegoisan dia.

"Temenin aku ngobrol sebentar aja, boleh ya?" Xellan tersenyum lembut dan menganggukkan kepalanya sebagai balasan.

Mereka berdua asik berbicara satu sama lain, tapi tidak lama karena Alvian juga tidak ingin wanita itu tidur terlalu larut. Besok dia harus bekerja dan tadi katanya besok Xellan menghadiri meeting pagi hari. Dengan terpaksa Alvian harus mengakhiri panggilan telepon mereka.

"Udah jam setengah dua belas malam, kamu tidur gih. Takutnya besok bangun telat," ujar Alvian dengan senyuman di wajahnya.

Xellan mengangguk pertanda wanita itu menyetujui perkataan Alvian. "Yaudah aku tutup ya teleponnya. Makasi udah nemenin aku selesaiin tugas."

Alvian mengangguk dan tidak lama wajah Xellan cantik di ganti dengan wallpaper yang digunakan Jovicca. Cukup lama pria itu memandangi wallpaper Jovicca, karena di situ ada dua wajah wanita yang sedang tersenyum bahagia. Tetapi fokusnya hanya ke foto Xellan.

Chesy, makasi udah beri aku kesempatan.

Alvian berdiri dari duduknya, pria itu berjalan menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya. Dia akan tidur dengan wajah yang ceria malam ini.

Alvian masuk ke kamarnya dan langsung meletakkan ponsel Jovicca di tempat yang sama saat dia mengambilnya. Lalu Alvian berjalan ke sofa menyusun semua laptop dan susunan berkasnya. Terus pria itu berbaring di atas sofa, mencoba untuk tidur.

***

Sejak teleponnya dengan Alvian mati. Xellan sama sekali tidak bisa tidur. Wanita itu sibuk memikirkan tentang hubungannya dengan Alvian. Di satu sisi dia tidak ingin Jovicca tahu, tetapi di sisi lain dia juga tidak mau Jovicca marah kepadanya karena menutupi hal ini.

Jovicca maafkan aku. Sudah cukup selama ini aku diam. Untuk sekarang aku gak bisa terus mengalah. Sekali lagi maafkan aku.

Xellan bangkit dan mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.

"Hallo, ada apa?" Terdengar suara berat cowok dari seberang telepon. Kelihatannya pria itu terbangun karena suara telepon dari Xellan.

"Besok apakah kau sibuk?"

"Tidak."

"Besok kita bisa bertemu di cafe biasa."

"Astaga, apakah gak bisa mengirim pesan saja? Tidak harus menelepon. Sangat menganggu," balas pria itu dengan nada kesal. Siapa yang tidak kesal jika tidurnya di ganggu?

Karena tidak ingin mendapat masalah, Xellan langsung mematikan teleponnya sepihak. Dia mencoba untuk tidur, besok aktivitasnya sangat padat.

*

*

Terimakasih sudah mampir. 🥰

Jangan lupa like dan comment… ✨💞

1
Rey
hahaha 😆
Anonymous
Maksudnya si Xellan nih lesbong apa gmn sih ?
Biqllyn: Xellan lesbiola
Biqllyn: Iya kakak ^•^
total 2 replies
marrydianaa26
màmpir sampai sini dulu y thor, nanti lanjut lagii😁
Biqllyn
Terimakasih kakak
marrydianaa26
mampir thor, mampir juga di karya aku (Suamiku Preman)
suka menulis
saya akan baca cerita nya pelan setiap partnya
suka menulis
saya sudah mampir di cerita kakak, cerita kakak sangat bagus kali
Rey
Veron milih amannya aja😁
Biqllyn: Anaknya gak suka ribet
total 1 replies
Rey
rencana apa yang di maksud Xellan?
semakin menarik 🤗
Rey
Alvian jujur aja alasanmu gak mau cerai, karena terlanjur cinta sama Jovicca 😁
Biqllyn: Biasalah cowo /Shhh/
Rey: tapi kebanyakan gengsi 😄
total 3 replies
marrydianaa26
mampir thor, mampir juga di karya aku (Suamiku Preman)😅
Biqllyn: Baik kakak, terimakasih yaa
total 1 replies
Rey
hai kak aku mampir 🤗.
ayo saling mendukung kak, saling membaca setiap part'nya, saling berbalas like serta komen 🤗
Rey: kembali kasih kak🤗
Biqllyn: Baik kakak, terimakasih yaa
total 2 replies
Linechoco
Sudah baca lima kali tapi tetap tergila-gila sama cerita ini ❤️
Biqllyn: Terimakasih kakak sudah baca ceritaku, ditunggu update selanjutnya yaa ^•^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!